Halaman

Sabtu, 27 Juli 2013

Wanita Perlu Belajar Beladiri Praktis

STEREOTIP terhadap perempuan masih saja terpelihara, bahwa perempuan lemah dan harus berada dalam perlindungan orang lain. Ketidakberdayaan perempuan ini kemudian membuat posisinya semakin subordinan.


Inilah sebab mengapa diskriminasi dan kekerasan dengan perempuan sebagai korban terus saja terjadi. Kondisi inilah yang melatari keberadaan banyak bermunculan seni beladiri terapan praktis untuk perempuan.
Wadah seperti ini membantu membangun kepercayaan diri perempuan  untuk melindungi dirinya sendiri, menjadi sosok kuat dan lebih berdaya.

Olahraga bela diri identik dengan benturan fisik dan biasanya ditekuni oleh para pria. Karena itu ada yang menganggap perempuan kurang layak dengan olahraga beladiri yang dekat dengan kekerasan.

Lalu apakah perempuan terbatas memilih atau menekuni olahraga beladiri?

Tidak juga, karena ada beberapa seni bela diri yang memang dikhususkan bagi perempuan. Walaupun tak sedikit perempuan yang memang sengaja belajar bela diri. 

Setiap tahunnya, jumlah perempuan korban kekerasan maupun bentuk kekerasan semakin terkuak. Catatan tahunan kekerasan terhadap perempuan (Catahu KtP) dari Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) bisa menjadi rujukan.

Sepanjang 2010, terdapat 105.103 kasus kekerasan terhadap perempuan. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan angka kekerasan terhadap perempuan pada 2009. Pada 2009 tercatat 143.000 kasus kekerasan terhadap perempuan, yang naik 243 persen dari 2008.

Jumlah kekerasan berkurang pada 2010, namun ini tak menandakan hal positif. Ada berbagai macam penindasan yang dialami perempuan. Di ranah publik, perempuan menghadapi kekerasan seksual, antara lain dalam tindak perkosaan, percobaan perkosaan, pencabulan, dan pelecehan seksual. Sedangkan di ranah personal, terjadi kasus kekerasan terhadap istri, kekasih, dan anak perempuan.

Banyak orang gelisah dengan kondisi perempuan yang terlemahkan ini, terutama para orangtua. Perasaan khawatir semakin tinggi saat harus melepas anak perempuan menjalani berbagai aktivitas di luar rumah.


Untuk kebutuhan itu, olahraga Taekwondo dan Muay Thai merupakan pilihan bagi para wanita yang tak takut dengan olahraga keras.

Taekwondo tak hanya sebagai alat untuk menjaga diri, tapi juga bisa membangun otot yang kuat, terutama di bagian kaki.

Sementara Muay Thai, beladiri asal Thailand ini memang tergolong brutal dan agresif. Olahraga ini sedang naik daun dan banyak perempuan yang mempelajarinya.

Seni beladiri ini memadukan tempo cepat dan kontak fisik yang begitu menguras tenaga fisik. Namun karakter inilah yang memikat orang-orang yang menekuninya. 


Ronda pamer otot bisep saat timbang badan.
Selain dua olahraga keras itu, lalu ada Women's Self Defense (WSD). WSD, sesuai namanya, memang untuk perempuan. Bukan hanya sebatas teknik atau jurus beladiri, peserta juga diajarkan untuk berolahraga agar memiliki stamina dan pikiran yang baik.

WSD juga mengasah kemampuan naluri perempuan dalam mencium kejahatan yang mendekatinya. Modal utama dari WSD adalah otak. Jadi perempuan dilatih untuk dapat berpikir jernih meski dalam keadaan terdesak. 


Jenis WSD ada bermacam-macam. Salah satunya Kushin Ryu (WSDK). Program pelatihan beladiri praktis WSDK dikemas agar para perempuan dari berbagai strata usia bisa menerima pelatihan dengan sangat mudah.

Teknik yang diberikan adalah teknik-teknik yang sangat mudah namun mematikan. Dirancang khusus agar perempuan dalam upaya memberi daya kejut kepada para pelaku, sehingga mampu menghindari kondisi yang lebih buruk.

"Jadi WSDK ingin memberikan pengetahuan terhadap perempuan seluas-luasnya mengenai bela diri praktis sebagai benteng pertahanan diri,” kata Eko Hendrawan, salah satu instruktur olahraga WSDK.

Kemudian masih ada Kempo yang juga layak digeluti perempuan. Seni bela diri asal dari Jepang ini lebih menekankan pada gerakan halus. Awalnya Kempo merupakan seni beladiri yang dipelajari oleh para Biksu, karena erat dengan kepercayaan Budha. Maka para pengguna Kempo tidak dianjurkan untuk menyerang terlebih dulu. Prinsip ‘bertahan’ dan ‘bela diri’ sangat dipegang oleh olahraga yang banyak dipertandingkan di tingkat nasional dan internasional ini. 

Lalu satu lagi beladiri asal Jepang, Aikido. Aikido juga merupakan bela diri yang terlihat nyaris tanpa kekerasan.  

Dalam Aikido nyaris tidak diajarkan menyerang lawan dengan kekerasan. Yang ada hanyalah bertahan dengan memanfaatkan energi lawan untuk melemahkan mereka. Beladiri ini cocok untuk perempuan yang tidak menyukai kekerasan dan hanya ingin menyelamatkan diri dari serangan lawan. Pertahanannya dengan cara mengunci dan melempar lawan melalui energi yang dikeluarkan oleh si penyerang. 



Olahraga yang mirip dengan Aikido adalah pencak silat. Beladiri ini melatih kemampuan mengelak serta memanfaatkan kekuatan lawan untuk melumpuhkan. Gerakannya pun tidak keras, dalam arti pemanfaatan fisik yang berlebihan atau adu kontak fisik.

Agar menguasai materi beladiri, perempuan dari berbagai kalangan mengikuti pelatihan yang dilakukan empat kali dalam satu bulan. Latihan rutin mulai level dasar, menengah, hingga level teratas (advance), perempuan terbangun kepercayaan dan keberanian dirinya.

Perempuan, yang sehari-hari bekerja sebagai staf hubungan masyarakat dan protokol Gubernur Jawa Barat, ini, menjelaskan perempuan bisa menyenjatai dirinya dengan anggota tubuh, aksesori yang dipakai, juga perlengkapan harian yang selalu dibawa dalam tas.

Dengan kata lain, high heel yang Anda kenakan bisa menjadi senjata membela diri. Payung, lipstik, pensil alis, dan kartu ATM pun bisa menjadi alat membela diri. Kebiasaan perempuan memelihara kuku juga bisa menjadi senjata ampuh. Tentunya ada sejumlah gerakan yang perlu dilatih untuk menjadikan anggota tubuh ataupun aksesori perempuan untuk membela diri.

Dengan memelajari gerakan praktis bela diri, perempuan merasa percaya diri bersikap karena juga memiliki bekal ilmu untuk melindungi dirinya.
Upaya bela diri oleh perempuan juga mengurangi tindakan kejahatan terhadap perempuan, bahkan risiko kematian.



Perempuan juga perlu tahu, bahwa ada beberapa bagian dari tubuhnya yang bisa dimanfaatkan untuk membela diri, atau menyerang pengganggunya. Personal trainer dan pemegang sabuk hitam karate, Jennifer Cassetta, menciptakan Stiletto and Self Defense. Workshop-nya ini mengajarkan perempuan modern untuk menghindari situasi berbahaya, menjadi lebih waspada dan percaya diri, bahkan menyerang balik bila diperlukan. Ia memaparkan lima bagian tubuh perempuan yang bisa dijadikan senjata untuk menyerang lawan.

1. Kaki
Gunanya adalah untuk berlari. Jika Anda mendapati diri Anda berada dalam situasi berbahaya, tak perlu langsung berusaha melawan. Pertahanan diri pertama yang bisa Anda lakukan adalah berlari untuk meminta bantuan.

2. Suara
Berteriaklah pada si pengganggu, bila mungkin sumpahi saja dia. Karena teriakan dan sumpah serapah akan membuat penyerang Anda sadar bahwa ia tidak bisa memperlakukan Anda sembarangan. Suara Anda akan menjadi senjata yang ampuh jika digunakan dengan benar, misalnya untuk menarik perhatian orang lain. Tetapi perhatikan cara Anda berteriak. Jangan berteriak dengan suara dari tenggorokan, karena Anda bisa kehilangan suara justru saat Anda membutuhkannya. Tarik suara dari dalam perut.

3. Lutut
Jika Anda tak mampu berlari karena posisi si penyerang sudah keburu dekat dengan Anda, gunakan senjata mematikan yang ada di tubuh Anda ini. Lutut bisa digunakan untuk menendang selangkangan si pengacau. Paling tidak, dia akan langsung terkapar sehingga memberi kesempatan pada Anda untuk melarikan diri. Bila ia masih berusaha menyerang, Anda bisa melancarkan gerakan lain.

4. Siku
Siku juga merupakan senjata untuk serangan jarak dekat. Gunakan siku Anda untuk menyerang dagu, kepala, perut, atau selangkangan juga. Hal ini dimungkinkan karena siku kita terbuat dari tulang-tulang yang padat, dan dapat melukai penyerang Anda. Ketika diserang dari depan, sikutkan tangan Anda ke samping kepalanya, wajah, atau dagu sehingga kepalanya terdongak ke atas. Jika pengganggu itu menarik Anda dari belakang, sikut ulu hatinya untuk membuatnya KO. Atau, sasarkan saja pada area selangkangannya.

5. Jari-jari tangan
Bila posisi Anda dalam cengkeraman si penyerang, dan kepalanya cukup dekat dengan Anda, tikam dengan jari-jari Anda. Gunakan kuku Anda untuk mencolok matanya. Ibu jari juga bisa berfungsi dengan baik, yaitu untuk mendorong kepalanya ke belakang. Dengan demikian, area tubuhnya yang lagi terbuka, dan memungkinkan Anda untuk melonggarkan cengkeramannya. Selanjutnya, segeralah melarikan diri.





Ada beberapa alat beladiri praktis yang dapat kita gunakan, dari yang murah sampai yang mahal.

1. Semprotan merica atau air cabe [efektif untuk jarak dekat]
Untuk menggunakan ini, anda ga perlu punya sabuk hitam (tingkat tertinggi) di beladiri tertentu. Cukup siapkan air, serbuk lada/merica atau bisa juga cabe rawit (biar mantep), dan terakhir adalah botol semprot bekas yang kecil biar gampang dibawa. Ga usah pake botol trika yang segede gaban. Emangnye mau nyiram kebon?

Rebuslah serbuk lada/merica hingga mendidih. Kalo pake cabe rawit, tumbuk dulu cabenya dan rebus hingga mendidih. Dosis lada/merica/cabenya terserah anda saja. Kalo mau marem di mata, buatlah konsentrasi larutan yang lebih banyak “rasa pedas dan pedihnya”. Setelah selesai, masukkan larutan “laknat dan terkutuk” itu ke dalam botol semprot. Usahakan ampas dan biji cabe tidak ikut masuk ke dalam botol agar senjata semprot buatan kita tidak macet.
 Usahakan ampas dan biji cabe tidak ikut masuk ke dalam botol agar senjata semprot buatan kita tidak macet.
Untuk para akhwat dan ummahat, saya sangat merekomendasikan senjata ini karena tidak memerlukan keahlian khusus dalam menggunakannya.



Contoh penggunaan:
Jika anda ditodong, ngibul aja dulu ke penodong, bilang “oom… ane mo ambil dompet dulu,” atau “kak… ane ambil dulu duitnya.” sambil pura-pura sibuk merogoh tas.

Kemudian, ujug-ujug ambil botol dan arahkan saja ke mata penodong. Tanpa buang waktu, SEMPROOOOTTT dan KABUUUUURRR!!!! Hilangkan rasa kasihan ketika melihat si pelaku menjerit kesakitan dan menangis darah.

2. Jarum pentul
Benda kecil ini sering menyertai muslimah berkerudung/berjilbab yang bentuk jilbabnya kayak kain taplak meja *no offense*. Namun tentunya jarang dipake kalo user menggunakan jilbab instan. Tapi ya, buat jaga-jaga, bawa aja jarum pentul dan letakkan di tempat yang mudah di jangkau. Benda ini cocok untuk pelaku pelecehan seksual yang suka nempel ‘n nowel-nowel di kendaraan umum. JROOOT!!! Emang bocor alus sih… tapi yakinlah. Pria nakal itu pasti akan berteriak kegirangan eh.. kesakitan.







3. Bolpen pilot
Benda seharga di bawah lima ribuan yang sering dibawa oleh pelajar dan mahasiswa ini fungsinya sama dengan jarum pentul yang buat nusuk-nusuk. Cuma alat ini nantinya akan bikin lobang lebih besar dan lebih muantap dibanding jarum pentul. Apalagi kalo sampe nancep. *hiiiyyyy*



4. Ikat pinggang *opsional*
Bisa jadi semacam cambuk. Apalagi yang kepalanya kepala besi. Lumayan untuk bikin stempel ke muka pengganggu.



5. Buku SOBOTTA, kamus bahasa inggris, atau buku lain yang tebal dan bersampul hardcover.
Bisa digunakan untuk menggebuk lawan yang sudah lumpuh setelah disemprot pake semprotan cabe. Gebuglah ke arah wajah.



6. Setrum listrik
Fungsinya sama lah dengan bolpen pilot dan jarum pentul yang berfungsi untuk mengejutkan. Hanya saja, alat ini akan berefek lebih dua jempol, karena bisa bikin penjahat jadi semaput. Coba saja tempel di tengkuk dan nyalakan. Harganya sekitar dua ratus ribu sampai lima ratus ribu.

7. DOA
Berdoalah kepada Allah supaya dijauhkan dari sesuatu hal yang membahayakan diri kita sekalipun kita sudah bersiap siaga. Semoga Allah ta’ala menyelamatkan kita semua.





BERSIAP SIAGA dan BERTAWAKKAL
Insya Allah selamat.

————————
Minggirlah minggirlah minggirlah
Pasukan muslimah mau lewat
Jangan coba halangi jangan coba rintangi
Kalau tidak… anda patah kaki…
Tapi menurut saya, lebih baik lagi jika anda meluangkan waktu untuk berlatih beladiri. Dengan begitu, anda tidak hanya bisa melakukan tindakan pertahanan. Tapi juga tindakan serangan sebagai usaha perlindungan dan daya gertak. Karena sesuai dengan semangat KOPASSUS: ”Kami bukan hebat, tapi kami terlatih.”

akhwat tangguh-788802




Testimonial :

“Perempuan harus bergerak, mendorong dirinya untuk mengembangkan diri dan memberdayakan kekuatan besarnya yang tersembunyi. Kekuatan itu harus diolah,” Sofyan, penyandang DAN VI Karatedo-Jujitsu Int mengutarakan dalam buku WSDK, Tubuhku, Senjataku.

“Saat gelagat aneh mulai dirasakan dari pria yang berdiri persis di belakang Anda misalnya, high heel bisa digunakan untuk menginjak pelaku. Jika tak menggunakan high heel, pinggul juga bisa menjadi senjata.
Berbagai gerakan praktis menggunakan anggota tubuh bisa membantu perempuan membela diri meski dalam tempat sempit seperti bus. Pelatihan di beberapa dojang beladiri praktis membantu perempuan menyelamatkan dirinya dari pelecehan seksual, pencopetan, atau perampokan. Bela diri praktis membuat perempuan lebih berani mengambil sikap,” jelas Lia.

Berlatih bela diri praktis juga menumbuhkan keberanian perempuan untuk bersikap dan bersuara. Sebenarnya, saat posisi terjepit, perempuan ingin bersikap namun tak punya keberanian atau bekal pengetahuan mengenai apa yang sebaiknya dilakukan, kata Lia.

“Tubuhku senjataku, ini bermakna seluruh bagian tubuh perempuan bisa menjadi senjata untuk membela dirinya saat merasa terancam. Dari kepala hingga kaki semua bisa digunakan perempuan untuk membela diri. Gerakan praktis menggunakan seluruh anggota tubuh inilah yang dilatih di WSDK. Banyak perempuan anggota yang mengaku merasa lebih percaya diri usai berlatih, keberanian menjadi timbul dalam diri mereka. Saya sendiri pun merasakan, dengan sering berlatih bela diri, kita menjadi lebih berani dan percaya diri karena merasa punya bekal membela diri,” tutur Lia, mantan atlet karate peraih juara tiga kejuaraan karate dunia pada 1997 lalu.

“Saat memiliki keterampilan bela diri praktis, perempuan merasa lebih berani bersikap. Meski begitu kemahiran bela diri jangan diumbar begitu saja. Saat posisi terjepit, lakukan tahapan tadi, yakni utarakan dengan tatapan bahwa Anda tidak nyaman dan tidak suka dengan perlakuan si pelaku. Lalu jika tatapan tak mempan, ungkapkan dengan perkataan. Saat kedua cara ini masih juga tak digubris, lakukan gerakan bela diri yang memberikan efek kejut pada pelaku. Jika ada kesempatan lari, usai memberikan efek kejut, lari lah mencari bantuan,” jelas Lia.



Sebaliknya, tanpa dibekali ilmu bela diri banyak perempuan yang merasa takut saat berada dalam posisi terjepit. “Saat perasaan takut menguasai diri, tenaga semakin habis. Sementara, ketika kita berani, adrenalin semakin tinggi. Keberanian inilah yang membuat perempuan bisa menyelamatkan dan melindungi dirinya. Keberanian ini terpupuk saat berlatih bela diri praktis,” lanjutnya.

 “Bela diri praktis untuk perempuan lebih kepada shock therapy kepada pelaku. Tujuannya untuk mencegah pelaku berbuat hal yang lebih membahayakan perempuan korban. Langkah pencegahan ini memberikan kesempatan kepada perempuan korban untuk melepaskan diri dari bahaya, dan lari jika memungkinkan kondisinya. Perempuan jangan hanya diam, karena jika diam, pelaku akan jauh lebih berani bertindak,” tegas Lia.

“Remaja puteri hingga TKW perlu dibekali ilmu bela diri praktis seperti ini agar mereka mampu melindungi dan menyelamatkan diri dalam keadaan tak aman,” tandasnya.



 sumber : Internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar