Halaman

Sabtu, 13 Juli 2013

Tragedi WTC Fitnah Zionis untuk dunia Muslim

MERDEKA.COM. 11 September 2012. Keterlibatan Mossad (dinas rahasia luar negeri Israel) dalam serangan 11 September 2001 yang meruntuhkan menara kembar World Trade Center di Kota New York, Amerika Serikat, kian terbuka. Insiden itu menewaskan sedikitnya 2.970 orang.


Menurut sebuah artikel dilansir mingguan the American Free Press tiga tahun lalu, sepupu dari pembajak pesawat dalam serangan 11 September 2001, Ziad al-Jarrah, merupakan agen Mossad.

Surat kabar the New York Times pun menyebutkan sepupu Ziad, Ali al-Jarrah, yang berkebangsaan Libanon telah bekerja dengan Mossad selama dua dekade. Ali mengakui tugasnya memata-matai kelompok-kelompok pejuang Palestina dan Hizbullah di Libanon sejak 1983.

“Salah satu sepupu Ziad, Ali al-Jarrah, merupakan satu dari 19 pembajak yang melakukan serangan 11 September 2001,” tulis koran itu. Ziad lebih tua 20 tahun ketimbang Ali. Mereka berupaya menutupi kalau saling mengenal untuk menutupi penyamaran Ali.

Fakta ini memunculkan dugaan Mossad memang sengaja merekrut para pelaku serangan 11 September 2001 dari kalangan muslim. Keterlibatan Mossad, menurut the New York Times, dapat dilihat dari lima warga Israel yang menari dan bersorak kegirangan saat menyaksikan tragedi itu. Kelima orang itu sempat ditahan 71 hari sebelum dibebaskan secara rahasia lantaran mereka agen Mossad.

Mengutip dua mantan agen intelijen Amerika CIA, majalah Forward melaporkan setidaknya dua dari lima orang Israel itu adalah anggota pengintai dari Mossad. “Tidak ada pemeriksaan tapi (perintah penghentian penyelidikan) datang dari Gedung Putih,” tulis mingguan itu.

Bekas Perdana Menteri Italia Francesco Cossiga pernah menyatakan keheranannya lantaran tidak ada satu pun dari 3.000 orang Israel yang bekerja di sana masuk pada hari kejadian. Komentarnya itu diperkuat oleh pelbagai laporan yang menyebutkan dua jam sebelum serangan, Odigo, perusahaan telekomunikasi Israel, menerima peringatan melalui pesan pendek.

Lantas Odigo meneruskan pesan itu kepada seluruh warga Israel yang bekerja di menara kembar WTC untuk tidak masuk. Kantor pusat Odigo hanya dua blok dari lokasi kejadian.

Mossad juga diyakini terlibat pengeboman pertama menara kembar WTC pada 1993. Pada 3 Agustus tahun itu, reporter investigasi Robert I Friedman menulis dalam The Village Voice bahwa Ahmad Ajaj, 27 tahun, merupakan agen Mossad. Pria asal Tepi Barat itu didakwa merencanakan pengeboman itu.

Ia ditangkap bersama Ramzi Ahmad Yusuf di Bandar Udara John Fitzgerald Kennedy, New York, 1 September 1992 setelah terbang dari Peshawar, Pakistan. Ajaj membawa paspor palsu Swedia dan buku cara merakit bom. Ia divonis enam bulan pada hari serangan, 26 Februari 1993.

Ramzi, salah satu tokoh kuci pada pengeboman pertama WTC, merupakan keponakan Syekh Muhammad yang dipercayai pemerintah Amerika sebagai dalang serangan 11 September 2001. Jauh sebelum insiden itu terjadi, banyak tokoh Islam meyakini Ramzi dan Syekh Muhammad bekerja bagi Mossad.

Menurut Firedman, Ajaj direkrut Mossad saat ditahan di Israel lantaran memalsukan dolar Amerika. “Selama dipenjara, Mossad merekrut dia, kata sumber-sumber intelijen Israel,” tulis Friedman. Ia hanya menjalani hukuman setahun dari vonis dua tahun penjara.

Israel berusaha menampilkan Ajaj sebagai pejuang garis keras Palestina. Tentara Israel menangkap kembali dia dengan tudingan menyelundupkan senjata ke Tepi Barat buat Fatah. Ia lantas dideportasi. Semua ini memang sudah diatur. Mossad menugaskan Ajjaj menyusup ke kelompok-kelompok pejuang Palestina dan Hizbullah di luar negeri.

Meski Badan Penyelidik Pusat Amerika (FBI) menyatakan Ajaj sebagai teroris intifadah senior dan terkait kelompok Hamas, Kol Ha’ir menyatakan ia tidak pernah terlibat dalam intifadah. Apalagi menjadi anggota Hamas atau aktif di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Menurut majalah berbahasa Ibrani paling disegani itu, Ajaj hanyalah penjahat biasa.
(Reporter Faisal Assegaf).

11 Fakta Menarik dan Misterius Dari Peristiwa 9/11 



Gambar: 911review.org
Di hari ini, tepat 11 tahun yang lalu terjadi sebuah peristiwa yang dianggap sebagai aksi teroris terbesar sepanjang sejarah. Di hari ini menara kembar World Trade Center di New York, Amerika Serikat runtuh setelah diterjang oleh pesawat yang dibajak oleh teroris dan menewaskan ribuan orang yang ada di sana.
Berbagai hal, mulai dari kontroversi, spekulasi, misteri, dan konspirasi muncul dari peristiwa ini. Ada orang yang berduka dan mengutuk serangan itu, ada pula menganggap peristiwa itu sebagai sebuah rekayasa. Apapun pendapat orang, semua itu tidak akan mengubah sejarah yang telah terjadi. Tanpa disadari, peristiwa 9/11 telah mengubah dunia yang kita tinggali dan orang-orang yang ada di dalamnya.

Untuk mengenang tragedi WTC 11 September 2001 lalu, redaksi mizan.com menyajikan 11 hal menarik yang berhubungan dengan peristiwa tersebut.

Bukan pesawat yang meruntuhkan WTC
Salah satu teori konspirasi yang paling terkenal adalah bahwa bukan serangan pesawat yang menyebabkan menara kembar itu rata dengan tanah. Sebabnya, runtuhnya WTC sangat mirip dengan peruntuhan gedung dengan menggunakan bahan peledak. Banyak arsitek dan ilmuwan yang juga meragukan hal tersebut dan mengatakan bahwa bahan bakar pesawat tidak akan sanggup untuk menciptakan panas yang sedemikian rupa hingga mampu melelehkan konstruksi besi di bangunan itu. Selain itu, beberapa saksi mata juga mengaku mendengar bunyi letusan di dalam bangunan ketika mereka hendak menyelamatkan diri.

Kebakaran di area WTC berlangsung selama 3 bulan
Atau lebih tepatnya butuh 99 hari untuk memadamkan api di Ground Zero hingga tuntas. Api pertama yang muncul pada 11 September pukul 8.46 ketika pesawat pertama menabrak Menara Utara baru bisa dipadamkan pada 19 September 2001.

Jumlah kecelakaan mobil meningkat setelah WTC
Tampaknya banyak orang yang jadi takut bepergian dengan pesawat terbang setelah tragedi WTC. Mereka beralih ke transportasi darat yang dianggap jauh lebih aman. Namun siapa sangka kalau angka kecelakaan mobil justru meningkat setelah peristiwa ini? Di Amerika, jumlah kecelakaan mobil meningkat secara drastis tak lama setelah tragedi WTC. Sebanyak 1.595 orang meninggal dalam kecelakaan mobil di Amerika Serikat, atau hampir separuh jumlah orang yang meninggal di WTC.

Ribuan orang Yahudi libur di hari itu
Tampaknya 4.000 orang Yahudi yang bekerja di WTC sepakat untuk mengambil cuti bersama di hari naas itu. Atau mungkinkah mereka sudah mengetahui bahwa gedung mereka bekerja akan mendapat serangan dari teroris?

Ribuan orang jadi saksi mata, termasuk Presiden Bush
Kejadian memilukan itu tidak hanya disaksikan oleh ribuan orang di sekitar area, tapi juga oleh Presiden George W. Bush. Ketika WTC diserang, Bush sedang duduk di luar ruang kelas dan melihat pesawat terbang yang menabrak menara kembar itu.

Foto kontroversial ini tidak disebarkan pada publik hingga lima tahun setelah peristiwa (Gambar: listverse.com)

paling kontroversial: bersantai di atas tragedi
Ada sebuah foto kontroversial yang diabadikan oleh Thomas Hoepker, seorang fotografer keturunan German yang mengambil banyak foto ketika tragedi berlangsung. Di foto itu, terdapat beberapa orang Amerika sedang bersantai dan mengobrol sementara di latar belakang terdapat asap hitam yang mengepul dari menara kembar WTC yang diserang teroris. Hoepker memutuskan untuk tidak memublikasikan foto itu hingga lima tahun setelahnya, karena fotonya terlalu kontroversial.

Angka bunuh diri turun drastis di Inggris
Apa kaitan antara WTC dengan menurunnya angka bunuh diri di Inggris? Teori yang berkembang adalah bahwa tragedi yang memilukan seperti WTC ini membuat orang merasa butuh untuk bersatu dan mereka merasa bahwa mereka sedang berjuang melawan sesuatu sebagai satu tim. Yang mencengangkan, angka bunuh diri di negara itu turun drastis hingga 40 persen.

1% Muslim jadi korban  
Banyak yang tidak tahu bahwa Muslim pun menjadi korban di tragedi ini. Sebanyak 32 orang Muslim tewas di peristiwa 9/11. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang bekerja di WTC dan tidak ada hubungannya dengan jaringan terorisme Al Qaeda yang disebut-sebut bertanggung jawab atas tragedi ini. Bahkan ada sebuah tragedi memilukan ketika seorang Muslim Amerika bernama Mohammad Salman Hamdani, yang berperan besar dalam pengevakuasian korban dituduh sebagai salah satu teroris dan dilupakan sebagai pahlawan yang telah menyelamatkan banyak nyawa.


Regu jet penembak telat dua jam
Di film-film, pahlawan selalu datang belakangan. Namun mereka, dengan kekuatannya, selalu sanggup menghabisi penjahat yang sedang beraksi dan memberangus mereka hingga habis. Tidak demikian dengan pasukan pesawat jet Amerika ini. Mereka telat selama dua jam dan gagal menolong ribuan nyawa yang seharusnya dapat diselamatkan.

Agen intelejen AS sedang berolahraga di sekitar area
Di pagi yang tampaknya sama dengan biasanya itu, Agen Intelejen Amerika Serikat atau yang lebih dikenal dengan National Reconnaissance Office ternyata sedang melakukan latihan di sekitar menara kembar WTC. Benar-benar sebuah kebetulan yang membuat banyak orang bertanya-tanya.

Serangan Pentagon adalah hal yang tidak masuk akal
Di antara semuanya, yang paling misterius adalah serangan yang terjadi pada markas angkatan bersenjata Amerika yang dikenal dengan Pentagon. Banyak orang menganggap serangan itu aneh dan tidak masuk akal. Di antaranya karena lubang yang disebabkan oleh serangan ternyata jauh lebih kecil dari ukuran pesawat komersil manapun yang dimiliki Amerika. Pertanyaan besar lainnya, mengapa mereka tidak menembak jatuh pesawat yang mencurigakan itu, padahal dengan berbagai teknologi canggih yang mereka miliki, itu adalah hal yang mudah untuk dilakukan.
[Tika/Mizan.com, Dari berbagai sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar