Allah menciptakan makhluk yang esensial
hanya 3 macam yakni manusia, jin dan malaikat. Sebagaimana disebutkan
dalam sebuah hadits bersumber dari Muhammad ibn Rafi’ dari Abd Razak.
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : خلقت الملائكة من نور و خلق الجان من مارج من نار و خلق آدم مما و صف لكم( رواه مسلم عن محمد بن رافع عن عبد الرزاق)
Namun dalam fenomena kehidupan, seolah-oleh ada dua “pemain” tambahan dalam catur kehidupan dunia ini yakni setan dan Iblis.
Sehingga seolah-olah mahluk yang esensial itu ada 5 yaitu; manusia,
jin, malaikat, setan dan iblis. Jadi siapakah dua “pemain “ tambahan itu
? apakah memang mereka mahluk esensial lain selain yang tiga yang Allah
ciptakan?. Sekali-kali tidak, mereka adalah “oknum” dari manusia dan
jin, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-An’am 6:12 dan Al-Kahfi 18
:50
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوّاً شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوراً وَلَوْ شَاء رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَDan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS: Al-An’am 6:112)
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاء مِن دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلاًDan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang dzalim. (QS:Al-Kahfi 18:50)
Jadi istilah setan atau iblis dalam tulisan ini konotasinya adalah sekelompok jin atau kalau dengan istilah lain kelompok jin kafir.
Ayat-ayat diatas, merupakan dasar teologis dan filosofis perlunya
manusia (muslim) “menjelajah” (mentadaburi) alam jin dan alam malaikat,
atau dalam istilah lain perlunya seorang muslim untuk “berhubungan”
dengan jin terlebih berhubungan dengan malaikat sebagaimana seorang
muslim berhubungan dengan sesamanya. Bukti lain bahwa seorang muslim
perlu menjelajah kedalam kedua dunia tersebut, ketiga mahluk esensial
itu dijadikan sebagai nama surat dalam al-Qur’an yakni al-insan (manusia) surat ke 76, surat al-Jin (jin) surat ke 72 dan Al-Mursalat (malaikat-malaikat yang diutus) surat ke 77.
“Menjelajah” atau “berhubungan” yang
dimaksud tentunya bukan berarti seorang muslim masuk kedalam alam
mereka, namun perlu memahami karakter dan lingkungan mereka yang nota
benenya adalah dunia gaib (kasat mata). Berhubungan dengan dunia jin
pada dasarnya disebabkan jin (setan/Iblis) adalah musuh besar mereka
yang melakukan tipu daya kepada manusia, sedangkan berhubungan dengan
dunia malaikat karena sebagian malaikat (rahmat) menjadi teman dekat
manusia sebagaimana salah satunya disebutkan dalam riwayat imam Muslim.
وَمَا اجْتَمَعَ قوم في بيت من بيوتِ اللهِ يَتْلُونَ كتابَ اللهِ تعالى ، ويتَدَارَسُونَهُ بينهم إِلا نَزَلَتْ عليهم السكينةُ ، وَغَشيَتهم الرحمةُ ، وحَفَّتهمُ الملائكةُ ، وذَكَرهُمُ اللهُ فيمن عِندَهُ ،. أخرجه مسلم ، والترمذي."Tidak ada sekelompok orang yang berkumpul di rumah Allah, mereka membaca dan mengkaji serta mempelajari kandungan al-Qur'an, kecuali mereka akan diberikan ketenangan, mereka akan dicurahkan rahmat dan kasih sayang serta mereka akan dikelilingi oleh malaikat juga Allah akan mengingat (memberikan kasih sayang) kepada orang yang disebut dan dimilikinya", (HR. Muslim).
Pembahasan mengenai alam jin merupakan bahasan yang harus hati-hati karena terkadang lebih banyak tahayul dan khurafatnya
ketimbang informasi yang sebenarnya. Terlebih apabila bahasan ini
didasarkan kepada hadits-hadits yang tidak jelas validitasnya. Maka
tidak heran kalau disebagian kalangan menganggap bahwa membicarakan
dunia jin adalah perkara yang terlarang atau disebut perkara syirik.
Tentu saja pendapat ini menurut hemat penulis tidak sejalan dengan
semangat al-Qur’an, yakni senantiasa mentadaburi apa yang terdapat dalam
al-Qur’an , fenomena jin sangat jelas dalam al-Qur’an selain dari surat
Jin itu sendiri,sehingga orang yang tidak mentadaburi Al-Qur’an (dunia
jin) dikatakan manusia yang tidak berakal.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَاMaka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ataukah hati mereka terkunci? (QS:Muhammad 47:24)
Karena pembahasan ini termasuk pembahasan yang khathir, maka dengan bismillah,
penulis mencoba mengetengahkannya. Tentu, semua informasi sengaja
diketengahkan dengan berdasar kepada hadits-hadits yang shahih meski
untuk hal yang ringan, dikutipkan juga hadits dlaifnya, hanya tidak
banyak.
Karena persoalan ini sangat pelik dan dharuri untuk
membahasnya secara gamblang dengan tentunya berpedoman kepada al-Qur'an
dan Hadits yang shahih. Dengan tulisan ini diharapkan, dapat meluruskan
pemahaman keliru selama ini tentang jin. Misalnya, pemahaman bahwa jin
dapat dilihat bentuk aslinya atau ketakutan yang berlebihan terhadap
jin. Pada pembahasan nanti akan nampak, bahwa tidak ada alasan manusia
harus takut berlebihan kepada jin, karena jin juga jauh lebih takut oleh
manusia. Manusia harus takut hanyalah oleh Allah. Di samping itu,dengan
tulisan ini juga diharapkan, para pembaca akan lebih bersemangat dan
sungguh- sungguh melaksanakan ibadahnya, karena ternyata ibadahnya
itulah yang membentengi dari gangguan jin jahat. Juga agar pembaca
mengetahui apa saja perbuatan dan tujuan serta target setan, apa
kelemahan dan apa senjata yang harus dipersiapkan dalam menghadapinya.
Di atas semua itu, tulisan ini diharapkan dapat mempertebal keimanan
kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan jin, bahkan yang menjaga orang-orang mukmin dari gangguan jin jahat (setan).
Dalam tulisan ini apabila ada istilah setan (syaitan) maka yang dimaksud adalah jin kafir atau jahat.
Berikut kajian deskriptifnya.
B. PENGERTIAN JIN, SYAITAN DAN IBLIS
Alam jin adalah alam yang berdiri
sendiri, ia terpisah dan berbeda dengan alam manusia namun keduanya
hidup dalam dunia yang sama, kadang tinggal dalam rumah yang dibangun
atau di diami manusia. Keduanya pun mempunyai kesamaan yakni
berkewajiban untuk beribadah kepada Allah: "Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanyalah untuk beribadah kepadaKu" (QS. Adz-Dzariyat 51:56).
Menurut Ibnu Aqil sebagaimana dikutip asy-Syibli dalam bukunya Akam al-Marjan fi Ahkam al- Jann, mengatakan bahwa makhluk ini disebut dengan jin karena secara bahasa jin artinya yang tersembunyi, terhalang, tertutup. Disebut
jin, karena makhluk ini terhalang (tidak dapat dilihat) dengan kasat
mata manusia. Oleh karena itu, bayi yang masih berada di dalam perut
ibu, disebut janin (kata janin dan jin memiliki kata dasar yang sama yakni jann) karena ia tidak dapat dilihat dengan mata. Demikian juga orang gila dalam bahasa Arab disebut dengan majnun (dari kata jann juga) karena akal sehatnya sudah tertutup dan terhalang.
Sedangkan kata syaithan, dalam bahasa Arab berasal dari kata syathona yang berarti ba'uda (jauh, yakni yang selalu menjauhkan manusia dari kebenaran). Kemudian kata syaithan ini digunakan untuk setiap mahluk berakal yang durhaka dan membangkang (kullu 'aat wa mutamarrid).
Pada awalnya istilah setan (syaitan) ini diberikan kepada salah satu
golongan jin (Iblis) yang beribadah kepada Allah dan tinggal bersama
dengan malaikat di dalam surga. Akan tetapi ketika mereka menolak untuk
sujud kepada Adam karena membangkang kepada perintah Allah, maka
diusirnya dari surga dan sejak itu ia menjadi makhluk yang terkutuk
sampai hari kiamat kelak.
Tidak semua jin adalah Setan (syaitan).
Karena, jin juga ada yang shaleh, ada yang mukmin. Jadi setan hanyalah
ditujukkan untuk jin yang membangkang (kafir, munafik, musyrik dst).
Demikian juga tidak semua setan adalah jin. Karena dalam surat an-Nas ditegaskan,
bahwa setan juga ada dari golongan manusia. Setiap manusia yang
membangkang, durhaka dan selalu menjauhkan manusia lainnya dari petunjuk
Allah, mereka dinamakan syaithan.
وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَداًDan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shaleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.(al-Jin 72:11)
Dilihat dari struktur kalimat, atau dalam tinjauan kaidah sharfiyah, setan (syaitan) merupakan bentuk kalimat isim ‘alam (nama sesuatu) dia adalah laqab (gelar)
yang diberikan Allah kepada setiap mahluk yang berakal (jin dan
manusia) yang membangkang terhadap perintah Allah. Oleh karenanya
penyebutan syaitan (setan) dapat dikenakan kepada jin dan manusia
sebagaimana tersurat dalam ayat-ayat diatas.
Merujuk kepada kisah Adam dan Iblis dari
ayat 12-20 surat al-‘Araf, gelar setan diberikan Allah untuk pertama
kalinya kepada Iblis tatkala dia menyatakan alasan penolakan untuk sujud
kepada Adam. Dan pada surat Thaha 20:117 , Allah memberi peringatan
kepada Adam bahwa mahluk yang terkutuk itu akan menjadi musuh Adam dan
Istrinya. Dan pada surat Yasin 36:60 , Allah menegaskan kembali gelar
setan diberikan kepada musuh Adam tersebut dan dijadikan peringatan bagi
anak cucu Adam. Berikut runtut ayat-ayat dimaksud yang artinya;
1. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh." Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya". (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang dzalim". Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)". (Al-‘Araf 7:12-20)2. Maka kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.(Thaha 20:117)3. Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu", (Yasin 36: 60)
Adapun Iblis terambil dari kata al-balas yang berarti orang yang tidak mempunyai kebaikan sedikitpun (man la khaira 'indah), atau terambil dari kata ablasa yang berarti putus asa dan bingung (yaisa wa tahayyara).
Disebut iblis (putus asa) karena mereka merasa putus asa dengan rahmat
Allah, juga disebut iblis lantaran mereka tidak pernah berbuat kebaikan
sedikitpun. Menurut satu riwayat, dahulunya iblis ini bernama Naail, akan tetapi sejak ia membangkang dan menolak perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam, ia dirubah nama menjadi syaithan.
C. KEADAAN DAN SIFAT-SIFAT JINNama dan Jenis Jin
Ibnu Abdil Bar sebagaimana dikutip oleh Imam asy-Syibli dalam bukunya, Akamul Marjan fi
Ahkamil Jan, menuturkan bahwa jin menurut ahli kalam dan bahasa Arab, mempunyai beberapa tingkatan:
- Apabila dimaksudkan jin secara umum, namanya jinny.
- Jin yang suka tinggal bersama manusia disebut dengan Aamir dan bentuk jamak (pluralnya) adalah 'Ammar.
- Jin yang seringkali menampakkan wujudnya atau mengganggu anak-anak kecil disebut dengan Arwah
- Jin yang selalu berbuat jahat dan seringkali muncul menjelma dalam berbagai bentuknya adalah Syaithan.
- Apabila jin tersebut disamping berbuat jahat, menjelma, juga berbuat hal lain yang lebih berat dari itu, seperti membunuh dan lainnya disebut dengan Marid
- Jin yang lebih jahat dari Marid dan memiliki kemampuan dan kekuatan yang lebih dahsyat lagi disebut dengan Ifrit, bentul jamaknya (pluralnya) Afariit.
- Sedangkan Iblis adalah nenek moyangnya jin kafir (syaithan). Menurut Abul Mutsanna dan Ibnu Abbas, pada awalnya, Iblis ini bernama Naail. Ketika mereka membangkang perintah Allah, Allah kemudian melaknatnya, dan diganti nama dengan Syaithan. Iblis ini mempunyai nama kunyah (samaran) Abu Kadus (Bapak Penimbun, maksudnya menimbun manusia agar selalu dalam perbuatan dosa).
- Selain nama-nama di atas, nama-nama syaithan (jin kafir) lainnya adalah Hubab, Syihab, Ajda' dan Asyhab, hal ini sebagaimana dikatakan dalam hadits-hadits berikut ini, namun umumnya hadits- haditsnya lemah (dhaif):
أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال لعبد الله بن أبي بن سلول وكان اسمه حباب فقال أنت عبد الله فإن حبابا اسم شيطانArtinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berkata kepada Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul yang namanya dahulu adalah Hubab: "Nama kamu sekarang adalah Abdullah karena Hubab itu adalah nama setan" (HR. Ibn Sa'ad dan haditsnya Gharib).
عن مسروق قال : لقيت عمر بن الخطاب فقال : ما اسمك ؟ فقلت : مسروق بن الأجدع فقال : سمعت رسول الله يقول : « الأجدع شيطان »Artinya: "Masruq pernah bertutur bahwasannya ia pernah bertemu dengan Umar bin Khatab, lalu Umar bertanya: "Siapa nama kamu?" saya menjawab: "Masruq bin al-Ajda'" Umar lalu berkata kembali: "Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Al-Ajda' itu adalah nama setan" (HR. Ibn Abi Syaibah).
عن عائشة قالت : سمع النبي صلى الله عليه و سلم رجلا يقال له شهاب قال : بل أنت هشام أن شهاب اسم شيطانArtinya: "Dari Aisyah berkata: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mendengar seorang laki-laki yang bernama Syihab. Rasulullah lalu berkata kepadanya: "Nama kamu sekarang adalah Hisyam, karena Syihab itu adalah nama setan" (HR. Baihaqi).
عَن مُجَاهِدٍ ، قَالَ : عَطَسَ رَجُلٌ عِنْدَ ابْنِ عُمَرَ فَقَالَ : أَشْهَبُ ، قَالَ ابْنُ عُمَرَ : أَشْهَبُ اسْمُ شَيْطَانٍ ، وَضَعَهُ إبْلِيسُ بَيْنَ الْعَطْسَةِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لِيُذْكَرَArtinya: "Suatu hari seorang laki-laki bersin di samping Ibnu Umar, lalu ia berkata: "Asyhab". Ibnu Umar kemudian berkata: "Asyhab adalah nama setan yang sengaja ditempatkan oleh Iblis di antara bersin dan mengucapkan alhamdulillah, agar namanya selalu diingat" (HR. Ibn Abi Syaibah).
Sedangkan menyangkut jenis dan kelompok jin, Rasulullah pernah bersabda bahwa jin itu terbagi tiga golongan: pertama, jin yang selalu beterbangan di udara, kedua, jin yang berwujud dalam bentuk ular dan anjing, dan ketiga, jenis jin yang selalu berdiam diri (punya rumah dan tempat) dan senang bepergian. Dalam sebuah hadits dikatakan:
Wujud Jinعن أبي ثعلبة الخشني رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم * الجن ثلاثة أصناف صنف لهم أجنحة يطيرون في الهواء وصنف حيات وكلاب وصنف يحلون ويظعنونArtinya: "Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menghabarkan kepada kami bahwasannya jin itu terdiri dari tiga kelompok. Pertama, jin yang selalu beterbangan (melayang) di udara, kedua, jin dalam wujud ular-ular dan anjing- anjing dan ketiga, jin yang mempunyai tempat tinggal dan suka bepergian" (HR. Thabrani, Hakim, Baihaki dengan sanad yang shahih).
Jin (setan) adalah makhluk Allah yang berbeda alam dan unsur penciptaannya, sehingga jelas manusia tidak akan mungkin dapat melihat dalam wujud aslinya. Hal ini ditegaskan dalam surat Al-‘Araf 7:27
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْArtinya: "Sesungguhnya ia (setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka" (QS. Al-Araf 7: 27).
Kecuali dalam kondisi tertentu yang itu
pun sangat jarang terjadi. Kondisi dimaksud misalnya ketika seseorang
meminum air sihir dari dukun, atau karena jin telah berubah wujud
misalnya menyerupai hewan. Tapi sekali lagi hal itu sangatlah jarang.
Tidak dapat dilihatnya jin dalam bentuk aslinya, tentu ini merupakan
rahmat bagi manusia, karena dengan demikian manusia bisa hidup tenang,
tanpa ada rasa takut sedikitpun. Sedangkan keadaan wujud jin itu sendiri
menurut beberapa ayat dan hadits sebagai berikut;
1. Sebagian hewan dapat melihat wujud jin misalnya anjing dan keledaiDalam hadits lain dikatakan:عن أبي هريرة عن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : إذا سمعتم صياح الديكة من الليل فإنها رأت ملكا فسلوا الله من فضله وإذا سمعتم نهاق الحمير من الليل فإنها رأت شيطانا فتعوذوا بالله من الشيطانArtinya: "Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kalian mendengar ayam jantan berkukuruyuh (kongkorongok), maka mintalah karunia dari Allah, karena sesungguhnya ayam itu melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar ringkikan keledai, berlindunglah kepada Allah dari godaan dan tipu daya syaithan karena keledai itu telah melihat syaithan". (HR. Bukhari Muslim).
2. Jin memiliki wujud yang sangat jelekعَنْ جَابِرٍ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم يَقُولُ : إِذَا سَمِعْتُمْ نُبَاحَ الْكِلاَبِ ، أَوْ نُهَاقَ الْحَمِيرِ مِنَ اللَّيْلِ فَتَعَوَّذُوا بِاللهِ فَإِنَّهُنَّ يَرَيْنَ مَالاَ تَرَوْنَArtinya: "Dari Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kalian mendengar anjing menggonggong dan himar meringkik, maka berlindunglah kepada Allah karena sesungguhnya mereka itu melihat sesuatu yang kalian tidak dapat melihatnya" (HR. Abu Dawud dalam shahih sunannya).
Jin (setan), memiliki
bentuk yang sangat jelek. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur'an
ketika Allah menyamakan pohon Zaqum yang tumbuh di dasar neraka, dengan
kepala setan dalam hal sama-sama buruk bentuk dan rupanya. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam firman Allah surat ash-Shafat ayat: 64-65:
3. Jin mempunyai dua tanduk dan sayapإِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُؤُوسُ الشَّيَاطِينِArtinya: "Sesungguhnya dia (pohon Zaqum) adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala. mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan" (QS. As-Shafat 37: 64-65).
عن ابن عمر : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : ( لا تحروا بصلاتكم طلوع الشمس ولا غروبها فإنها تطلع بقرني شيطان )Artinya: "Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah kalian bermaksud untuk shalat pada waktu matahari terbit juga pada waktu matahari terbenam, karena pada kedua waktu itu saat dimana dua tanduk setan muncul" (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain dikatakan:عن أبي ثعلبة الخشني رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم * الجن ثلاثة أصناف صنف لهم أجنحة يطيرون في الهواء وصنف حيات وكلاب وصنف يحلون ويظعنونArtinya: "Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menghabarkan kepada kami bahwasannya jin itu terdiri dari tiga kelompok. Pertama, jin yang selalu beterbangan (melayang) di udara, kedua, jin dalam wujud ular-ular dan anjing- anjing dan ketiga, jin yang mempunyai tempat tinggal dan suka bepergian" (HR. Thabrani, Hakim, Baihaki dengan sanad yang shahih).
Tempat Tinggal Jinعبيد الله، قال: سُئل الضحاك هل للشياطين أجنحة؟ فقال: كيف يطيرون إلى السماء إلا ولهم أجنحة.Artinya: "Ubaidullah berkata: Imam adh-Dhahhak pernah ditanya: "Apakah setan mempunyai sayap?" ia menjawab: "Bagaimana mereka dapat terbang menuju langit kalau mereka tidak memiliki sayap" (HR. Ibnu Jarir).
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap hadits-hadits shahih, bahwa di antara tempat tinggal jin itu adalah sebagai berikut:
1. Di tempat-tempat kotor seperti Toilet dan tempat sampah.
عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ :« إِنَّ هَذِهِ الْحُشُوشَ مُحْتَضَرَةٌ ، فَإِذَا أَتَى أَحَدُكُمُ الْخَلاَءَ فَلْيَقُلْ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ »Artinya: "Dari Zaid bin Arqam, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya toilet-toilet itu dihuni oleh Jin. Oleh karena itu, apabila seseorang di antara kalian masuk WC, maka katakanlah: Allahumma inni audzubika minal khubutsi wal khabaits (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari gangguan jin laki-laki dan jin perempuan" (HR. Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah dan Ahmad).
Kata muhtadhirah dalam hadits di atas maksudnya adalah dihadiri atau ditempati oleh jin (yahdiruhal jinn).
Hanya saja, jin yang tinggal di tempat-tempat kotor seperti WC itu
hanyalah jin kafir. Adapun jin muslim mereka tinggal di tempat-tempat
bersih dan wangi.Oleh karena itu, setiap muslim disunnahkan setiap kali
memasuki toilet atau WC untuk berdo'a: "bismillahirrahmanirrahim allahumma inni audzubika minal khubutsi wal khabaits",
karena dengan berdoa demikian, jin kafir itu tidak akan mengganggu kita
sekaligus tidak akan dapat melihat aurat kita ketika mandi. Hal ini
sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Saw dalam salah satu haditsnya:
2. Di tempat-tempat kosong seperti rumah kosong atau gurun dan padang pasir.عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الْخَلاءَ أَنْ يَقُولَ : بِسْمِ اللَّهِArtinya: "Dari Ali, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang masuk WC kemudian berdoa: " bismillahirrahmanirrahim ", maka mata jin akan tertutup dan tidak akan dapat melihat aurat keturunan Adam" (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).
كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ لَيْلَةٍ فَفَقَدْنَاهُ فَالْتَمَسْنَاهُ فِى الأَوْدِيَةِ وَالشِّعَابِ فَقُلْنَا اسْتُطِيرَ أَوِ اغْتِيلَ - قَالَ - فَبِتْنَا بِشَرِّ لَيْلَةٍ بَاتَ بِهَا قَوْمٌ فَلَمَّا أَصْبَحْنَا إِذَا هُوَ جَاءٍ مِنْ قِبَلِ حِرَاءٍ - قَالَ - فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَدْنَاكَ فَطَلَبْنَاكَ فَلَمْ نَجِدْكَ فَبِتْنَا بِشَرِّ لَيْلَةٍ بَاتَ بِهَا قَوْمٌ. فَقَالَ « أَتَانِى دَاعِى الْجِنِّ فَذَهَبْتُ مَعَهُ فَقَرَأْتُ عَلَيْهِمُ الْقُرْآنَ ». قَالَ فَانْطَلَقَ بِنَا فَأَرَانَا آثَارَهُمْ وَآثَارَ نِيرَانِهِمْ وَسَأَلُوهُ الزَّادَ فَقَالَ « لَكُمْ كُلُّ عَظْمٍ ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ يَقَعُ فِى أَيْدِيكُمْ أَوْفَرَ مَا يَكُونُ لَحْمًا وَكُلُّ بَعَرَةٍ عَلَفٌ لِدَوَابِّكُمْ ». فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَلاَ تَسْتَنْجُوا بِهِمَا فَإِنَّهُمَا طَعَامُ إِخْوَانِكُمْ ».Artinya: "Dari Ibnu Mas'ud ra berkata: "Suatu hari kami (para sahabat) berkumpul bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tiba-tiba kami kehilangan beliau, lalu kami cari-cari di lembah-lembah dan kampung-kampung (akan tetapi kami tidak mendapatkannya). Kami lalu berkata: "Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah diculik dan disandera". Pada malam itu, tidur kami betul-betul tidak menyenangkan. Ketika pagi hari tiba, tampak Rasulullah Saw sedang bergegas menuju kami dari arah sebuah gua yang berada di tengah padang pasir. Kami lalu berkata: "Ya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, malam tadi kami betul-betul kehilangan Anda, lalu kami cari-cari kesana kemari akan tetapi kami tidak menemukan anda. Lalu kami tidur dengan sangat tidak menyenangkan". Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kemudian bersabda: "Malam tadi saya didatangi oleh utusan dari kelompok Jin, ia membawa saya pergi menemui kaumnya untuk mengajarkan al-Qur'an". Ibnu Mas'ud kemudian berkata kembali: "Lalu kami diajak oleh Rasulullah untuk melihat bekas-bekas tempat dan perapian mereka (kelompok jin)". Para jin itu kemudian bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengenai makanan mereka. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: "Makanan kalian itu (wahai golongan jin) adalah setiap tulang yang masih ada sisa-sisa dagingnya yang berada di tangan kalian dan ketika memakannya disebutkan nama Allah serta semua tahi (kotoran) binatang ternak kalian". Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kemudian melanjutkan sabdanya: "Oleh karena itu, janganlah kalian (para sahabat) beristinja (membersihkan najis seperti habis buang air kecil atau besar dengan menggunakan batu atau benda lainnya selain air) dengan keduanya (tulang dan kotoran binatang), karena keduanya itu adalah makanan sudara kalian (golongan jin)" (HR. Muslim).
3. Di lobang-lobang.
4. Di rumah-rumahعبد الله بن سرجس - رضي الله عنه - : «أن النبيَّ - صلى الله عليه وسلم- نهى أن يُبالَ في الجُحْرِ ، قالوا لقتادة : ما يُكرهُ من البول في الجُحْرِ ؟ قال : كان يُقال : إنها مَسَاكِنُ الجِنِّ».Artinya: "Dari Abdullah bin Sarjas, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah seseorang di antara kalian kencing di lobang". Mereka bertanya kepada Qatadah: "Mengapa tidak boleh kencing di lobang?" Qatadah menjawab: "Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan karena lobang itu adalah tempat tinggalnya golongan jin" (HR. Abu Dawud, Nasai dan Ahmad).
Jin juga tinggal di atas rumah (atap)
manusia. Hanya saja, jin yang tingal di atas atap rumah orang-orang
beriman hanyalah jin muslim. Dalilnya adalah hadits berikut ini:
ما
من أهل بيت من المسلمين إلا وفي سقف بيتهم من الجن من المسلمين إذا وضع
غذائهم نزلوا فتغدوا معهم وإذا وضعوا عشاءهم نزلوا فتعشوا معهم يدفع الله
بهم عنهم
Artinya: "Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
"Tidak ada satu rumah orang muslim pun kecuali di atap rumahnya
terdapat jin muslim. Apabila ia menghidangkan makanan pagi, mereka (jin)
pun ikut makan pagi bersama mereka. Apabila makan sore dihidangkan,
mereka (jin) juga ikut makan sore bersama orang-orang muslim. Hanya
saja, Allah menjaga dan menghalangi orang-orang muslim itu dari gangguan
jin-jin tersebut" (HR. Abu Bakar sebagaimana ditulis oleh Ibnu Hajar
dalam Fathul Bari).
5. Di pasar-pasar (Mall)
Selain di rumah, Jin juga ada yang
tinggal di pasar atau Mall. Hal ini sebagaimana disebutkan alam sebuah
riwayat dimana Salman al-Farisi pernah berwasiat kepada para sahabat
yang lain:
عن سلمان قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم * لا تكن أول من يدخل السوق ولا آخر من يخرج منها فإنها معركة أو قال مربض الشيطان وبها رايته"Kalau bisa, janganlah kalian menjadi orang yang pertama kali masuk ke pasar atau menjadi orang yang paling akhir keluar dari pasar, karena pasar itu merupakan tempat berseterunya para syaithan. Dan di pasarlah syaithan menancapkan benderanya" (HR. Muslim).
6. Di kandang unta
Waktu berkeliarannya Jinلا تصلوا فى مبارك الإبل فإنها من الشياطين وصلوا فى مرابض الغنم فإنها بركةArtinya: "Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah kalian shalat di kandang-kandang unta karena di sana terdapat syaithan, shalatlah di kandang domba karena dia itu membawa berkah" (HR. Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Dalam sebuah hadits shahih riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda bahwasannya waktu berkeliarannya setan adalah pada waktu matahari terbenam (sareupna=sunda)
yakni sekitar sebelum dan setalah Maghrib sedikit. Untuk itu,
Rasulullah menganjurkan, apabila waktu menjelang malam tiba, hendaklah
anak-anak segera disuruh masuk ke dalam rumah. Hadits dimaksud berbunyi:
Dalam hadits di atas Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan lima hal ketika sore hari menjelang malam tiba.إذا كان جُنْحُ الليلِ أو أمسيتم فَكُفُّوا صبيانَكم فإنَّ الشياطينَ تنتشرُ حِينَئِذٍ فإذا ذهبتْ ساعةٌ من الليلِ فَحُلُّوهُمْ وأغلقوا الأبوابَ واذكروا اسمَ اللهِ فإنَّ الشيطانَ لا يفتحُ بابا مُغْلَقا وَأَوْكُوا قِرَبَكُمْ واذكروا اسمَ اللهِ وَخَمِّرُوا آنِيَتَكُمْ واذكروا اسمَ اللهِ ولو أن تَعْرُضُوا عليه شيئا وأطفِئُوا مصابيحَكمArtinya: "Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila sore hari menjelang malam tiba, tahanlah (di dalam rumah) anak-anak kecil kalian, karena pada saat itu setan berkeliaran. Apabila permulaan malam sudah tiba, diamkanlah anak-anak kalian di dalam rumah, tutuplah pintu-pintu (termasuk jendela) kalian dengan terlebih dahulu menyebut nama Allah karena setan tidak akan dapat membuka pintu yang terkunci dengan menyebut nama Allah sebelumnya, dan ikatlah kendi-kendi air kalian (qirab adalah jama dari qurbah yakni tempat air yang terbuat dari kulit dan di ujungnya biasa diikat dengan tali untuk menghalangi kotoran masuk) sambil menyebut nama Allah, tutuplah bejana-bejana atau wadah-wadah kalian sambil menyebut nama Allah meskipun hanya ditutup dengan sesuatu alakadarnya dan matikanlah lampu-lampu kalian (kalau mau tidur)" (HR. Bukhari Muslim).
- menyuruh masuk dan diam anak-anak,
- menutup pintu, karena dengan demikian, setan tidak akan mengganggu anak tersebut juga setan tidak akan bisa masuk ke dalam rumah yang sudah terkunci dengan menyebut nama Allah sebelumnya,
- mengikat tempat air,
- menutup bejana dan wadah-wadah, karena setan juga tidak akan bisa membuka tempat air dan bijana yang disebutkan nama Allah sebelumnya, dan matikanlah lampu apabila menjelang tidur.
- matikan lampu sebelum tidur karena dengan demikian, kita akan terhindar dari bahaya kebakaran yang seringkali dilakukan setan. Setan seringkali bermaksud untuk membakar rumah dan penghuninya dengan jalan menyerupai seekor tikus lalu menubruk tempat lampu tersebut sehingga api bisa menjalar. Untuk itu Rasulullah menganjurkan agar lampu dimatikan sebelum tidur. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:
Dalam hadits lain juga dikatakan:عن بن عباس قال * جاءت فأرة فأخذت تجر الفتيلة فجاءت بها فألقتها بين يدي رسول الله صلى الله عليه وسلم على الخمرة التي كان قاعدا عليها فأحرقت منها مثل موضع الدرهم فقال إذا نمتم فأطفئوا سرجكم فإن الشيطان يدل مثل هذه على هذا فتحرقكمArtinya: "Ibnu Abbas berkata: "Suatu hari seekor tikus datang menyeret kain yang dipintal kemudian dilemparkan ke hadapan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang sedang duduk di atas tikar. Kemudian kain dipintal yang dibawa tikus tadi terbakar persis sebesar uang dirham. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Kemudian bersabda: "Apabila kalian tidur, matikanlah lampunya, karena syaithan seringkali berwujud seekor tikus yang membawa sesuatu (yang mudah dibakar) yang ditujukkan ke lampu tersebut sehingga dapat membakar kalian" (HR. Abu Dawud dengan sanad shahih).
عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« لاَ تُرْسِلُوا فَوَاشِيَكُمْ وَصِبْيَانَكُمْ إِذَا غَابَتِ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يُبْعَثُ إِذَا غَابَتِ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِArtinya: "Dari Jabir, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah kalian melepaskan binatang peliharaan dan anak-anak kalian ketika matahari terbenam sehingga hitam legammnya sore hari (sunda=layung) betul- betul hilang, karena setan-setan berkeliaran ketika matahari terbenam sampai saat dimana hitam legamnya sore hilang (sampai waktu malam tiba)" (HR. Muslim).
Mengapa setan berkeliaran pada waktu
menjelang malam? Menurut Ibn al-Jauzi, karena gerak gerik setan pada
waktu malam jauh lebih gesit dan kuat dari pada waktu siang. Karena
waktu gelap bagi setan adalah waktu yang lebih fresh dan lebih
menguatkannya, di samping memang kegelapan dan warna hitam adalah
kesukaan setan. Karena itulah, dalam salah satu hadits Rasulullah Saw
mengatakan: "Anjing hitam itu adalah setan". (lihat juga dalam Fathul Bari, VI/342).
Jin sebagaimana manusia memiliki kebutuhan makan dan minum adapun makanannya adalah Tulang dan tinja (kotoran hewan/binatang) dengan tangan kiri, sebagaimana hadits berikut:
لكم كل عظم ذكر اسم الله عليه يقع فى أيديكم أوفر ما يكون لحما وكل بعرة علف لدوابكم فلا تستنجوا بها فإنها طعام إخوانكمArtinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab: "Makanan kalian itu (wahai golongan jin) adalah setiap tulang yang masih ada sisa-sisa dagingnya yang berada di tangan kalian dan ketika memakannya disebutkan nama Allah serta semua tahi (kotoran) binatang ternak kalian". Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kemudian melanjutkan sabdanya: "Oleh karena itu, janganlah kalian (para sahabat) beristinja (membersihkan najis seperti habis buang air kecil atau besar dengan menggunakan batu atau benda lainnya selain air) dengan keduanya (tulang dan kotoran binatang), karena keduanya itu adalah makanan sudara kalian (golongan jin)" (HR. Muslim).
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ :« إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِArtinya: "Dari Ibnu Umar bahwasannya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanannya, dan apabila ia minum, maka minumlah dengan tangan kanannya, karena syaithan makan dan minum dengan tangan kirinya" (HR. Muslim).
Jin menikah dan berketurunanعن جابر أنه سمع النبي صلى الله عليه و سلم يقول : إذا دخل الرجل بيته فذكر الله عز و جل عند دخوله وعند طعامه قال الشيطان لا مبيت لكم ولا عشاء وإذا دخل فلم يذكر الله عند دخوله قال الشيطان أدركتم المبيت وان لم يذكر الله عند طعامه قال الشيطان أدركتم المبيت والعشاءArtinya: "Dari Jabir bin Abdillah bahwasannya ia mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang masuk rumah, lalu ia menyebut nama Allah ketika masuk (rumah) dan ketika makan, maka syaithan akan berkata (kepada sesama syaithan lainnya): "Kalian tidak dapat nginep dan tidak bisa makan malam". Namun apabila ia masuk rumah, dan tidak menyebut nama Allah (berdoa) ketika masuk dan makannya, syaithan akan berkata: "Nah, sekarang kalian bisa nginep dan bisa makan malam" (HR. Muslim).
Sebagaimana halnya manusia, jin pun melakukan pernikahan dan berketurunan. Sebagaimana disebutkan dalam ayat dan hadits berikut;
Dalam ayat ini Allah berfirman: "….Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya,…".وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاء مِن دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلاًArtinya: "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim " (QS. Al-Kahfi 18: 50).
Kata turunan-turunannya dalam ayat ini
menunjukkan bahwa memang jin itu melahirkan dan berketurunan. Sekaligus
juga menunjukkan bahwa jin itu juga menikah, karena tidak mungkin adanya
keturunan kalau tidak menikah (jima) sebelumnya. Dalil lain yang mengatakan bahwa jin juga menikah adalah firman Allah berikut ini:
لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّArtinya: "Tidak pernah "disentuh" oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin" (QS. Ar-Rahman 55:56).
Kata thamts yang terdapat pada kata yathmitshunna dalam ayat di atas, dalam bahasa Arab artinya adalah jima'. Ini menunjukkan bahwa jin itu juga menikah. Bahkan, dalam sebuah riwayat dikatakan:
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال : إن الله جزأ الإنس والجن عشرة أجزاء فتسعة منهم الجن والإنس جزء واحد فلا يولد من الإنس ولد إلا ولد من الجن تسعةArtinya: "Abdullah bin Umar berkata: "Sesungguhnya Allah membagi manusia dan jin itu ke dalam sepuluh bagian: sembilan bagian adalah jin dan satu bagian adalah manusia. Tidak seorangpun manusia yang melahirkan seorang anak, kecuali jin melahirkan 9 anak" (HR. Ibnu Abdil Barr, Ibnu Jarir, Hakim dan Ibn Abi Hatim).
Dan khusus untuk Iblis setiap lahir anak Adam maka iblis berketurunan sepuluh anak iblis, sebagaimana hadits berikut;
عن ثابت قال : ( بلغنا أن إبليس قال : يا رب إنك خلقت آدم وجعلت بيني وبينه عداوة فسلطني على أولاده ؟ فقال : صدورهم مساكن لك . قال : يا رب زدني ؟ قال : لا يولد لآدم ولد إلا ولد لك عشرة قال : يا رب زدني ؟ قال : ) وَأَجْلِبْ عَلَيْهِم بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِى الأٌّمْوَالِ وَ الأٌّوْلَادِ ( [ الإسراء : 64 ]Dari tsabit berkata, Telah sambai berita pada kami bahwa iblis bertanya kepada Allah, Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menciptakan Adam dan Engkau menjadikannya antara aku dengan dia sebagai musuh, maka berilah aku bagian untuk bisa menguasai keturunannya? Allah menjawab :” Dada-dada mereka tempat tinggal kamu, Iblis berkata: “ Tambahlah buatku ? Allah menjawab:” Tidaklah lahir seorang manusia kecuali bersamaan dengannya sepuluh anak kamu, Iblis berkata : Tambahlagi ya Tuhanku ? kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka (Al-Isra 17:64)
Hadits di atas di samping mengisyaratkan
bahwasannya jin itu memang melahirkan dan menikah, juga menunjukkan
bahwa jumlah jin jauh lebih banyak dari pada jumlah manusia. Karena
setiap kali manusia melahirkan satu orang anak, maka jin dapat
melahirkan sembilan anak.
Kematian Jin
Jin adalah mahluk yang berjiwa, maka
sama saja halnya dengan manusia, jin pun akan mengalami kematian. Namun
dari sebagian golongan jin hanya Iblis lah yang diberi tangguh
kematiannya sampai hari manusia dibangkitkan. Sedangkan yang lainnya
kematiannya sama dengan manusia tetapi usianya jauh lebih panjang dari
umur manusia.
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِartinya: "Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan" (QS. Ar-Rahman 55: 26-27).
Di samping ayat ini, ada hadits yang mengatakan bahwa jin atau syaithan juga akan mati. Hadits dimaksud adalah sebagai berikut:
Kemampuan dan kelebihan Jinعن بن عباس أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقول أعوذ بعزتك الذي لا إله إلا أنت الذي لا يموت والجن والإنس يموتونArtinya: "Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Aku berlindung dengan kegagahanMu, yang tidak ada Tuhan selain Engkau, yang tidak akan mati, sementara jin dan manusia semuanya akan mati" (HR. Bukhari).
Allah memberikan kelebihan dan kemampuan
khusus kepada jin yang tidak diberikan kepada manusia. Di antara
kemampuan dan kelebihan jin tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dapat bergerak dan berpindah dengan cepat
Artinya: "Berkata
'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu
dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat
dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat
dipercaya".Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab "Aku
akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka
tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun
berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku
bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang
bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya
sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya
lagi Maha Mulia" (QS.an-Naml: 39-40).
2. Dapat mengetahui masalah-masalah yang belum terjadi sebelum diutusnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Sebelum Rasulullah diutus, jin
seringkali naik ke atas langit untuk mendengarkan kabar-kabar yang akan
terjadi di dunia. Begitu mendengar kabar tersebut, mereka langsung
menginformasikannya kepada para dukun dan tukang ramal. Oleh karena itu,
sebelum Rasulullah Saw diutus, tukang ramal dan dukun seringkali tepat
dalam memberikan jawaban dan ramalannya. Akan tetapi begitu Rasulullah
Saw diutus, penjagaan di langit diperketat sehingga jin tidak lagi dapat
mendengar informasi dan berita apapun. Hal ini sebagaimana difirmankan
oleh Allah dalam surat al-Jin ayat 8-9:
Artinya: "Dan
sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami
mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan
sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu
untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang (Yang
dimaksud dengan "sekarang", ialah waktu sesudah Nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam diutus menjadi rasul) barangsiapa yang
(mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah
api yang mengintai (untuk membakarnya)" (QS. Al-Jin ayat 8 dan 9).
Oleh karena itu, sejak diutusnya
Rasulullah sampai sekarang, jangankan dapat mendengar berita langit,
mendekatinya saja tidak bisa. Untuk itu, apa yang dikatakan oleh para
dukun dan tukang ramal, tidak pernah benar, tapi bohong belaka.
Seandainya ada jin yang mengatakan bahwa akan terjadi nanti ini dan itu,
maka ketahuilah bahwa dia telah berbohong. Oleh karena itu, dalam
ajaran Islam, haram hukumnya seseorang datang bertanya kepada dukun dan
tukang ramal. Karena bukan saja apa yang dikatakan tukang ramal itu
bohong, tapi juga hal demikian akan melemahkan keimanan seseorang bahkan
termasuk perbuatan syirik.
Bagaimana dengan kenyataan, bahwa
terkadang ramalan dan ucapan tukang ramal tersebut betul dan nyata? Hal
ini pernah disampaikan juga oleh Siti Aisyah kepada Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Perhatikan hadits berikut ini:
قالت سأل رسول الله {صلى الله عليه وسلم} ناسٌ عن الكهان فقال ليس بشيء فقالوا يا رسول الله {صلى الله عليه وسلم} إنهم يحدثوننا أحياناً بشيء فيكون حقاً فقال رسول الله {صلى الله عليه وسلم} تلك الكلمة من الحق يخطفها الجني فيقرها في أذن وليه فيخلطون معها مائة ً كذبةArtinya: "Aisyah berkata, sekelompok orang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tentang para dukun. Rasulullah menajawab: "Mereka itu tidak mengetahui sesuatu apapun". Mereka bertanya kembali: "Tapi Rasulullah, terkadang apa yang mereka katakan adalah benar dan nyata?" Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda kembali: "Ucapannya yang betul itu lantaran dibisikkan oleh jin. Ia membisikkannya ke telinga temannya (dukun) seperti berkoteknya ayam betina, dan mereka mencampuradukannya dengan seratus kebohongan (maksudnya, yang betulnya satu tapi bohongnya seratus bahkan lebih)" (HR. Bukhari).
Oleh karena itu, dalam ajaran Islam,
seseorang dilarang untuk terlebih mempercayai perkataan dukun, datangnya
saja sudah berdosa. Rasulullah bersabda :
عن النبي صلى الله عليه وسلم قال * من أتى عرافا فسأله عن شيء لم تقبل له صلاة أربعين ليلةArtinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang datang kepada juru ramal, dukun, lalu bertanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 malam " (HR. Muslim)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« مَنْ أَتَى عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ ».Artinya: " Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang datang kepada juru ramal, dukun, untuk bertanya tentang sesuatu, lalu membenarkan dan mempercayai apa yang dikatakannnya, maka sungguh ia telah keluar dari ajaran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad" (HR. Ahmad).
Bukti lain bahwa jin tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui perkara yang gaib sebagaimana terlukis dalam surat al-saba 34:14
Artinya: "Maka tatkala Kami
telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada
mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka
tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya
mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam
siksa yang menghinakan" (QS. Saba 34: 14).
3. Jin lebih dahulu mengetahui teknologi
Sebagaimana telah dijelaskan di atas,
bahwa Allah menundukkan golongan jin kepada Nabi Sulaiman. Mereka taat
dan patuh kepadanya termasuk bersedia untuk memindahkan singgasana
kerajaan Ratu Bilqis. Karena kerja mereka yang berat dan banyak, tentu
mereka memerlukan kemampuan- kemampuan dan kecerdasan dan kemahiran luar
biasa. Hal ini sebagaimana terekam dalam firman Allah surat Saba ayat
12-13:
artinya: "Dan Kami (tundukkan) angin
bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan
sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan
(pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin
ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin
Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami,
Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. Para jin
itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung
yang tinggi dan patung-patung dan piring- piring yang (besarnya) seperti
kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai
keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari
hamba-hambaKu yang berterima kasih" (QS. Saba 34: 12-13).
Berdasarkan dari ayat di Atas, Umar Sulaiman Abdullah bin al-Asyqar dalam bukunya Alamul Jinn was Syayathin,
berpendapat bahwa sejak dahulu jin sudah mengenal tekhnologi canggih
semisal radio dan televisi. Bahkan, Ibnu Taimiyyah sendiri dalam al-Majmu'nya
mengatakan bahwa "Menurut sebagian ulama yang dapat berkomunikasi
dengan jin menuturkan bahwa sejak dahulu jin sudah dapat membuat kawat
dan kaca, kemudian mereka sampaikan kepada manusia dan manusia
mengikutinya" (lihat dalam Majmu al-Fatawa karya Ibnu Taimiyyah: 11/309).
4. Jin dapat berubah-rubah bentuk
Di antara kemampuan jin (setan) lainnya
adalah mereka dapat berubah wujud; terkadang berwujud manusia dan
terkadang pula berwujud hewan. Hal ini telah terjadi pada masa perang
Badar, dimana setan (jin kafir) berwujud dalam bentuk Suraqah bin Malik,
dan ia menjanjikan kepada orang-orang musyrik bahwa mereka akan dapat
memengkan pertempuran melawan orang Islam. Akan tetapi ketika
pertempuran telah terjadi dan malaikat turun dari langit untuk membantu
kaum muslimin, syaitan yang menjelma dalam wujud Suraqah bin Malik tadi
lari tunggang langgang. Hal ini terekam dalam al-Qur'an surat al-Anfal
ayat 48:
Artinya: "Dan ketika
syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan
mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu
pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Maka
tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan),
syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya
berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang
kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada
Allah". Dan Allah sangat keras siksa-Nya (QS. Al-Anfal 8:48).
Dalam hadits riwayat Imam Bukhari juga
dikisahkan bahwa jin kafir (setan) pernah datang menghadap Abu Hurairah
dalam wujud manusia. Berikut terjemahan hadits dimaksud: "Dari Abu
Hurairah, ia berkata: “Suatu hari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam menugaskan saya untuk menjaga harta zakat pada bulan Ramadhan.
Tiba-tiba datanglah seorang laki-laki melihat-lihat makanan dan langsung
mengambilnya. Saya lalu berkata: “Jangan dulu mengambil, sebelum saya
sampaikan ihwal kamu kepada Rasulullah”. Laki-laki itu menjawab: ‘Saya
orang yang sudah berkeluarga dan saat ini betul- betul sedang
membutuhkan makanan untuk keluarga saya”. Mendengar itu saya pun
akhirnya mengijinkan dia untuk mengambil makanan itu.Ketika pagi tiba,
Rasulullah bersabda: “Wahai Abu Hurairah apa yang kamu lakukan kemarin?”
Saya menjawab: “Wahai Rasulullah, seorang laki-laki mengadukan
kesusahan keluarganya dan dia memohon harta zakat saat itu juga, lalu
saya persilahkan dia mengambilnya”. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam lalu bersabda kembali: “Dia telah mengelabui kamu wahai Abu
Hurairah dan besok akan kembali lagi”. Tahu dia akan kembali lagi,
keesokan harinya saya mengawasinya secara teliti dan ternyata betul apa
yang disampaikan Rasulullah, ia telah berada di ruang harta zakat sambil
memilih-milih harta zakat yang terkumpul lalu ia mengambilnya. Melihat
itu, saya berkata kembali: “Jangan dulu kamu mengambil harta itu sampai
ada izin dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam”. Laki-laki itu
menjawab: “Saya betul-betul sangat membutuhkan makanan itu sekarang,
keluarga saya kini sedang menunggu menahan lapar. Saya berjanji tidak
akan kembali lagi esok hari”. Mendengar itu, saya merasa kasihan dan
akhirnya saya persilahkan kembali dia mengambil harta zakat.Keesokan
harinya Rasulullah bertanya kembali: “Apa yang kamu lakukan kemarin
wahai Abu Hurairah?” Saya menjawab: “Orang kemarin datang kembali dan
meminta harta zakat. Karena keluarganya sudah lama menunggu kelaparan,
akhirnya saya kembali mengijinkan dia mengambil harta zakat tersebut”.
Mendengar itu, Rasul bersabda kembali: “Dia telah membohongi kamu dan
esok hari akan kembali untuk yang ketiga kalinya”. Besoknya ternyata
laki-laki itu kembali lagi dan seperti biasa dia mengambil harta zakat
yang sudah terkumpul di dalam gudang. Melihat itu, saya berkata kembali:
“Jangan mengambil dahulu, saya akan memohon ijin kepada Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam terlebih dahulu. Bukankah kamu kemarin
berjanji tidak akan kembali lagi tapi mengapa kini kembali juga?”
Laki-laki itu menjawab: “Ijinkanlah untuk yang terakhir kalinya saya
mengambil harta zakat ini dan sebagai imbalannya saya akan ajarkan
kepada kamu sebuah kalimat yang apabila kamu membacanya Allah akan
selalu menjaga kamu serta kamu tidak akan disentuh dan didekati oleh
Syaithan sehingga pagi hari". Saya merasa tertarik dengan ucapannya lalu
saya menanyakan kaliamat apa itu. Dia menjawab: “Apabila kamu hendak
tidur, jangan lupa membaca ayat kursyi terlebih dahulu karena dengannya
Allah akan menjaga kamu dan kamu tidak akan didekati oleh syaithan
sehingga pagi tiba”. Kali ini saya pun mengijinkannya mengambil harta
zakat. Keesokan harinya Rasulullah kembali menanyakan apa yang telah
saya lakukan kemarin dan saya katakan: “Ya Rasulullah, saya terpaksa
membolehkannya kembali mengambil harta zakat setelah dia mengajarkan
saya kalimat yang sangat bermanfaat dan berfaidah”. Rasul lalu bertanya
kembali: “Kalimat apa yang diajarkannya?” Saya menjawab bahwa dia
mengajarkan ayat Kursyi dari awal sampai akhir dan dia katakan bahwa
kalau saya membacanya Allah akan menjaga saya sampai pagi hari.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lalu bersabda: “Kini apa yang
dia sampaikan betul namun tetap dia sudah berhasil mengelabui kamu
dengan mengambil harta zakat. Tahukah kamu siapa laki-laki yang
mendatangi kamu tiga kali itu?” Saya menjawab: “Tidak, saya tidak tahu”.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kembali bersabda: “Ketahuilah
bahwasannya dia adalah syaithan”. (HR. Bukhari).
Selain dalam wujud manusia, jin (setan)
juga dapat berwujud dalam bentuk hewan dan binatang seperti unta,
anjing, keledai, ular, sapi atau kucing. Akan tetapi dari sekian banyak
binatang, yang paling sering dipakai oleh jin adalah dalam bentuk anjing
dan kucing hitam. Dalam hal ini RasululullahShallallahu 'Alaihi wa
Sallam bersabda:
فقال الكلب الأسود شيطانArtinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Anjing hitam adalah setan" (HR. Muslim).
Dalam hal ini, Ibnu Taimiyyah juga
bertutur: "Anjing hitam adalah setannya anjing. Dan jin seringkali
berwujud dalam wujud anjing hitam ini. Demikian juga dengan kucing
hitam. Hal ini dikarenakan warna hitam adalah warna yang paling disukai
oleh setan karena mengandung kehangatan."
Sedangkan wujud yang umum jin yang
mendiami rumah adalah ular . Dalam hadits riwayat Imam Muslim,
Rasulullah Saw mengingatkan agar tidak sembarangan membunuh ular yang
didapati di dalam rumah, karena boleh jadi ular tersebut bukan ular
sesungguhnya akan tetapi ular jelmaan dari jin. Dalam sebuah hadits
dikatakan, bahwa apabila mendapatkan ular di dalam rumah, maka biarkan
selam tiga hari. Apabila dalam waktu tiga hari masih ada, maka bunuhlah
karena dia ular biasa, bukan ular jelmaan jin. Hadits dimaksud adalah
sebagai berikut:
Dalam riwayat yang lain;قَالَ « إِنَّ بِالْمَدِينَةِ جِنًّا قَدْ أَسْلَمُوا فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهُمْ شَيْئًا فَآذِنُوهُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَإِنْ بَدَا لَكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ فَاقْتُلُوهُ فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ ».Artinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya di Madinah ada seorang jin yang sudah masuk Islam. Apabila kalian melihat sesuatu (maksudnya binatang atau sejenisnya) maka biarkanlah (jangan dibunuh) selama tiga hari. Apabila setalah hari masih ada dan nampak, maka bunuhlah karena dia itu adalah syaithan" (HR. Muslim).
Kelemahan-kelemahan Jinعن بن عباس عن النبي صلى الله عليه و سلم قال الحيات مسخ الجن كما مسخت القردة والخنازير من بني اسرائيلArtinya: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Ular-ular itu adalah jin yang mengubah rupa dan bentuknya sebagaimana Bani Israil yang berubah bentuk menjadi rupa monyet dan babi" (HR. Thabrany dengan sanad yang sahih).
Meskipun jin dan setan memiliki
kemampuan-kemampuan yang tidak dimiliki oleh manusia, akan tetapi
al-Qur'an dengan tegas mengatakan bahwa hakikatnya setan dan tipu
dayanya itu adalah lemah. Berikut adalah beberapa macam kelemahan jin ,
di antaranya:
1. Tidak bisa mengalahkan orang-orang saleh.
Bukti bahwa setan atau jin tidak akan
dapat mengalahkan orang saleh adalah perkataan setan sendiri ketika
berdialog dengan Allah dalam surat al-Hijr ayat 39-
Artinya: "Iblis berkata: "Ya
Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku
akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi,
dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba
Engkau yang mukhlis di antara mereka". (QS. Al- Hijr 15: 39-40).
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa yang
menyebabkan setan itu dapat menguasai seseorang adalah karena perbuatan
dosanya. Ketika seseorang itu dekat dengan Allah, maka setan pun akan
lari dan tidak akan pernah berani mendekatinya apalagi menguasainya.
2. Setan takut dan lari oleh sebagian hamba Allah
Apabila seseorang betul-betul memegang
ajaran agamanya dengan benar serta menancapkan keimanannya dengan
tangguh, maka setan pun akan takut dan lari. Hal ini misalnya terdapat
pada diri Umar bin Khatab. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Turmu-dzi
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda kepada Umar: "Sesungguhnya setan sangat takut olehmu wahai Umar" (HR. Turmudzi).
Bukan hanya kepada Umar, akan tetapi
setan (jin kafir) juga akan takut oleh orang-orang beriman yang
betul-betul dengan keimanannya. Dalam al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir pernah mengutip sebuah hadits berikut ini:
عن أبي هريرة أن النبي صلى الله عليه وسلم?قال : إن المؤمن لينصي شيطانه كما ينصي أحدكم بعيره في السفرArtinya: "Sesungguhnyaorang mukminakan dapat mengendalikan (mengalahkan) syaithannya sebagaimana salah seorang dari kalian yang dapat mengendalikan untanya ketika bepergian" (HR. Ahmad).
Bahkan, apabila seseorang betul-betul dan terus menerus taat dan shaleh, ia dapat membawa qarinnya
(penyertanya, karena setiap manusia itu pasti disertai oleh setan (jin
kafir) di sebelah kirinya dan malaikat di sebelah kanannya atau sering
disebut dengan qarin) masuk Islam. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim berikut ini:
3. Jin takluk dan taat kepada Nabi Sulaiman.عن عبد الله قال قال رسول الله {صلى الله عليه وسلم} ما منكم من أحدٍ إلا وقد وكل به قرينه من الجن وقرينه من الملائكة قالوا وإياك يا رسول الله قال وإياي ولكن الله أعانني عليه فأسلم فلا يأمرني إلا بخيرArtinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak ada seorangpun kecuali ia disertai oleh seorang qarin (penyerta) dari jin dan seorang qarin (penyerta) dari malaikat". Para sahabat bertanya: "Apakah termasuk Anda juga wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab: "Ya termasuk saya, hanya saja Allah menolong saya sehingga jin itu masuk Islam. Ia (jin tadi) tidak pernah menyuruh saya kecuali untuk kebaikan" (HR. Muslim).
Di antara mukjizat Nabi Sulaiman adalah
dapat menaklukan jin dan setan sehingga semuanya dapat bekerja atas
perintahnya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam ayat al-Qur'an berikut
ini dalam surat Shad ayat 36-38:
Artinya: "Kemudian Kami
tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana
saja yang dikehendakinya, dan (Kami tundukkan pula kepadanya)
syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan syaitan yang
lain yang terikat dalam belenggu" (QS. Shad ayat 36-38).
Mukjijat ini diberikan kepada Nabi Sulaiman sebagai pengabulan atas doanya yang mengatakan:
Artinya: "Dan berikanlah kepadaku kerajaan yang tidak diberikan kepada seseorang setalahku" (QS Shad 38:35).
Doa Nabi Sulaiman inilah yang
menyebabkan Rasulullah tidak jadi untuk mengikat jin yang datang dengan
melemparkan anak panah ke muka beliau. Dalam sebuah hadits Muslim
dikatakan:
4. Jinatau setan tidak dapat menyerupai Rasulullahعَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعْنَاهُ يَقُولُ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ ثُمَّ قَالَ أَلْعَنُكَ بِلَعْنَة اللَّهِ ثَلَاثًا وَبَسَطَ يَدَهُ كَأَنَّهُ يَتَنَاوَلُ شَيْئًا فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ الصَّلَاةِ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ سَمِعْنَاكَ تَقُولُ فِي الصَّلَاةِ شَيْئًا لَمْ نَسْمَعْكَ تَقُولُهُ قَبْلَ ذَلِكَ وَرَأَيْنَاكَ بَسَطْتَ يَدَكَ قَالَ إِنَّ عَدُوَّ اللَّهِ إِبْلِيسَ جَاءَ بِشِهَابٍ مِنْ نَارٍ لِيَجْعَلَهُ فِي وَجْهِي فَقُلْتُ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ قُلْتُ أَلْعَنُكَ بِلَعْنَةِ اللَّهِ التَّامَّةِ فَلَمْ يَسْتَأْخِرْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ أَرَدْتُ أَخْذَهُ وَاللَّهِ لَوْلَا دَعْوَةُ أَخِينَا سُلَيْمَانَ لَأَصْبَحَ مُوثَقًا يَلْعَبُ بِهِ وِلْدَانُ أَهْلِ الْمَدِينَةِ" Dari Abu Darda berkata : “Suatu hari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bangun, tiba-tiba kami mendengar Rasulullah mengatakan: "Aku berlindung kepada Allah darimu", kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga berkata: "Allah telah melaknatmu" sebanyak tiga kali. Rasulullah lalu menghamparkan tangannya seolah-olah beliau sedang menerima sesuatu. Ketika Rasulullah selesai shalat, kami bertanya: "Wahai Rasulullah, kami mendengar anda mengatakan sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya. Kami juga melihat anda membukakan kedua tangan anda". Rasulullah menjawab: "Barusan Iblis, musuh Allah datang membawa anak panah api untuk ditancapkan di muka saya, lalu aku berkata: "Aku berlindung kepada Allah darimu" sebanyak tiga kali, kemudian saya juga berakata: "Allah telah melaknatmu dengan laknat yang sempurna" sebanyak tiga kali. Kemudian saya bermaksud untuk mengambilnya. Seandainya saya tidak ingat doa saudara kami, Sulaiman, tentu saya akan mengikatnya sehingga menjadi mainan anak-anak penduduk Madinah" (HR. Muslim).
Setan dan jin tidak dapat menyerupai
bentuk dan muka Rasulullah Saw. Oleh karena itu, apabila seseorang
bermimi melihat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, maka ia
sungguh telah melihatnya. Dalam hadits shahih dikatakan:
5. Jin dan setan tidak dapat melewati batas-batas tertentu di langitأبا هريرة يقول قال رسول صلى الله عليه و سلم : من رآني في المنام فقد رآني إن الشيطان لا يتمثل بيArtinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang bermimpi melihatku, maka dia sungguh telah melihatku, karena setan tidak dapat menyerupaiku" (HR. Muslim).
Sekalipun jin dan setan mempunyai
kelebihan dapat bergerak dengan cepat, akan tetapi mereka tidak akan
dapat melewati batas-batas yang sudah ditetapkan yang tidak dapat
dilalui selain oleh para malaikat. Karena apabila mereka berani
melewatinya, maka mereka akan binasa dan hancur. Karena itu pula, jin
tidak dapat mengetahui dan mencuri informasi dari langit sehingga apa
yang dibisikkannya ke tukang-tukang ramal dan dukun adalah kebohongan
semata. Untuk lebih jelasnya akan hal ini, dapat dilihat dalam surat
al-Rahman ayat 33-35).
6. Jin tidak dapat membuka pintu yang sudah ditutup dengan menyebut nama AllahDalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
Takutnya Jinأغلقوا الأبوابَ واذكروا اسمَ اللهِ فإنَّ الشيطانَ لا يفتحُ بابا مُغْلَقا وَأَوْكُوا قِرَبَكُمْ واذكروا اسمَ اللهِ وَخَمِّرُوا آنِيَتَكُمْ واذكروا اسمَ اللهِ ولو أن تَعْرُضُوا عليه شيئا وأطفِئُوا مصابيحَكمArtinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Tutuplah pintu-pintu, dan sebutlah nama Allah (ketika menutupnya), karena setan tidak akan membuka pintu yang sudah terkunci dengan menyebut nama Allah. Tutup jugalah tempat air minum (qirab dalam bahasa Arab adalah tempat menyimpan air minum yang terbuat dari kuit binatang) dan bejana-bejana kalian (untuk masa sekarang seperti lemari, bupet, kulkas dan lainnya) sambil menyebut nama Allah, meskipun kalian hanya menyimpan sesuatu di dalamnya dan (ketika hendak tidur), matikanlah lampu-lampu kalian" (HR. Muslim).
Jin dan manusia memiliki perbedaan
derajat. Manusia lebih tinggi derajatnya dari pada jin. Karena itulah
sebenarnya jin sangat takut pada manusia. Namun karena jin berhasil
menakut-nakuti manusia maka manusia menjadi takut pada jin. Sebagai
seorang muslim seharusnya kita tidak boleh takut sama jin, tetapi kita
pun tidak menangtang jin, namun jika jin mengganggu manusia sudah
sewajarnya manusia untuk melawannya,
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءهُ فَلاَ تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَArtinya: "Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman" (QS. Ali Imran 3:175).
عن مجاهد قال الشيطان أشد فرقا من أحدكم منه فإن تعرض لكم فلا تفرقوا منه فيركبكم ولكن شدوا عليه فإنه يذهبArtinya: "Mujahid berkata: "Syaithan itu sebenarnya sangat takut oleh salah seorang dari kalian (manusia). Oleh karena itu, apabila kamu mendapatinya, janganlah takut karena kalau takut, ia akan menunggangi kalian (mengganggu), akan tetapi kerasi (kasarilah), pasti ia akan pergi". (Riwayat Ibn Abi Dunya)
Artinya: "Mujahid berkata:
"Sesungguhnya setan dan jin kafir itu takut oleh kalian sebagaimana
kalian takut oleh mereka" (Riwayat Ibnu Abi Dunya)
Tertawa dan Menangisnya Jinعن مجاهد قال بينا انا ذات ليلة أصلي إذ قام مثل الغلام بين يدي قال فشددت عليه لآخذه فقام فوثب فوقع خلف الحائط حتى سمعت وقعته فما عاد إلي بعد ذلكArtinya: "Imam Mujahid berkata: "Suatu malam ketika saya sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba muncul makhluk sebesar anak laki-laki di hadapan saya. Lalu saya desak dia untuk ditangkap. Akan tetapi ia bangun dan lompat ke belakang dinding sehingga saya mendengar jatuhnya. Setelah itu, ia tidak penah datang lagi" (Riwayat Ibnu Abi Dunya).
Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa
setan akan tertawa ketika seseorang menguap dengan mengeluarkan suara
misalnya; "euuuay" atau "haaaa". Hadits bahwa setan tertawa adalah:
عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : إن الله يحب العطاس ويكره التثاؤب فإذا عطس فحمد الله فحق على كل مسلم سمعه أن يشمته وأما التثاؤب فانما هو من الشيطان فليرده ما استطاع فإذا قال هاه ضحك منه الشيطانArtinya: "Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci nguap. Apabila seseorang bersin lalu mengucapkan al-hamdulillah, maka muslim yang mendengarnya harus mendoakannya. Adapun menguap datangnya dari setan, karenanya tahanlah sedapatmungkin. Apabila ia menguap terus keluar suara "haaa", maka setan akan tertawa" (HR. Bukhari dan lainnya).
Sementara setan akan menangis ketika seseorang membaca surat as-Sajdah dan ketika sampai pada ayat sajdahnya yakni ayat yang ke-15, ia melaksanakan Sujud Sajdah. Hal ini sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadits
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِى يَقُولُ : يَا وَيْلَهُ أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ ، وَأُمِرْتُ بِالسُّجُودِ فَأَبَيْتُ فَلِىَ النَّارُ »Artinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila anak Adam membaca surat as-Sajdah kemudian ia sujud sajdah (ketika membaca ayat sajdahnya ayat ke-15), maka setan akan pergi menangis sambil berkata: "Aduh celaka dan sialnya nasibku" Bani Adam diperintah sujud, maka kemudian dia sujud maka baginya syurga, sedangkan aku ketika diperintah sujud aku menolak maka bagiku neraka (HR. Muslim).
Jin Kafir Musuh utama Manusia
Asal muasal permusuhan setan dengan
manusia berawal sejak Adam diciptakan, bahkan sebelum Adam diciptakan.
Permusuhan ini diawali dengan permusuhan antara nenek moyang setan yakni
Iblis dengan nenek moyang manusia, Nabi Adam. Iblis pada awalnya
makhluk yang taat beribadah kepada Allah sebagaimana malaikat. Akan
tetapi ia memiliki perangai sombong dan keangkuhan sehingga tidak mau
sujud kepada Nabi Adam. Dengan sombong Iblis mengatakan keengganan
sujudnya itu:
أَنَاْ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍArtinya: "Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya (Adam), Engkau telah menciptakan saya dari api sementara Engkau menciptakannya dari tanah" (QS. Al-Araf 7:12).
Kesombongannya itulah yang menyebabkan
Allah mengusir Iblis dari surga serta melaknat dan membencinya sampai
hari kiamat kelak. Akan tetapi, sebelum diusir, iblis meminta satu
permohonan kepada Allah untuk diijinkan hidup abadi sampai hari Kiamat
datang, dan Allah pun mengabulkannya. Oleh karena itu, iblis sampai
sekarang masih hidup dan tidak akan mati sebelum Kiamat terjadi. Hal ini
sebagaimana difirmankan oleh Allah:
قَالَ أَنظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ قَالَ إِنَّكَ مِنَ المُنظَرِينَArtinya: "Iblis berkata: "Tangguhkanlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh" (QS. Al-A'raf: 14-15).
Penangguhan kematian iblis ini
dimaksudkan agar ia leluasa dalam mengganggu dan menjerumuskan manusia
dari jalan yang benar. Dalam al-Qur'an dikatakan, bahwa iblis akan
senantiasa mengganggu dan menjerumuskan manusia dari berbagai lini,
mulai dari depan, belakang, sisi kanan, kiri dan sebagainya. Ini
artinya, kapanpun dan dimanapun, iblis dan setan akan terus mencari
celah untuk dapat menggoda dan menjerumuskan manusia. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam firman Allah:
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَArtinya: "Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)" (QS. Al-Araf 7:16-17).
Sedangkan target permusuhan jin kafir
(setan) ada dua yaitu target jangka panjang dan target jangka pendek.
Adapun target jangka panjang adalah menjerumuskan manusia ke dalam api neraka, hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Fatir ayat 6
Artinya: "Sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya
mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala" (Fathir: 6).Sedangkan misi dan tujuan jangka pendeknya adalah:
1. Menjerumuskan manusia dalam perbuatan syirik dan kufur
Syaithan senantiasa mengajak para hamba
untuk menyembah selain Allah serta berusaha membuat mereka kufur kepada
Allah dan syariatNya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam surat
al-Hasyr ayat 16 berikut ini:
Artinya: "(Bujukan
orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) shaitan ketika dia
berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah
kafir, maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu,
karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam" (QS.
Al-Hasyr:16).
Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa Rasulullah Saw suatu hari pernah berkhutbah:
Artinya: "Wahai manusia, sesungguhnya
Allah telah memerintahkan saya untuk mengajarkan kepada kalian apa yang
kalian belum ketahui yang pada hari ini Allah baru saja mengajarkannya
kepada saya. Allah berfirman: "Seluruh harta yang Aku karuniakan
kepada hamba adalah halal. Aku menciptakan hamba- hambaKu semuanya
suci, bersih dan lurus. Hanya saja, syaithan datang menggoda mereka.
Syaithanlah yang memalingkan mereka dari agama mereka yang lurus,
syaithan juga yang mengharamkan apa yang Aku halalkan kepada mereka.
Mereka juga menganjurkan dan mengajak para hamba
untuk menyekutukanKu dengan sesuatu yang Aku sendiri belum menurunkan
ilmu kepadanya" (HR. Muslim).
2. Menjerumuskan manusia kepada perbuatan dosa dan durhaka
Dalam hal ini Rasulullah Saw bersabda:
Artinya: "Rasulullah Saw
bersabda: "Ingatlah, bahwasannya syaithan sudah putus asa untuk
disembah di negeri kalian ini. Akan tetapi kalian akan mentaatinya dalam
perbuatan-perbuatan yang oleh kalian sendiri dipandang hina, dan
syaithan akan meridhainya" (HR. Turmudzi dalam Shahih Sunannya).
Dalam hadits lain Rasulullah Saw juga bersabda:
Artinya: "Jabir berkata,
Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya syaithan telah putus asa untuk
disembah oleh orang-orang yang shalat di daerah Arab, akan tetapi
(syaithan akan diikuti) dalam hal memburu dan saling kasar di antar
mereka" (HR. Muslim).
3. Menghalangi manusia untuk berbuat kebaikan
Bukan hanya menjerumuskan manusia ke
dalam perbuatan dosa dan durhaka, syaithan juga senantiasa
menghalang-halangi manusia dari perbuatan baik dan taat. Dalam sebuah
hadits dari Saburah bin Abi Fakih bahwasannya ia mendengar Rasulullah
Saw bersabda: "Sesungguhnya syaithan selalu duduk (menggoda) keturunan
Adam di semua sisi dan jalannya. Ia duduk di jalan Islam sambil berkata:
"Kamu masuk Islam dan meninggalkan agamamu, agama bapak dan nenek
moyangmu, mengapa?" Lalu hamba itu tidak menghiraukannya dan ia tetap
masuk Islam.
Kemudian syaithan duduk di jalan
hijrah sambil berkata: "Mengapa kamu berhijrah segala sementara
kamu meninggalkan tanah air dan hartamu?" Hamba itu tidak
mempedulikannya, dan ia pun tetap hijarah.
Kemudian syaithan duduk di jalan jihad
sambil berakata: "Mengapa kamu hendak berjihad segala, padahal dengan
demikian kamu akan mengorbankan harta dan nyawa atau kamu akan
terbunuh. Mendingan kamu menikah dengan seorang wanita, lalu
berbagi harta dengannya?" Hamba tadi tidak memperdulikannya, da ia
pun tetap berjihad.
Rasulullah bersabda kembali:
"Barangsiapa yang melakukan hal demikian, maka Allah berhak
untuk memasukkannya ke dalam surga. Barang siapa yang terbunuh (dalam
medan perang) atau tenggelam, maka Allah berhak untuk memasukkannya ke
dalam surga" (HR. Nasai).
4. Merusak ketaatan
Apabila syaithan tidak dapat menggoda
manusia untuk meninggalkan kebaikan dan taat, maka ia tetap akan
berusaha menggoda dan menjerumuskan manusia dengan cara merusak
ketaatan dan kebaikan tersebut, agar si hamba tidak mendapatkan pahala
dari ketaatannya itu. Dalam sebuah hadits dikatakan, bahwa Utsman
bin al-Ash pernah datang ke pada Rasulullah Saw sambil
berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya syaithan telah
menghalang-halangi antara saya dengan shalat dan membaca (al-Qur'an)
saya, dengan cara berwujud dalam wujud Ali".
Mendengar hal itu Rasulullah
Saw bersabda: "Syaithan yang mengganggu kamu itu bernama
Khinzib. Apabila kamu merasakan datangnya, maka berlindunglah
kepada Allah dari godaannya dan meludahlah ke sebelah kiri
sebanyak tiga kali". Utsman berkata: "Lalu aku melaksanakan
petunjuk Rasulullah Saw tadi, sehingga Allah mengusir syaithan itu dari
saya" (HR. Muslim).
Apabila seseorang melaksanakan
shalat, maka syaithan datang membisikkan dan menggodanya dengn
cara, menyibukkan dengan berbagai hal, mengingat-ngingat urusan dunia,
menghadirkan barang- barang yang hilang sampai membuat orang yang shalat
itu ngantuk atau lalai. Dalam hadits riwayat Imam Bukhari dikatakan:
Artinya: "Dari Abu
Hurairah, bahwasannya Rasulullah Saw bersabda: "Apabila dipanggil
untuk shalat (adzan berkumandang), Syaithan segera membelakangi sambil
kentut dengan keras sehingga orang itu tidak mendengar adzan
tersebut. Apabila adzan telah selesai, ia segera
menghampirinya. Apabila ia melaksanakan shalat, ia kembali
membelakangi sambil membisikkan antara seseorang dengan dirinya.
Syaithan itu mengatakan: ingat ini, ingat itu, sehingga ia tidak tahu
berapa rakaat dia shalat" (HR. Bukhari Muslim).
Tidak sampai di sana, syaithan juga
menggoda dengan jalan membisikkan kepada seseorang untuk melewat
dihadapan orang yang sedang shalat. Dalam sebuah hadits riwayat
Imam Bukhari dikatakan, bahwa Shalih as-Samman pernah melihat Abu
Said al-Khudry pada hari Jumat sedang melaksanakan shalat.
Tiba-tiba seorang pemuda dari Bani Mu'ith bermaksud melewat di hadapan
Abu Said yang sedang shalat.Abu Said kemudian menahan dan
menghalanginya. Pemuda itu kemudian menatap Abu Said, dan kembali
mencoba melewatinya, akan tetapi Abu Said kembali menghalanginya dengan
lebih keras lagi. Pemuda itu kemudian menghadap kepada Marwan.
Marwan kemudian bertanya kepada Abu Said: "Mengapa kamu
melakukan hal demikian kepada putra saudaramu ini, wahai Abu
Said?" Abu Said menjawab: Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda:
Artinya: "Apabila
seseorang sedang shalat menghadapi sesuatu yang menghalanginya dari
orang banyak, lalu seseorang berusaha untuk melewatinya, maka
halangilah dia. Apabila ia menolak dan terus hendak melewatinya, maka
perangilah dia karena dia itu adalah syaithan" (HR. Bukhari).
5. Menyakiti anggota tubuh dan jiwa manusia
Di samping menggoda dan menjerumuskan
dari ketaatan, syaithan juga seringkali menyakiti tubuh, anggota fisik
dan jiwa manusia. Untuk lebih jelasnya akan hal ini, berikut dalil-dalil
dan kisah-kisah yang membuktikan hal tersebut.
a. Dalam sebuah
hadits dikatakan bahwa Rasulullah Saw pernah suatu saat ketika
sedang melaksanakan shalat, Iblis bermaksud melemparkan anak panah
apinya ke wajah Rasulullah Saw, akan tetapi Rasulullah kemudian
berlindung kepada Allah sehingga Iblis tersebut dapat dilumpuhkan
sebagaimana telah dipaparkan pada pembahasan tentang
kelemahan- kelemahan jin dan setan pada sub, jin dan setan tunduk dan
taat kepada Nabi Sulaiman.
b. Untuk menyakiti jiwa seseorang, syaithan juga datang dalam mimpi.
Dalam berbagai keterangan dikatakan
bahwa syaithan dapat datang menjelma dalam mimpi seseorang dengan cara
mengganggu dan menyempitkan hatinya sehingga orang tersebut
menjadi sedih dan putus asa. Oleh karena itu, dalam sebuah hadits
dikatakan, bahwa mimpi itu ada tiga macam:
Artinya: Abu Hurairah berkata:
"Mimpi itu ada tiga macam; Mimpi yang berupa kabar gembira yang
bersumber dari Allah, mimpi yang merupakan bisikan hati, dan mimpi yang
menakutkan yang bersumber dari syaithan" (HR. Ibnu Majah).
Dalam hadits lain dikatakan:
Artinya: "Abu Said
al-Khudri pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:"Apabila
seseorang bermimpi yang menyenangkan, maka itu bersumber dari Allah,
oleh karenanya bertahmidlah (ucapkanlah alhamdulillah), dan
sebut-sebutlah dia di hadapan orang lain. Apabila ia bermimpi
yang menakutkan atau bermimpi sesuatu yang dibenci, maka ia
bersumber dari syaithan, karenanya berlindunglah kepada Allah dari
kejahatannya (ucapkan audzubillah minasyaithan wa sayyiatil ahlam),
dan janganlah ia menyebut-nyebutkannya kepada orang lain. Kalau ia
berlindung kepada Allah (mengucapkan ta'udz tadi), maka syaithan
itu tidak akan bisa menyakitinya" (HR. Bukhari).
c. Membakar rumah
Selain menyakiti tubuh dan jiwa,
syaithan juga seringkali berbuat jahat berupa menghilangkan harta,
kekayaan dan tempat tinggal, berupa membakar rumah.Dalam sebuah hadits
dikatakan:
Artinya: "Rasulullah Saw
bersabda: "Apabila kalian tidur, matikanlah lampunya, karena
syaithan seringkali berwujud seekor tikus yang membawa sesuatu (yang
mudah dibakar) yang ditujukkan ke lampu tersebut sehingga dapat
membakar kalian" (HR. Abu Dawud dengan sanad shahih).
d. Mengganggu orang yang sedang sakaratul maut
Syaithan memang musuh yang paling
nyata. Semua lini dan sisi, ia terus masuki dengan tujuan dapat
menjerumuskan manusia ke dalam kedurhakaan. Bukan saja ketika
masih hidup, akan tetapi ketika menjelang ajal sekalipun. Ketika
manusia sakaratul maut, syaithan masih menggoda dan mengganggu
dengan jalan memukul-mukul dan membisikkan hal-hal
keduniawian agar orang yang sedang sakaratul maut tadi tidak
mengingat Allah lagi. Oleh karena itu, Rasulullah menganjurkan agar
orang yang sedang sakaratul maut ditalqin (dibimbing dengan
kalimat-kamimat yang baik) sehingga ketika nyawa dan ruhnya lepas,
ia senantiasa mengingat kepada Allah.Dalam sebuah
hadits dikatakan bahwa Rasulullah menganjurkan ummatnya untuk
berlindung dari godaan syaithan ketika sakaratul maut tadi dengan
membaca doa berikut ini:
Artinya: "Ya Allah
aku berlindung kepadaMu dari bimbangan,
kehancuran, tenggelam, kebakaran. Aku juga berlindung kepadaMu dari
godaan dan pukulan syaithan ketika sakaratul maut. Aku juga
berlindung kepadaMu dari kematian yang lari dari jalanMu, juga
dari kematian yang sangat sakit menyengat" (HR.Nasai)
e. Menyakiti setiap bayi yang baru lahir
Selain yang sedang sakaratul maut,
syaithan juga seringkali menyakiti setiap bayi yang baru lahir.
Dalam hadits dikatakan:
Artinya: "Dari Abu
Hurairah, Rasulullah Saw bersabda: "Setiap keturunan Adam, pasti
disentuh oleh syaithan ketika lahirnya kecuali Siti Maryam dan
putranya (Nabi Isa)" (HR. Muslim).
Dalam hadits lain dikatakan:
Artinya; "Rasulullah saw
bersabda: "Setiap keturunan Adam yang lahir pasti dicubit oleh
jari-jari syaithan di kedua pinggirnya kecuali Isa putranya Maryam" (HR.
Bukhari).
Artinya: "Abu Hurairah
berkata: "Saya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Tidak
ada seorangpun bayi yang baru dilahirkan dari keturunan Adam, kecuali
ia telah disentuh (dicubit) oleh syaithan sehingga ia lahir
sambil berteriak (menangis) karena cubitan syaithan tersebut,
kecuali Maryam dan putranya (Nabi Isa)" (HR. Bukhari).
Dalam hadits dikatakan, Siti Maryam dan
putranya tidak terkena cubitan syaithan karena berkat doa dari ibunya,
ibunya Siti Maryam, yang berdoa:
Artinya: "(Ibunya
Maryam berdoa) dan aku melindungkannya (Siti Maryam) dan
keturunannya kepadaMu dari gangguan syaithan yang terkutuk" (QS. Ali
Imaran: 36).
Apakah hanya Siti Maryam dan
putranya yang tidak diganggu oleh syaithan ketika dilahirkan?
Jawabannya tidak. Mungkin masih banyak lagi yang juga tidak diganggu
oleh syaithan. Dalam hadits lain riwayat Imam Bukhari dikatakan, bahwa
Ammar bin Yasir pun termasuk salah seorang yang tidak diganggu dan
tidak dicubit ketika ia dilahirkan.
f. Menebarkan penyakit Tha'un
Syaithan juga seringkali menyebarkan
penyakit menular semisal penyakit kulit dan yang lainnya. Akan
tetapi hal ini tidak dapat dipahami bahwa semua wabah penyakit menular
adalah bersumber dari syaithan. Boleh jadi karena tempat
tersebut kotor, tidak bersih. Syaithan hanyalah salah satu
faktor penyebab hal itu.Dalam sebuah hadits Rasulullah
bersabda:
Artinya: Rasulullah Saw
bersabda: "Penyakit Tha'un dan duri musuh-musuh kalian itu
semuanya dari Jin. Ia (jin itu) menyaksikan kalian semua" (HR. Hakim)
Bahkan, dalam salah satu keterangan
juga dikatakan bahwa darah istihadah juga terkadang dari
syaithan. Rasulullah bersabda kepada Hamnah bint Jahsy: "Ini
(darah istihadah) adalah kotoran syaithan" (HR. Abu Dawud dan Nasai).
Akan tetapi sekali lagi, tidak berarti bahwa setiap yang mengidap
penyakit istihadah, itu bersumber dari syaithan, akan tetapi boleh jadi
karena faktor makanan atau hal lainnya. Hanya saja, syaithan juga
terkadang menyakiti perempuan dengan jalan istihadah ini.
g. Ikut makan, minum dan tinggal bersama manusia
Termasuk salah satu menyakiti dan
melukai manusia, syaithan juga seringkali ikut serta dengan manusia
dalam makan, minum dan tinggal. Hal ini dimaksudkan tentunya agar
syaithan lebih leluasa dalam menjerumuskan dan menggoda manusia ke jalan
yang sesat Dalam berbagai keterangan dikatakan, ketika seseorang
makan, minum dan masuk atau keluar rumah tanpa menyebut nama Allah
(tanpa berdoa), maka syaithan akan mengikutinya; ia akan ikut
makan, minum dan tidur di rumah. Akan tetapi bagi mereka yang menyebut
nama Allah ketika makan, minum dan tidurnya, maka syaithan tidak akan
pernah menyentuh makanan, minuman dan tempat tidur atau tempat tinggal
orang tersebut. Untuk itu, pantas, kalau Rasulullah Saw senantiasa
mengajarkan dan menganjurkan ummatnya untuk selalu membaca doa
atau paling tidak menyebut nama Allah dalam setiap gerak
geriknya termasuk dalam makan, minum dan tidurnya. Hal ini, bukan
saja untu meraup pahala dan mengikuti sunnah Rasulullah Saw,
akan tetapi juga demi kebaikan orang tersebut, yakni terhindar
dari gangguan jin kafir (syaithan) yang setiap detik berusaha
mengganggu dan menjerumuskan manusia dalam kenistaan.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah hadits-hadits yang menerangkan tentang hal di atas:
1) Syaithan akan ikut makan
dan minum, ketika orang tersebut tidak mengucapkan doa atau tidak
menyebut nama Allah terlebih dahulu. Hal ini sebagaimana dikisahkan
dalam sebuah hadits ayng diriwayatkan oleh Imam Muslim,
bahwasannya Hudzaifah berkata: "Kami (para sahabat) apabila berkumpul
bersama Rasulullah Saw, lalu dihadirkan makanan kepadanya, kami tidak
berani menyentuh makanan tersebut sebelum Rasulullah Saw terlebih dahulu
menyentuhnya. Suatu hari, dihidangkan kepada kami makanan tersebut.
Tiba-tiba, datang seorang budak perempuan yang sudah tidak sabaran.
Begitu melihat makanan di hadapan kami, ia langsung bergegas
menghampirinya dan langsung menyodorkan tangannya untuk menyentuh
makanan tersebut. Rasulullah Saw kemudian memegang dan menahan
tangan budak wanita tadi. Tidak lama dari itu, datang juga seorang arab
badewi, juga sama menyodorkan tangannya untuk meraih makanan, akan
tetap Rasulullah Saw menahan dan memegang tangannya itu. Rasulullah
kemudian bersabda: "Sesungguhnya syaithan akan ikut memakan makanan yang
tidak disebutkan nama Allah sebelumnya. Syaithan barusan datang
menyertai budak wanita tadi, lalu syaithan itu bermaksud
mengambil makanan dengan menggunakan tangan budak wanita itu.
Demikian juga, setan datang menyertai orang arab badewi tadi untuk
mengambil makanan, dan karena itulah saya pegang dan saya
tahan tangan kedua orang tadi. Demi diri ku yang berada pada
kekuasaanNya, sesungguhnya tangannya itu (tangan setan) berada pada
tangan saya bersama dengan tangan budak wanita tadi" (HR. Muslim).
Setan akan merusak kekayaan manusia dan
akan tinggal di dalam bejana / lemari yang tidak disebutkan nama
Allah sebelumnya. Dalam sebuah hadits dikatakan, untuk menjaga
agar setan tidak merusak harta dan tidak ikut masuk ke dalam rumah,
sebaiknya ketika menutup pintu, lemari dan lainnya, terlebih dahulu
berdoa atau paling tidak menyebut nama Allah. Dalam sebuah hadits
dikatakan:
artinya: "Rasulullah Saw
bersabda: "Tutuplah pintu-pintu, dan sebutlah nama Allah (ketika
menutupnya), karena setan tidak akan membuka pintu yang sudah terkunci
dengan menyebut nama Allah. Tutup jugalah tempat air minum (qirab dalam
bahasa Arab adalah tempat menyimpan air minum yang terbuat dari kulit
binatang) dan bejana-bejana kalian (untuk masa sekarang seperti
lemari, bupet, kulkas dan lainnya) sambil menyebut nama Allah,
meskipun kalian hanya menyimpan sesuatu di dalamnya dan (ketika hendak
tidur), matikanlah lampu-lampu kalian" (HR. Muslim).
Orang yang makan dan minum sambil
berdiri, akan ditemani setan. Dalam berbagai keterangan, Rasulullah
menganjurkan ummatnya agar ketika makan dan minum sambil duduk,
tidak sambil berdiri. Kecuali ketika minum air zam zam, Rasulullah
mensunatkan ummatnya untuk minum sambil berdiri, karena dalam
sebuah hadits dikatakan, bahwa Rasulullah minum air zam zam
sambil berdiri. Rasulullah melarang ummatnya untuk meminum atau
makan sambil berdiri karena makan dan minumnya akan disertai oleh setan.
Berikut ini hadits yang dimaksudkan:
Artinya: "Rasulullah suatu
hari melihat seorang laki-laki yang minum sambil berdiri. Lalu
Rasulullah Saw berkata kepadanya: "Duduklah!" Laki-laki itu menjawab:
"Mengapa saya mesti duduk?" Rasulullah Saw menjawab: "Apakah kamu
bahagia kalau minum bersama kucing?" Laki-laki itu menjawab: "Tidak".
Rasulullah Saw bersbda kembali: "Sesungguhnya kamu tadi telah minum
dengan sesuatu yang jauh lebih jahat dari pada kucing, yaitu setan"
(HR. Imam Ahmad, dan Bazzar).
Setan ikut masuk ke dalam rumah yang tidak menyebut nama Allah (berdoa) ketika masuknya. Dalam sebuah hadits dikatakan:
Artinya: "Dari Jabir bin
Abdillah bahwasannya ia mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Apabila
seseorang masuk rumah, lalu ia menyebut nama Allah ketika masuk (rumah)
dan ketika makan, maka syaithan akan berkata (kepada sesama syaithan
lainnya): "Kalian tidak dapat nginep dan tidak bisa makan malam".
Namun apabila ia masuk rumah, dan tidak menyebut nama Allah (berdoa)
ketika masuk dan makannya, syaithan akan berkata: "Nah, sekarang kalian
bisa nginep dan bisa makan malam" (HR. Muslim).
h. Masuk ke tubuh manusia.
Selain menyakiti badan, jiwa dan
menyertai manusia dalam segala gerak dan langkahnya, setan juga
seringkali masuk ke tubuh manusia. Dalam istilah Indonesia sering
disebut dengan Kesurupan, dan dalam bahasa Sunda dikenal dengan Kaasupan Jurig (dalam bahasa arab ashar'u atau lams al-jin). Sehubungan dengan masalah kesurupan ini, Ibnu Taimiyyah dalam bukunya Majmu al-Fatawa (24/276),
berkata: "Para ulama ahli sunnah wal jama'ah sepakat, bahwa jin dapat
masuk ke dalam tubuh dan badan manusia. Hal ini berdasarkan firman
Allah dalam surat al-Baqarah ayat 275:
artinya: "Orang-orang yang makan
(mengambil) riba, tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan setan lantaran tekanan penyakit gila" (QS.
Al-Baqarah:275)."
Abdullah bin Ahmad bin Hanbal
pernah bertanya kepada ayahnya, Ahmad bin Hanbal: "Sesungguhnya
orang-orang berkata bahwa jin tidak bisa masuk ke badan orang- orang
yang kesurupan. Imam Ahmad bin Hanbal berkata: "Anakku, mereka berkata
bohong. Mereka hanya berkata dengan ucapannya sendiri"
Ibnu Taimiyyah juga berkata:
"Perkataan ini (jin dapat masuk ke dalam tubuh manusia)
adalah perkataan yang masyhur (dikenal oleh semua
ulama). Orang yang kemasukkan jin (kesurupan) tidak akan merasakan
sakit ketika dipukul, kata-katanya akan ngelantur. Orang yang
kemasukan jin ini akan menampakkan banyak keanehan,mulai dari bicara
dan gerakannya. Seolah-olah yang berkata dan bergerak itu
adalah orang tersebut (orang yang kesurupannya), padahal hakikatnya
adalah jenis lain, bukan manusia (yaitu jin)". Bahkan, Ibnu Taymiyyah
masih dalam al-Majmu'nya mengatakan: "Tidak ada seorangpun
ulama yagn mengingkari bahwa jin dapat memasuki tubuh manusia
yang lalai mengingat Allah. Barangsiapa yang mengingkari hal ini dan
mengatakan bahwa syara' tidak mengakui hal demikian, maka sungguh dia
telah mendustai syara itu sendiri. Tidak ada dalam dalil-dalil syara
yang menolak hal itu (tidak ada dalil satu pun yang mengingakari
bahwa jin dapat masuk ke tubuh manusia yang kesurupan). Mereka
yang mengingkari hal ini hanyalah sekelompok kecil dari golongan
Mu'tazilah yakni Imam Al-Jubai dan Abu Bakar ar-Razi.
Kiat-kiat menghadapi gangguan Jin
Sebagaimana telah dijelaskan di
atas, bahwa jin (setan) senantiasa mengganggu dan "menyerang"
manusia khususnya orang mukmin dari berbagai sisi dan dalam berbagai
keadaan. Untuk itu, agar usaha mereka tidak berhasil dan dapat
dipatahkan, maka seorang mukmin harus mempunyai "senjata" khusus dalam
menghadapi mereka. Di antara "senjata" yang harus dipegang seorang
mukmin dalam melawan "serangan" setan ini, adalah sebagai berikut:
1. Berlindung dan memohon bantuan hanya kepada Allah Swt.
Mengenai "senjata" ini, Allah telah berfirman dalam surat al-A'raf ayat 199-200:
Artinya: "Jadilah engkau pemaaf dan
suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari pada
orang-orang yang bodoh. Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan
syaitan maka berlindunglah kepada Allah .Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Al-Araf: 199-200).
Adapun keadan atau situasi yang memungkinkan adanya gangguan jin adalah sebagai berikut;
a. Ketika masuk WC
Rasulullah Saw menganjurkan agar setiap
kali masuk ke WC, terlebih dahulu membaca doa sebagai permohonan
perlindungan kepada Allah dari gangguan setan laki-laki dan
setan perempuan. Hal ini sebagaimana tertuang dalam hadits berikut ini:
Artinya: "Dari Zaid bin Arqam,
Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya toilet-toilet itu dihuni oleh
Jin. Oleh karena itu, apabila seseorang di antara kalian masuk
WC, maka katakanlah: Allahumma Inni audzubika minal khubutsi wal
khabaits (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari gangguan jin
laki-laki dan jin perempuan" (HR. Abu Dawud, Nasa'I, Ibnu
Majah dan Ahmad).
b. Ketika marah
Ketika seseorang marah, maka setan akan
dengan mudah masuk dan menggodanya. Oleh karena itu, Rasulullah Saw
mengajarkan bahwa ketika seseorang marah, hendaklah ia membaca ta'udz; audzubillahi minasyaithanir rajim. Hal ini sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadits berikut ini:
Artinya: "Dari Sulaiman bin
Shurad berkata: "Ada dua orang saling memaki di hadapan
Rasulullah, saat itu kami sedang duduk di sampingnya. Salah seorang dari
keduanya memaki temannya dengan sangat marah sehingga tampak
mukanya memar merah. Rasulullah Saw kemudian bersabda:
"Sesungguhnya saya mengetahui sebuah kalimat yang apabila diucapkan,
maka marah kalian akan hilang, yaitu: Audzu billah minas syaithanir
rajim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk)"
(HR. Bukhari Muslim).
c. Ketika berhubungan badan suami isteri
Rasulullah Saw juga menganjurkan agar
sebelum melaksanakan hubungan badan, terlebih dahulu berdoa dan
berlindung kepada Allah dari godaan setan. Dalam sebuah hadits
dikatakan:
Artinya: "Rasulullah Saw
bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian hendak menggauli
isterinya kemudian sebelum menggaulinya ia membaca doa: "Bismillah,
allahumma jannibnaas syaithan wa jannibis syaithana ma razaqtana"
(Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari
gangguan dan godaan setan serta jauhkanlah setan itu dari apa yang akan
Eukau anugerahkan kepada kami (anak), maka apabila dari hubungan
tersebut ditakdirkan membuahkan seorang anak, maka anak itu tidak
akan diganggu oleh setan selamanya" (HR. Muttafaq 'alaih).
d. Ketika turun dari lembah atau dari rumah
Rasulullah Saw mengajarkan bahwa
apabila seseorang keluar dari rumah, atau melewati lembah, tempat
angker hendaklah membaca doa sebagaimana tercantum dalam hadits berikut:
Artinya: "Rasulullah Saw bersabda:
"Kalau saja seseorang di antara kalian keluar rumah lalu berdoa: Audzu
bikalimatillahit tammati min syarri ma khalaq (Aku berlindung kepada
Allah dengan perantaraan kalimah Allah yang sempurna dari kejahatan
makhluknya), maka ia tidak akan diganggu sedikitpun sejak ia berada di
rumah itu sampai ia meninggalkannya" (HR. Ibnu Majah dengan sanad yang
shahih).
e. Ketika mendengar ringkikan keledai
Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
Artinya: "Abu Hurairah berkata,
Rasulullah Saw bersabda: "Apabila kalian mendengar ayam jantan
berkukuruyuh (kongkorongok), maka mintalah karunia dari Allah, karena
sesungguhnya ayam itu melihat malaikat. Dan apabila kalian
mendengar ringkikan keledai, berlindunglah kepada Allah dari godaan
dan tipu daya syaithan karena keledai itu telah melihat syaithan". (HR.
Bukhari Muslim).
f. Ketika hendak membaca al-Qur'an
Allah berfirman dalam surat an-Nahl ayat 98-99:
Artinya: "Apabila kamu membaca
Al-Qur`an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan
yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas
orang- orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya" (QS. An-Nahl:
98-99).
2. Senjata kedua adalah memohonkan perlindungan kepada Allah untuk keluarga dan seluruh keturunan
Dalam sebuah hadits dikatakan:
Artinya: "Ibnu Abbas berkata:
Rasulullah Saw pernah memohonkan perlindungan untuk Hasan dan Husain
(cucu beliau) dengan mengatakan: U'idzukuma bikalimatillahit tammah min
kulli syaithan wa hammah wa min kulli 'ainin laammah (Aku memohon
perlindungan untuk kamu berdua dengan perantaraan kalimah Allah yang
sempurna dari semua kejahatan setan dan semua hawa nafsu, juga dari
semua kejahatan mata yang penuh dengki)". Rasulullah Saw
kemudian bersabda kembali: "Sesungguhnya nenek moyang kalian berdua
(maksudnya Nabi Ibrahim) juga pernah memohonkan perlindungan untuk kedua
putranya Ismail dan Ishak" (HR. Bukhari).
3. Senantiasa menyibukkan diri untuk terus berdzikir kepada Allah
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam
sebuah hadits, bahwa Nabi Yahya memerintahkan Bani Israil untuk
melakukan lima hal. Salah satunya adalah dzikrullah, karena seseorang tidak dapat menjaga dirinya dari godaan setan, melainkan dengan dzikir kepada Allah (mengingat Allah).
Dalam al-Qur'an surat al-Araf ayat 201 Allah berfirman:
Artinya: "Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan,
mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya" (QS. Al- Araf: 201)
Metode pengusiran Jin
sumber :
http://www.akhirzaman.info/allien-a-ufo/75-alien/1645-jin-dalam-perspektif-al-quran-dan-hadits.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar