Setiap Yang hidup pasti akan Mati, Hanya Allah SWT yang Abadi
(Batas Waktu Kejayaaan dan Keruntuhan)
“Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan
dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”
(Al imran: 185)
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”
(Q.S. AL-MU’MINUN:115)
“(Tidak
demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang
ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”
(Al baqarah: 112)
“Dan
adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya (6) maka dia
berada dalam kehidupan yang memuaskan (7) Dan adapun orang-orang yang
ringan timbangan (kebaikan) nya (8) maka tempat kembalinya adalah neraka
Hawiyah (9)”
(Al Qari’ah: 6-9)
“Perbanyakkanlah mengingat pemutus kenikmatan yaitu kematian”
(Hadis riwayat Imam Ibnu Majah, no: 4248)
Rasulullah telah mengatakan bahwa orang yang senantiasa mengingat kematianya sebagai manusia yang paling bijaksana:
Dari
Ibnu ‘Umar dia berkata: Aku bersama Rasulullah s.a.w., lalu seorang
lelaki Ansar datang kepada baginda kemudian mengucapkan salam kepada
Nabi s.a.w. lalu dia bertanya: Wahai Rasulullah. Manakah di antara kaum
mukminin yang paling utama?
Baginda menjawab: Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.
Dia bertanya lagi: Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdik?
Baginda menjawab: “Yang paling banyak mengingati kematian di antara mereka, dan yang paling bagus persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik” (Hadis Riwayat Imam Ibnu Majah, no: 4249)
Baginda menjawab: Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.
Dia bertanya lagi: Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdik?
Baginda menjawab: “Yang paling banyak mengingati kematian di antara mereka, dan yang paling bagus persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik” (Hadis Riwayat Imam Ibnu Majah, no: 4249)
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”
(Q.S. AL-A’RAF:34)
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…”
(An nisa’: 78)
· Jarak
kita dengan hari kepastian semakin hari semakin dekat, sesuatu yang
tidak kita ketahui kapan hadirnya dan datang saat kita sedang bagaimana.
Tiap detik sekarang adalah detik-detik yang makin mendekatkan kita
kepada negeri akhirat, menunggu hisab atas segala amal dan nikmat dan
hari-hari yang memaksa kita untuk lebih bersunggh-sungguh.
- Kebenaran dan hakekat taqdir
- Usia dan rizqi sudah Allah tentukan (taqdir)
Hikmah:
· “Mari mengingat, umur kita semakin hari semakin habis (menipis) dan jatah hidup kita semakin berkurang (sempit), semakin lemah dan berkurangnya segala kenikmatan dan kekuatan. Serta kematian (ajal) yang semakin dekat, segera berpisah dengan segala yang kita cintai dan dekat dengan diri kita didunia ini”
· Jangan
sampai kita menginginkan kematian karena bala yang menimpa, tetapi jika
terpaksa menginginkanya maka hendaklah membaca doa:
”Ya
Allah, lanjutkanlah hidup saya sekiranya hidup itu lebih baik bagiku
dan segeralah matikan saya sekiranya mati itu lebih baik bagiku”
(Hadis riwayat Imam al-Bukhari, no: 5671)
· “Mari menyadari, hidup ibarat menjual es batu yang makin berkurang tiap saatnya. Salah satu cara untuk berhasil adalah menjualnya
sebelum mencair seiring dengan berjalanya waktu sebab bila tidak kita
tidak akan mendapatkan hasil apa-apa dan pulang dengan tangan hampa”
· “Sebelum
maut tiba-tiba datang dan kita pergi meninggalkan segala yang kita
sibuk dengannya menuju alam yang kita tidak lagi bisa melakukan apapun
yang bisa menyelamatkan kita lagi, maka kita harus berfikir untuk bisa menggunakan segala yang kita miliki dengan benar.
Hinga kelak kita berdiri dihadapan penguasa alam semesta dengan layak,
segala bukti pengorbanan dan ketundukan serta penghambaan yang baik dan
bukannya sebagai hamba yang merugi”
·
“Masihkah ada cita-cita belum tercapai?, jangan lagi sembarang dan terlalu jauh angan-angan. Segera kesungguh-sungguhan hanya untuk menunaikan kewajiban dan ketaatan kita, tujuan kita pada tiap saatnya, pada tiap kesempatan (waktu) yang bisa kita gunakan sekarang”
“Masihkah ada cita-cita belum tercapai?, jangan lagi sembarang dan terlalu jauh angan-angan. Segera kesungguh-sungguhan hanya untuk menunaikan kewajiban dan ketaatan kita, tujuan kita pada tiap saatnya, pada tiap kesempatan (waktu) yang bisa kita gunakan sekarang”
· Mari menyadari, cepat atau lambat kita dan semua yang ada pasti akan berjumpa kematian juga, kapanpun datangnya tak perlu ditakuti.
Maka selalu persiapkan diri untuk bersegera menyambutnya penuh
persiapan. Segera selesaikan urusan (dunia dan cita-cita) dan tanggungan
yang memberatkan, bersegera memenuhi undangan shalat.
Semoga Bermanfaat
Sumber : Internet
Semoga Bermanfaat
Sumber : Internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar