Halaman

Kamis, 18 Juli 2013

Tafsir Mimpi

Seperti mimpi Bilal yang melafazkan bacaan-bacaan azan

Mimpi merupakan sebuah keadaan ketika manusia mengalami suatu kejadian yang memberikan gambaran kehidupan lain yang terkadang bisa memberikan makna dalam kehidupan sesungguhnya.

Mimpi bisa jadi isyarat yang diberikan oleh Allah kepada hambanya berupa berita baik atau buruk dan mimpi ada yang memiliki makna dan ada pula yang berupa mimpi kosong sekadar permainan setan kepada manusia.

Banyak ayat Al Quran dan riwayat Nabi yang bercerita tentang mimpi. Misalnya, dalam Surat Ash-Shaaffaat (37) ayat 102 yang mengisahkan mimpi Ibrahim ketika ia diharuskan menyembelih putranya, Ismail. Juga dalam Surat Al Fath (48) ayat 27 mengenai mimpi Rasulullah sebelum terjadinya Perjanjian Hudaibiyah.

Tak hanya para nabi, para sahabat pun pernah mengalami mimpi yang pada akhirnya terbukti kebenarannya. Tak seperti mimpi nabi yang sangat terang dan tak perlu ditakwilkan lagi karena merupakan wahyu dari Allah, mimpi para sahabat ada yang perlu ditakwilkan

– seperti mimpi Abu Bakar yang menaiki tangga bersama Rasulullah, tetapi mereka berselisih dua anak tangga. Dalam takwilnya, Abu Bakar menyatakan bahwa kematiannya akan datang dua tahun setelah Rasulullah, dan itu benar-benar terjadi— dan mimpi yang tidak perlu ditakwilkan

– seperti mimpi Bilal yang melafazkan bacaan-bacaan azan. Ketika melaporkannya kepada Rasulullah saw., beliau mengatakan bahwa mimpinya adalah benar. Rasulullah saw. bersabda, “Jika masa semakin dekat, mimpi seorang muslim nyaris tidak pernah dusta. Muslim yang paling benar mimpinya adalah yang paling jujur perkataannya. Mimpi seorang mukmin merupakan satu bagian dari 46 bagian kenabian….” (Muttafaq ‘alaih). Ini berarti mimpi seorang mukmin memiliki pertimbangan 1/46 karena 45/46 diberikan pada nabi.

Khalid al-Anbari dalam bukunya Kamus Tafsir Mimpi menyebutkan bahwa tanda mimpi yang benar adalah sebagai berikut.

1. Bersih dari mimpi kosong, bayangan-bayangan yang meresahkan dan menakutkan.
2. Dapat dipahami ketika terjaga.
3. Tidur dalam keadaan pikiran jernih, tidak disibukkan oleh persoalan apa pun.
4. Mimpi tersebut dapat ditakwilkan sesuai dengan apa yang ada di Lauh Mahfuzh.

“Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya), ‘Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering. Hai orang-orang yang terkemuka, terangkanlah kepadaku tentang takbir mimpiku itu jika kamu dapat menakbirkan mimpi.’” (Q.S. Yusuf 12: 43)

Ayat di atas merupakan salah satu contoh ayat yang menjelaskan mengenai sahnya mimpi seorang kafir, jika isi mimpinya berkaitan dengan orang mukmin.

Ada juga mimpi yang dianugerahkan Allah kepada yang dikehendakinya agar ia mendapatkan hidayah. Ini berdasarkan riwayat al-Hakim mengenai keislaman seorang seorang sahabat, Khalid bin Sa’id bin ‘Ash. Keislaman ini terjadi setelah Khalid mengalami mimpi yang sangat menyeramkan. Dalam mimpinya, dia melihat seakan-akan ayahnya hendak mendorongnya ke neraka, sementara Rasulullah saw. berusaha memegang pinggangnya agai ia tidak terjatuh. Juga atas dasar tafsiran Ibn Hasyirin ketika ia didatangi seseorang yang bermimpi jari-jari tangannya yang ketiga dan keempat buntung. Ia menakwilkan bahwa mimpi tersebut sebagai peringatan pada orang itu karena shalatnya bolong-bolong. Sepulangnya dari bertemu Ibn Hasyirin, ia pun bertobat.

Seorang yang merasa telah mengalami mimpi yang benar, janganlah bertindak sembrono meminta sembarang orang untuk menakwilkan mimpi yang dialaminya. Janganlah ia menceritakannya kepada orang yang dengki dan dendam dan kepada orang yang jahil yang ucapannya tertolak tetapi ceritakanlah kepada orang yang berilmu, para ulama yang memiliki keutamaan, orang-orang yang dalam pemahaman terhadap dien Islam.

Macam Mimpi

Rasulullah saw. bersabda, “Mimpi itu ada tiga. Mimpi yang baik merupakan kabar gembira dari Allah. Mimpi yang menyedihkan berasal dari setan, dan mimpi yang datang dari obsesi seseorang. Jika salah seorang di antara kalian mimpi yang menyedihkan maka hendaklah dia bangun lalu shalat dan tidak menceritakannya pada orang lain.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw. bersabda, “Mimpi yang baik adalah dari Allah. Sedangkan mimpi yang menakutkan berasal dari setan. Barangsiapa mimpi yang tidak menyenangkan maka hendaklah dia meludah ke sebelah kirinya tiga kali dan berlindung diri kepada Allah dari setan, maka mimpi tersebut tidak akan membahayakannya” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Bertolak dari hadis-hadis di atas, menurut Aam Amiruddin dalam bukunya Menelanjangi Strategi Jin, kita bisa membuat sejumlah kesimpulan.

1. Mimpi bisa terjadi karena suatu obsesi. Obsesi tersebut begitu kuat dalam memori kita sehingga muncul dalam mimpi. Misalnya, seorang pemuda yang terobsesi menikahi Dian Sastro, sangat mungkin dia bermimpi menikah atau bertemu dengannya. Ini adalah mimpi yang bersifat fitriah atau alamiah.

2. Bermimpi yang baik. Mimpi ini datangnya dari Allah, kita wajib mensyukurinya dan boleh menceritakannya pada orang lain sebagai wujud rasa syukur.

3. Mimpi buruk atau menakutkan. Mimpi ini datangnya dari setan. Kita wajib berlindung diri pada Allah, bahkan kalau memungkinkan meludah tiga kali ke sebelah kiri dan jangan menceritakannya pada orang lain –kecuali kalau ingin mengetahui takwil mimpi tersebut. Sebab kalau kita menceritakannya, setan akan merasa senang kalau gangguannya itu menjadi bahan pembicaraan manusia.

Berhati-hatilah jika kita bermimpi bertemu dengan orang yang sudah meninggal, misalnya bertemu dengan ayah atau ibu kita yang sudah wafat, sebab dikhawatirkan setan menyerupainya. Jadi, kalau kita bermimpi bertemu dengan orang yang sudah wafat, sebaiknya bersegeralah berlindung kepada Allah.



Tafsir Mimpi

Bolehkah kita menakwilkan mimpi? Mari kita becermin pada sejarah. Nabi Yusuf a.s. pernah menakwilkan mimpi dua orang tahanan ketika ia dipenjara bersama mereka dan juga mimpi seorang Raja Mesir. Abu Bakar merupakan orang yang pandai menakwilkan mimpi, salah satunya dengan takwilnya dalam peristiwa di atas. Ini membuktikan bahwa menakwilkan mimpi dibenarkan dalam ajaran Islam, namun kriteria seorang penakwil mimpi sangat jauh dari mudah.

Seorang penakwil mimpi haruslah orang yang jujur (shidiq), cerdas, cerdik, dan suci dari perbuatan keji. Ia harus mengerti tentang Kitab Allah dan sunah Rasulullah dan ia pun harus paham benar ilmu mentakwilkan mimpi. Ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Imam al-Gazali yang menyatakan bahwa fungsi roh sebagai penangkap isyarat Ilahi bagaikan cermin. Dia bisa memantulkan cahaya. Orang yang sidiq merupakan cermin yang paling bersih dan paling bening di mana cahayanya tidak terdistorsi sama sekali. Jadi, dia bisa menangkap isyarat tersebut.

Untuk menjadi seorang penafsir mimpi, ada beberapa etika yang harus diperhatikan, di antaranya adalah menggembirakan saudaranya ketika ia menceritakan mimpinya; tidak menyebarkan mimpi tersebut karena itu merupakan amanah; tidak menakwilkannya dengan tergesa-gesa; jika tidak memungkinkan dirinya menakwilkan mimpi tersebut, jangan ragu untuk melimpahkan kepada orang yang lebih tahu (berilmu) dan jangan merasa berat melakukannya; memperlakukan pelaku mimpi secara berbeda, maksudnya tidak menakwilkan mimpi raja seperti menakwilkan mimpi rakyat, sebab mimpi itu berbeda karena perbedaan kondisi pelakunya; dan sebagainya.

Sangat disayangkan, dewasa ini terlalu banyak orang yang secara sembarangan menakwikan mimpi.

Di antara alasan keberanian mereka adalah adalah
(1) lemahnya keimanan;
(2) lalai dari kehidupan akhirat;
(3) cinta kemayhuran; dan
(4) kurangnya ilmu.

Dari syarat-syarat yang dikemukakan di atas, tak heran jika ada sebagian masyarakat yang mengharamkan penafsiran mimpi karena dikhawatirkan akan terjebak pada kemusyrikan. Pun dalam buku-buku takwil mimpi, tidak disebutkan secara gamblang tafsiran tersebut. Dalam satu mimpi saja, seorang penakwil bisa megartikan mimpi tersebut menjadi beberapa arti dan tidak ada jaminan mana yang benar. Bahkan mereka pun menganalogikan mimpi tersebut sebagai ramalan cuaca. Kita bisa mengantisipasi cuaca, namun tidak pasti karena Allah yang menentukan. Wallahu a’lam


Etika pelaku mimpi ialah :
1. Dia tidak menceritakan mimpinya kepada orang yang hasud sebagaimana dikatakan Ya’kub kepada Yusuf, “Ayahnya berkata, ‘Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka akan membuat makar untuk membinasakanmu.’” (Yusuf: 5)
2. Jangan menceritakan mimpinya kepada orang yang bodoh. Nabi SAW bersabda, “Janganlah kamu menceritakan mimpimu kecuali kepada orang yang dicintai atau kepada orang yang pandai.”
3. Janganlah menceritakan mimpi kecuali secara rahasia karena dia pun melihatnya secara rahasia pula. Jangan menceritakannya kepada anak-anak dan wanita. Sebaiknya mimpi itu diceritakan menjelang awal tahun dan pada pagi hari, bukan sesudah keduanya lewat.
Etika pentakwil ialah sebagai berikut:
1. Jika saudaranya menceritakan mimpi kepadanya, maka katakanlah, “Aku kira ..mimpi itu baik.”
2. Hendaknya menakwilkan mimpi dengan cara yang paling baik. Diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Mimpi akan terjadi sebagaimana ia ditakwilkan.” Juga diriwayatkan bahwa beliau bersabda, “Mimpi itu bagaikan kaki yang menggantung selama belum diungkapkan. Jika telah diungkapkan, maka terjadilah.” Demikian yang disebut dalam as-Silsilah ash-Shahihah.
3. Menyimak mimpi dengan baik, kemudian menjawab si penanya dengan jawaban yang mudah dipahami.
4. Jangan tergesa-gesa menakwilkan mimpi. Lakukanlah dengan hati-hati.
5. Menyembunyikan mimpi dan tidak menyebarkannya sebab ia merupakan amanat.
6. Jangan menakwilkan mimpi ketika matahari terbit, ketika tergelincir, dan ketika terbenam.
7. Memperlakukan pelaku mimpi secara berbeda. Janganlah menakwilkan mimpi raja seperti menakwilkan mimpi rakyat, sebab mimpi itu berbeda karena perbedaan kondisi pelakunya.
8. Merenungkan mimpi yang dikemukakan kepadanya. Jika mimpi itu baik, maka takwilkanlah dan sampaikanlah kabar gembira kepada pelakunya sebelum mimpi itu ditakwilkan. Jika mimpi itu buruk, maka janganlah menakwillkannya atau takwilkanlah bagian mimpi yang takwilnya paling baik. Jika sebagian mimpi itu merupakan kebaikan dan sebagian lagi keburukan, maka bandingkanlah keduanya, lalu ambillah mimpi yang paling tepat dan paling kuat pokoknya. Jika pentakwil mengalami kesulitan, bertanyalah kepada pelaku mimpi ihwal namanya, lalu takwilkannya berdasarkan namanya itu.

ANGGOTA KELUARGA
o Anggota Keluarga: Bermimpi mempunyai anak lelaki yang remaja bererti kemegahan dan kekuatan bagi anda. Perempuan yang bermimpi mempunyai anak lelaki yang sudah dewasa bererti satu kebaikan yang akan datang.

ALLAH S.W.T.:
* Al-Ustaz Abu Sa'id berkata: "Sesiapa yang melihat seolah-olah dia berdiri di hadapan Allah S.W.T. dan Allah memandang kepadanya, maka mimpi itu merupakan mimpi rahmat jika yang bermimpi itu orang salih. Tetapi kalau yang bermimpi itu bukan orang salih, maka itu merupakan peringatan."

BERTELANJANG
o Bertelanjang: Bermimpi kehilangan sebahagian pakaiannya atau barang-barang di rumah bermakna akan hilang sebahagian hartanya. Bermimpi seolah-olah akan menanggalkan kasut bermakna anda akan berpisah dengan isteri atau pembantu anda.

BINATANG
o Binatang: Bermimpi suara singa bererti takut kepada raja yang zalim, bermimpi suara kuda bermakna anda akan mendapat pemberian dari lelaki yang mulia, bermimpi suara kulit ular bererti menjauhkan diri dari musuh yang menyembunyikan permusuhan dan berusaha untuk mengalahkannya, bermimpi percakapan burung bermakna baik dan ialah satu petanda bahawa orang yang bermimpi bertambah mulia, bermimpi suara kucing menunjukkan memalukan pembantu yang pencuri.



DARAH
o Darah: Darah yang keluar dari hidung, jika ia banyak cair, bermakna harta yang berpanjangan. Jika ia kental, bermakna keguguran kandungan (anak). Jika dia lihat darah itu mengotori pakaiannya bermakna dia akan mendapat harta yang tidak baik dan akan melakukan dosa. Jika darah itu tidak mengotori pakaiannya bererti dia akan keluar dari dosanya (terampun dosanya).

DIKEJAR
o Dikejar: Bermimpi diikuti oleh orang pemuda bermakna anda akan berjumpa dengan musuh.

GIGI
o Gigi: adapun gigi maknanya adalah keluarga rumah tangga lelaki. Maka gigi sebelah atas adalah keluarganya yang lelaki dan sebelah bawah keluarga yang perempuan.
o Gigi yang goyang: jika sebahagian gigi goyang, menunjukkan ada yang akan berpenyakit. Gigi yang jatuh dan hilang menunjukkan kematian atau hilang buat selama-lamanya.

HAJI DAN UMRAH:
* Al-Ustaz Abu Sa'id berkata: "Sesiapa yang melihat dia pergi mengerjakan haji pada musimnya, maka kalau dia belum haji akan dapat mengerjakan haji, kalau dia sedang sakit akan sembuh, kalau dia mempunyai hutang akan dapat membayar hutangnya, kalau dia sedang ketakutan dia akan merasa aman, kalau dia miskin akan menjadi kaya, kalau dia musafir akan selamat, kalau dia telah digulingkan atau ditendang akan kembali mendapat jawatan, kalau dia sesat akan mengetahui arah dan petunjuk dan kalau dia dalam kesusahan akan mendapat kelapangan."

Orang yang melihat pergi mengerjakan haji tetapi sudah habis waktunya, maka kalau dia seorang pemimpin akan digulingkan, kalau dia peniaga akan merugi, kalau dia musafir akan terkandas di perjalanan, kalau dia sihat akan berpenyakit.

Orang yang melihat seolah-olah dia mengerjakan haji atau umrah bererti panjang umurnya dan tetap pendiriannya. Orang yang bermimpi tawaf di Baitullah akan mendapat jawatan yang mulia. Orang yang bermimpi tawaf di atas tunggangan bererti dia menyetubuhi wanita yang sedang ihram.

JIN
o Jin: Orang yang bermimpi bertukar menjadi jin bererti kuat tipu dayanya. Melihat sihir jin dalam tidur menunjukkan tipu daya. Bermimpi melihat jin, pada asalnya mereka adalah kelompak yang suka mengajak manusia berkhayal dan menipu manusia.

KUCING
o Kucing: mendengar suara kucing bererti memalukan pembantu yang mencuri.

MALAIKAT:
* Al-Ustaz Abu Sa'id berkata: "Melihat malaikat dalam tidur, jika malaikat itu yang dikenal dan dalam keadaan bergembira, maka akan berlaku sesuatu bagi orang yang bermimpi. Sesuatu yang dimaksudkan itu termasuklah kemegahan, kekuatan, berita menggembirakan, mendapat pertolongan setelah dizalimi, sembuh, setelah berpenyakit, tenteram setelah dalam ketakutan, kaya setelah miskin, bergembira setelah menderita, dapat menghajikan kawannya atau dia syahid dalam peperangan."

MATI
o Mati: Melihat mati dalam mimpi adalah penyesalan daripada perkara yang sangat besar. Melihat seolah-olah anda mati, kemudian anda hidup lagi, bererti anda mempunyai dosa kemudian anda bertaubat.

MAYAT
o Mayat: Sesiapa yang bermimpi melihat mayat seseorang (yang sudah mati), seolah-olah dia mati lagi, lalu orang-orang menangisnya, yakni tidak sampai berteriak dan meratap, maka ini menunjukkan akan berkahwin salah seorang zuriatnya. Sesiapa yang bermimpi menjumpai mayat, maka dia akan mendapat harta.

MUHAMMAD S.A.W.:
* Dari Sa'id bin Qais, dari ayahnya, katanya Rasulullah S.A.W. bersabda: "Tidak masuk neraka orang yang melihat aku dalam tidurnya."

NABI:
* lihat Para Rasul

PARA RASUL:
* Al-Ustaz Abu Sa'id berkata: "Bermimpi melihat para nabi ada dua kemungkinan. Mungkin merupakan khabar gembira dan mungkin juga suatu peringatan. Pertama melihat hal atau keadaannya yang sebenar. Ini menunjukkan orang yang bermimpi itu baik, sempurna, mulia dan menang dari musuh-musuhnya. Kedua, melihat nabi tidak seperti keadaannya yang sebenar. Misalnya dia melihat nabi dalam keadaan cemberut atau masam mukanya. Ini menunjukkan buruknya keadaan orang yang bermimpi itu dan bersangatan musibah yang diterimanya tetapi akhirnya Allah melapangkannya. Kalau dia bermimpi melihat seolah-olah dia membunuh nabi, itu menunjukkan bahawa dia tidak menunaikan amanah menyalahi janji."

RASUL:
* lihat Para Rasul

SAHABAT DAN TABIIN:
* Sesiapa yang melihat salah seorang dari mereka atau sekalian mereka dalam keadaan hidup, maka melihat itu dikira kuat agamanya. Ini juga menunjukkan bahawa yang bermimpi itu akan memperoleh ketinggian dan kemuliaan. Kalau ada orang yang melihat seolah-olah dia termasuk sahabat atau tabiin, maka dia akan menghadapi kesusahan, tetapi akhirnya mendapat kelapangan. Kalau selalu melihat mereka, maka akan lapang kehidupan.

SINGA
o Suara singa: mendengar suara singa bererti takut kepada raja yang zalim.


SURAH-SURAH
* Dalam Quran ada 114 surah. Setiap surah mempunyai takwil tertentu. Di bawah ini disebutkan takwil setiap surah secara tertib:
o Al-Fatihah: Dibukakan baginya pintu-pintu kebaikan dan ditutup pintu keburukan.
o Al-Baqarah: Panjang umurnya dan baik agamanya.
o Ali Imran: Bersih diri dan bersih jiwanya serta sanggup menghujah pihak-pihak yang batil.
o An-Nisa': Menjadi pembagi-bagi harta warisan, mewarisi wanita dan mewariskan harta kerana umurnya yang panjang.
o Al-Ma'idah: Tinggi darjatnya,kuat keyakinannya dan baik kewarakannya.
o Al-An'am: Banyak binatang peliharaannya dan dia menjadi pemurah.
o Al-A'raf: Tidak akan keluar dari dunia sebelum dia menginjak bukit Turisina.
o Al-Anfal: Menang melawan musuh dan dia mendapat harta ghanimah.
o At-Taubah: Hidup terpuji di tengah-tengah masyarakat dan mati dalam keadaan bertaubat.
o Yunus: Bagus ibadatnya dan man daripada tipudaya serta ilmu sihir.
o Hud: Berhasil tanam-tanamannya dan berkembang binatang ternaknya.
o Yusuf: Pada mulanya dia dianiaya orang tetapi kemudian pergi merantau dan berhasil di perantauan.
o Al-Ra'du Ibrahim: Menghafaz banyak doa dan cepat beruban. Bagus agama dan urusannnya di sisi Allah.
o Al-Hijr: Terpuji di sisi Allah SWT dan di sisi manusia.
o An-Nahl: Diberikan ilmu dan kalau dia sedang sakit bererti dia akan sembuh.
o Bani Israil: Mulia di sisi Allah SWT dan menang melawan musuh-musuhnya.
o Al-Kahfi: Tercapai cita-citanya dan panjang umurnya sehingga dia bosan hidup dan rindu akan mati.
o Maryam: Menghidupkan sunah para nabi, dituduh dan dihinakan teteapi akhirnya terbukti kesuciannya.
o Taha: Kebal dari khianat tukang-tukang sihir.
o Al-Anbiya': Mendapat kemudahaan dan kebahagiaan setelah menghadapi pelbagai kesusahan dan mendapat ilmu dan khusyuk.
o Al-Haj: Dapat mengerjakan haji berulang-ulang insya-Allah.
o Al-Mukminun: Kuat imannya dan mati dalam iman.
o An-Nur: Allah SWT menerangi hati dan kuburnya.
o An-Furqan: Menjadi pemisah antara yang hak dan batil.
o As-Syu'ara: Allah SWT melindunginya dari kejahatan.
o An-Naml: Diberikan kerajaan atau kekuasaan.
o Al-Qasas: Diberikan perbendaharaan yang halal.
o Al-Ankabut: Dia dalam penjagaan Allah SWT sehingga matinya.
o Ar-Rum: Allah SWT memberikan kekuatan kepadanya untuk menakluki negeri kaum musyrikin ramai umat yang mendapat pertunjuk di tangannya.
o Luqman: Diberikan hikmah.
o As-Sajdah: Mati di atas sejadahnya dan menjadi orang yang berjaya di sisi Allah SWT.
o Al-Ahzab: Menjadi kelompok orang bertakwa dan pengikut kebenaran.
o Saba': Zuhud di dunia dan suka beruzlah (mengasingkan diri dari masyarakat yang banyak mengerjakan dosa).
o Fatir: Allah SWT membukakan pintu-pintu nikmat kepadanya.
o Yasin: Dijadikan sebagai pencinta pengikut Rasulullah SAW.
o As-Saffat: Mendapat anak yang taat dan mempunyai keyakinan.
o Sad: Pandai bertukang dan banyak hartanya.
o Al-Zumar: Bersih agamanya dan baik akhir hayatnya.
o Al-Mukmin: Diangkat darjatnya di dunia dan akhirat dan mengalir kebaikan-kebaikan melalui tangannya.
o Hamim As-Sajdah: Menjadi penyeru kepada yang hak dan ramai yang mencintainya.
o Hamim Ain Sin Qaf: Panjang umurnya.
o Al-Zukhruf: Jujur dalam percakapannya.
o Al-Dhukan: Diberikan kekayaan.
o Al-Jasiah: Menjadi khusyuk dan takut kepada Allah SWT.
o Al-Ahqaf: Melihat perkara-perkara ajaib di dunia.
o Muhammad: Menjadi baik sirah (perjalanan hidupnya).
o Al-Fath: Diberi taufik untuk berjihad.
o Al-Hujurat: Allah SWT merahmatinya.
o Qaf: Dimurahkan rezekinya.
o Al-Zariat: Menjadi tanam-tanamnya.
o Al-Tur: Bererti dia sudah dekat dengan Makkah Al-Mukarramah.
o An-Najm: Mendapat anak yang cantik dan terpandang.
o Al-Qamar: Kebal daripada ilmu-ilmu sihir.
o Ar-Rahman: Mendapat nikmat di dunia dan mendapat rahmat di akhirat.
o Al-Waqi'ah: Bersegera kepada taat.
o Al-Hadid: Sihat badan dan dipuji orang.
o Al-Mujadalah: Membantah pihak-pihak yang batil serta sanggup memberikan hujah-hujah bernas.
o Al-Hasyar: Dia mengancurkan musuh-musuhnya.
o Al-Mumtahanah: Mendapat rintangan dan cubaan tetapi diberi ganjaran.
o As-Saff: Ingin mati syahid.
o Al-Jum'at: Allah SWT mengumpulkan pelbagai kebaikan baginya.
o Al-Munafiqun: Lepas daripada kemunafikan.
o At-Taghabun: Tetap di atas petunjuk.
o At-Talaq: Terjadinya pertengkaran antara suami dan isteri dan terkadang sampai kepada perceraian.
o Al-Mulk: Besar kerajaannya.
o Nun al-Qalam: Diberi kefasihan dan pandai menulis.
o Al-Haqqah: Dia berdiri di atas hak.
o Al-Ma'arij: Berada dalam keadaan aman di ditolong.
o Nuh: Menjadi penyeru kepada kebaikan dan pencegah dari yang mungkar serta mengalahkan musuh-musuhnya.
o Al-Jin: Terpelihara dari gangguan syaitan.
o Al-Muzammil: Diberi taufik untuk mengerjakan solat tahjud.
o Al-Mudassir: Baiklah tempat tidurnya dan dia menjadi orang sabar.
o Al-Qimayah: Tidak mahu bersumpah untuk selama-lamanya.
o Al-Insan: Menjadi orang yang pemurah, bersyukur dan baik penghidupannya.
o Al-Mursalat: Diluaskan rezekinya.
o 'Amma Yatussalun: Menjadi mulia dan masyur kemuliaannya.
o An-Nazi'at: Dicabut kesusahan dan sifat khianat dari hatinya.
o 'Abasa: Dia memberikan zakat dan sedekah.
o Al-Takwir: Banyak melancong dan banyak mendapat keuntungan.
o Al-Infitar: Dekat kepadanya raja-raja dan pembesar serta mereka menghormatinya.
o Al-Mutaffifin: Allah SWT memberikan sifat amanah kepadanya, sifat adil dan menyempurnakan janji.
o Al-Insyiqaq: Ramai anak dan keturunannya.
o Al-Buruj: Lepas dari dukacita dan mendapat ilmu. Ada yang mengatakan ilmu yang dimaksud ialah ilmu nujum.
o At-Tariq: Diberi taufik untuk banyak bertasbih.
o Al-A'la: Mudah segala urusannya.
o Al-Ghasiyah: Naik pangkat atau martabatnya.
o Al-Fajr: Diberi pakaian yang cantik-cantik.
o Al-Balad: Allah SWT memberikan taufik kepadanya sehingga dia suka membei makan kepada orang lain, memuliakan anak yatim dan menyayangi orang-orang daif.
o As-Syams: Diberikan kepintaran, kecerdikan dan kefahaman.
o Al-Lail: Diberi taufik untuk qiyamullail dan terpelihara daripada terbongkarnya rahsianya.
o Ad-Dhuha: Dia memuliakan orang-orang miskin dan anak yatim.
o Al-Alaq: Dijadikan atau menjadi orang yang tawaduk, fasih dan cantik tulisannya.
o Al-Qadar: Panjang umur serta tinggi martabatnya.
o Al-Bayyinah: Dengan izin Allah, mendapat pertunjuk di tangannya kaum yang zalim.
o Al-Zalzalah: Allah mengoncongkan dengannya tumit orang-orang kafir.
o Al-'Adiyat: Mendapat kuda.
o Al-Qariah: Menjadi mulia kerana bertakwah dan banyak beribadah.
o At-Takasur: Menjadi zuhud dan tidak menumpuk harta.
o Al-Asr: Dijadikan orang yang sabar dan mentaati kebenaran. Dan juga dia rugi dalam perniagaan tetapi akhirnya mendapat keuntungan yang banyak.
o Al-Humazah: Dia mengumpul harta yang banyak yang bermanfaat baginya untuk amal-amal kebajikan.
o Al-Fil: Ditolong untuk menentang musuh-musuhnya dan di tangannnya Islam dapat menakluki kawasan musuhnya.
o Al-Quraisy: Dia memberi makan orang-orang miskin dan terjadi hubungan erat di antaranya dan hamba Allah yang lain.
o Al-Ma'un: Berjaya mangalahkan orang-orang yang menentangnya.
o Al-Kausar: Banyak kebaikannya di dua negeri.
o Al-Kafirin: Diberi taufik untuk menentang orang-orang kafir.
o An-Nasr: Allah SWT menolongnya untuk melawan musuh-musuhnya. Bermimpi membaca surat Al-Nasr juga menandakan dekatnya ajal orang yang bermimpi itu kerana ini merupakan surah pemberitahuan Rasulullah saw akan dekatnya ajalnya.
o Al-Lahab: Sebahagian orang munafik memusuhinya tetapi akhirnya dikalahkan oleh Allah SWT.
o Al-Ikhlas: Mendapat kesenangan, mulia dan terpelihara akidahnya. Menurut satu pendapat sikit keluarganya, tetapi senang hidupnya. Ada yang mengatakan bermimpi membaca surat ini menunjukkan dekatnya ajalnya.
o Al-Falaq: Allah SWT memeliharanya daripada kejahatan manusia dan jin, daripada gangguan binatang dan dengki manusia.
o Al-Nas: Selamat daripada gangguan syaitan dan tenteranya.

SYAITAN

o Syaitan: Sesiapa yang bermimpi diganggu syaitan bererti musuhnya menuduh isterinya berzina atau mengganggunya. Kata satu pendapat mimpi seperti itu menunjukkan orang yang bermimpi akan lepas daripada kesusahannya atau sembuh dari penyakit.

TABIIN:
* melihat SAHABAT DAN TABIIN


ULAR
* menurut Islam:
o Mendengar Bunyi Kulit Ular: bermakna menjauhkan diri dari musuh yang menyembunyikan permusuhan dan berusaha untuk mengalahkannya. Jika bermimpi dibelit dan dipatuk ular alamatnya akan beristeri dan jika perempuan akan lekas bersuami.

UMRAH:
* lihat HAJI DAN UMRAH

http://adioecoep.wordpress.com/2009/07/13/tafsir-mimpi-menurut-islam/
http://uhibbulillah.multiply.com/journal/item/107/Tafsir_Mimpi_menurut_Islam_Wallahualam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar