Halaman

Kamis, 01 Agustus 2013

Kanjeng Ratu Pantai Selatan (Kidul)

Di suatu masa, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Karena kecantikannya, ia pun dipanggil Dewi Srengenge yang berarti matahari yang indah. Dewi Srengenge adalah anak dari Raja Munding Wangi.
Meskipun sang raja mempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya ia selalu berharap mempunyai anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dari perkimpoian tersebut. Maka, bahagialah sang raja. Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja, dan ia pun berusaha agar keinginannya itu terwujud.

Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap raja, dan meminta agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu raja menolak. "Sangat menggelikan. Saya tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putriku", kata Raja Munding Wangi. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara pun tersenyum dan berkata manis sampai raja tidak marah lagi kepadanya. Tapi walaupun demikian, dia tetap berniat mewujudkan keinginannya itu.

Pada pagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang dukun. Dia ingin sang dukun mengutuk Kadita, anak tirinya. "Aku ingin tubuhnya yang cantik penuh dengan kudis dan gatal-gatal. Bila engkau berhasil, maka aku akan memberikan suatu imbalan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya." Sang dukun menuruti perintah sang ratu.

Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat apa. Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya.

Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya. "Puterimu akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri," kata Dewi Mutiara. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu. Puteri yang malang itu pun pergi sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Dia hampir tidak dapat menangis lagi. Dia memang memiliki hati yang mulia. Dia tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalu meminta agar Tuhan mendampinginya dalam menanggung penderitaan..

Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Dia melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa untuk memerintah seisi Samudera Selatan. Kini ia menjadi seorang peri yang disebut Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Samudera Selatan yang hidup selamanya.

Kanjeng Ratu Kidul = Ratna Suwinda Tersebut dalam Babad Tanah Jawi (abad ke-19), seorang pangeran dari Kerajaan Pajajaran, Joko Suruh, bertemu dengan seorang pertapa yang memerintahkan agar dia menemukan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Karena sang pertapa adalah seorang wanita muda yang cantik, Joko Suruh pun jatuh cinta kepadanya. Tapi sang pertapa yang ternyata merupakan bibi dari Joko Suruh, bernama Ratna Suwida, menolak cintanya. Ketika muda, Ratna Suwida mengasingkan diri untuk bertapa di sebuah bukit. Kemudian ia pergi ke pantai selatan Jawa dan menjadi penguasa spiritual di sana. Ia berkata kepada pangeran, jika keturunan pangeran menjadi penguasa di kerajaan yang terletak di dekat Gunung Merapi, ia akan menikahi seluruh penguasa secara bergantian.

Generasi selanjutnya, Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Ke-2, mengasingkan diri ke Pantai Selatan, untuk mengumpulkan seluruh energinya, dalam upaya mempersiapkan kampanye militer melawan kerajaan utara. Meditasinya menarik perhatian Kanjeng Ratu Kidul dan dia berjanji untuk membantunya. Selama tiga hari dan tiga malam dia mempelajari rahasia perang dan pemerintahan, dan intrik-intrik cinta di istana bawah airnya, hingga akhirnya muncul dari Laut Parangkusumo, kini Yogyakarta Selatan. Sejak saat itu, Ratu Kidul dilaporkan berhubungan erat dengan keturunan Senopati yang berkuasa, dan sesajian dipersembahkan untuknya di tempat ini setiap tahun melalui perwakilan istana Solo dan Yogyakarta. Begitulah dua buah kisah atau legenda mengenai Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan.

Versi pertama diambil dari buku Cerita Rakyat dari Yogyakarta dan versi yang kedua terdapat dalam Babad Tanah Jawi. Kedua cerita tersebut memang berbeda, tapi anda jangan bingung.

Anda tidak perlu pusing memilih, mana dari keduanya yang paling benar. Cerita-cerita di atas hanyalah sebuah pengatar bagi tulisan selanjutnya.

Kanjeng Ratu Kidul dan Keraton Yogyakarta Percayakah anda dengan cerita tentang Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan?

Sebagian dari anda mungkin akan berkata TIDAK.

Tapi coba tanyakan kepada mereka yang hidup dalam zaman atau lingkungan Keraton Yogyakarta. Mereka yakin dengan kebenaran cerita ini. Kebenaran akan cerita Kanjeng Ratu Kidul memang masih tetap menjadi polemik.

Tapi terlepas dari polemik tersebut, ada sebuah fenomena yang nyata, bahwa mitos Ratu Kidul memang memiliki relevansi dengan eksistensi Keraton Yogyakarta. Hubungan antara Kanjeng Ratu Kidul dengan Keraton Yogyakarta paling tidak tercantum dalam Babad Tanah Jawi (cerita tentang kanjeng Ratu Kidul di atas, versi kedua).

Hubungan seperti apa yang terjalin di antara keduanya?

Y. Argo Twikromo dalam bukunya berjudul Ratu Kidul menyebutkan bahwa masyarakat adalah sebuah komunitas tradisi yang mementingkan keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan hidup. Karena hidup ini tidak terlepas dari lingkungan alam sekitar, maka memfungsikan dan memaknai lingkungan alam sangat penting dilakukan. Sebagai sebuah hubungan komunikasi timbal balik dengan lingkungan yang menurut masyarakat Jawa mempunyai kekuatan yang lebih kuat, masih menurut Twikromo, maka penggunaan simbol pun sering diaktualisasikan.

Jika dihubungkan dengan makhluk halus, maka Javanisme mengenal penguasa makhluk halus seperti penguasa Gunung Merapi, penguasa Gunung Lawu, Kayangan nDelpin, dan Laut Selatan. Penguasa Laut Selatan inilah yang oleh orang Jawa disebut Kanjeng Ratu Kidul. Keempat penguasa tersebut mengitari Kesultanan Yogyakarta.

Dan untuk mencapai keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan dalam masyarakat, maka raja harus mengadakan komunikasi dengan "makhluk-makhluk halus" tersebut. Menurut Twikromo, bagi raja Jawa berkomunikasi dengan Ratu Kidul adalah sebagai salah satu kekuatan batin dalam mengelola negara. Sebagai kekuatan datan kasat mata (tak terlihat oleh mata), Kanjeng Ratu Kidul harus dimintai restu dalam kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan keselamatan dan ketenteraman.

Kepercayaan terhadap Ratu Kidul ini diaktualisasikan dengan baik. Pada kegiatan labuhan misalnya, sebuah upacara tradisional keraton yang dilaksanakan di tepi laut di selatan Yogyakarta, yang diadakan tiap ulang tahun Sri Sultan Hamengkubuwono, menurut perhitungan tahun Saka (tahun Jawa). Upacara ini bertujuan untuk kesejahteraan sultan dan masyarakat Yogyakarta. Kepercayaan terhadap Kanjeng Ratu Kidul juga diwujudkan lewat tari Bedaya Lambangsari dan Bedaya Semang yang diselenggarakan untuk menghormati serta memperingati Sang Ratu.

Bukti lainnya adalah dengan didirikannya sebuah bangunan di Komplek Taman Sari (Istana di Bawah Air), sekitar 1 km sebelah barat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dinamakan Sumur Gumuling. Tempat ini diyakini sebagai tempat pertemuan sultan dengan Ratu Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul.

Penghayatan mitos Kanjeng Ratu Kidul tersebut tidak hanya diyakini dan dilaksanakan oleh pihak keraton saja, tapi juga oleh masyarakat pada umumnya di wilayah kesultanan. Salah satu buktinya adalah adanya kepercayaan bahwa jika orang hilang di Pantai Parangtritis, maka orang tersebut hilang karena "diambil" oleh sang Ratu.

Selain Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, mitos Kanjeng Ratu Kidul juga diyakini oleh saudara mereka, Keraton Surakarta Hadiningrat. Dalam Babad Tanah Jawi memang disebutkan bahwa Kanjeng Ratu Kidul pernah berjanji kepada Panembahan Senopati, penguasa pertama Kerajaan Mataram, untuk menjaga Kerajaan Mataram, para sultan, keluarga kerajaan, dan masyarakat dari malapetaka. Dan karena kedua keraton (Yogyakarta dan Surakarta) memiliki leluhur yang sama (Kerajaan Mataram), maka seperti halnya Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta juga melaksanakan berbagai bentuk penghayatan mereka kepada Kanjeng Ratu Kidul. Salah satunya adalah pementasan tari yang paling sakral di keraton, Bedoyo Ketawang, yang diselenggarakan setahun sekali pada saat peringatan hari penobatan para raja. Sembilan orang penari yang mengenakan pakaian tradisional pengantin Jawa mengundang Ratu Kidul untuk datang dan menikahi susuhunan, dan kabarnya sang Ratu kemudian secara gaib muncul dalam wujud penari kesepuluh yang nampak berkilauan.

Kepercayaan terhadap Ratu Kidul ternyata juga meluas sampai ke daerah Jawa Barat. Anda pasti pernah mendengar, bahwa ada sebuah kamar khusus (nomor 308) di lantai atas Samudera Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, yang disajikan khusus untuk Ratu Kidul. Siapapun yang ingin bertemu dengan sang Ratu, bisa masuk ke ruangan ini, tapi harus melalui seorang perantara yang menyajikan persembahan buat sang Ratu.

Pengkhususan kamar ini adalah salah satu simbol 'gaib' yang dipakai oleh mantan presiden Soekarno. Sampai sekarang, di masa yang sangat modern ini, legenda Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan, adalah legenda yang paling spektakuler. Bahkan ketika anda membaca kisah ini, banyak orang dari Indonesia atau negara lain mengakui bahwa mereka telah bertemu ratu peri yang cantik mengenakan pakaian tradisional Jawa.

Salah satu orang yang dikabarkan juga pernah menyaksikan secara langsung wujud sang Ratu adalah sang maestro pelukis Indonesia, (almarhum) Affandi. Pengalamannya itu kemudian ia tuangkan dalam sebuah lukisan. SEJARAH IBU RATU KIDUL Secara fakta, Ibu Ratu Kidul, adalah penguasa laut Selatan, dan secara garis kepemimpinan, Ratu Kidul yang dimaksudkan disini, bukan status nama orang atau nama pribadi, tapi Gelar sebagai penguasa dari sifat Mulukul Ardi, seperti orang sering mengatakan "Raja Jawa" kata majmuk ini,bukan simbolis nama orang,tapi lebih disudutkan pada Gelar kebangsawanan. Nah, silsilah Ibu ratu Kidul sejak permulaan. Dikepalai oleh Ratu Bilqist atau istri Nabi Sulaiman A.S,(Dari bangsa Siluman Azrak) beliau bagian kepala tertinggi yang mengepalai semua Ratu Kidul yang ada.

Dibawahnya bernama Ratu Alam Azrak,yang mengepalai Laut Merah (beliau tangan kanan Ratu Bilqist) Sebawahnya dinamakan Ratu Kidul Sejagat (mengepalai Lautan Pasifik dan India) Dibawahnya lagi bernama Ratu Kidul Naga Biru (mengepalai dasar laut terdalam) Ratu Naga Biru, akan menampakkan wujudnya disela Qiamat akan tiba sebagai perusak dasar Gunung, Kawah,dan Tsunami.

Dibawahnya lagi Ratu Kidul Jawa, disini banyak pemimpin, diantaranya Dewi Nawang Wulan istri dari Jaka Tarub, yang mengepalai Lautan Ja-tim.Dewi Nawang Wulan dan Nawang Sari (anak dari Prabu Siliwangi) yang mengepalai Lautan Jawa Barat dan sekitarnya. Dewi Nyai Blorong (mengepalai laut Cilacap) Dewi Fathimah, anak dari Prabu Demak Bintoro, yang dinikah oleh Prabu Siliwangi, mengepalai Laut Yogya. Dewi Kedthon, mengepalai Laut Purworejo.

Dewi Sekar Arum dan Sekar Kuning, mengepalai Laut Kebumen dan sekitarnya. Dewi Selaasih atau Kedasih, mengepalai Laut Jakarta. Adapun kelahiran Pulau Jawa,terlahir dari Tokoh Legenda Ciung wanara, yang mengawini Nyimas ratu Ayu Purbaya, beliau terlahir dari Pertapa Sakti (keturunan Sanghyang,Prabu Lalijan) atau Raja pertama Padjajaran.

Dari pertalian darah ini,Ciung Wanara dan Purbaya,mempunyai 7 turunan,yang semuanya menjadi Raja Padjajaran,yaitu, Lingga Meong, Lingga Wesi, Lingga Wastu, Prabu Susuk Tunggal, Prabu Munding Kawati dan Prabu Siliwangi.

Nah terlahirnya Para Wali Jawa, dan penutupnya Para Sanghyang, dari seorang Prabu Siliwangi dari seorang istri Nyimas Rara Santang Marta Singa, Putri dari Syeikh Qurrotul ‘Ain. Punya Anak Tiga. Prabu Walangsungsang atau Mbah kuwu Cakra Buana. Kiansantang atau Raden Rahmat-Godog Garut. Nyimas Rara santang atau Syarifah Mudaim.

Adapun penutup Bangsa Sanghyang,Prabu Siliwangi pernah nikah denga Ratu Palaga Inggris,dari Bangsa Siluman Seleman, punya anak Tiga. Ucuk Umun (Nghayang di Banten Girang,setelah ditaklukkan oleh Mbah Kuwu Cakra Buana) Nawang Wulan dan Nawang Sari (Ngahyang dilaut Selatan Karang Bolong Banten) setelah tahu ayahandanya Raib/Ngahyang.

Lalu bagaimana Prabu Siliwangi menjadi Bapaknya Wali Jawa ?

Inilah kronologinya. Dari Mbah Kuwu Cakra Buana, melahirkan Ratu Pakungwati.yang dinikahkan sama Kanjeng Syeikh Syarif Hidayatulloh,Putra dari Nyimas Rara Santang (Adiknya Mbah Kuwu Cakra Buana) lalu Prabu Siliwangi,juga nikah dengan Putri Tumenggung Demak, yang keturunannya dinikah oleh Sunan kalijaga, Sunan Bonang,dan Sunan Muria.

Adapun dari Putra Kanjeng Syeikh Syarif, ada yang di nikah oleh Kanjeng Sunan kali Jaga (Putri kacirbonan) dan ada juga yang di nikah oleh Pangeran Suta Wijaya (Putri Cimanuk) dari salah Satu Putra Prabu Siliwangi,ada juga yang nikah dengan keluarga Sunan Ampel dan Sunan Giri, yang putranya di nikah oleh Sunan Bonang, lalu dari keluarga istri Demak, ada juga yang dinikah sama Arya Bengah, Aray kemuning dan Syeikh Muhyi Pamijahan.

Dari Tumenggung Syahid (Sunan Kali Jaga) ada yang nikah dengan Pangeran Sapu jagat dan Ki.Gede Antas Angin.Dari sini hampir 90% keluarga Prabu Siliwangi,masuk semua ke sifat keluarga Wali Songo.

KISAH IBU DEWI LANJAR DAN IBU RATU KIDUL

Secara pandangan umum, mereka berdua bagian dari kemusyrikan agama. Bahkan tak sedikit yang mengatakan,mereka ini salah satu ratu yang menyediakan pesugihan. Namun.bila anda paham tentang KETAUHIDAN dan keluasan ilmu Allah.mereka bagian Abdul Jumud setingkat Waliyulloh. Inilah kisah selengkapnya.

Ibu Ratu Kidul, atau ratu penguasa laut Selatan,mempunyai beragam versi, seperti halnya pandangan luar Jawa,yang mengatakan : " bumi Jawa adalah tanah raja" namun sewaktu ditanya, raja siapa saja yang ada di tanah Jawa, mereka tidak bisa menjawab. Pandangan ini sama halnya dengan ibu Ratu Kidul. Dalam Hakikat yang ada. Ibu Ratu Kidul yang ada melegendaris di seluruh dunia :

  • Ratu Bilqist (Istri Nabi Sulaiman AS) beliau adalah ratu dari semua ratu bangsa Ahlus Simar,turun di zaman Ketauhidan. 
  • Ratu Kidul Hizib Azrak. Beliau menguasai Laut Selatan bagian Bagdad dan sekitarnya, beliau juga bagian dari tangan Ratu Bilqist. 
  • Ratu Naga Biru Lapis tiga, beliau salah satu ratu dedemit sebelum Walisongo, dan pernah menduduki sebagai penguasa Laut Selatan.Ratu Naga biru salah satu dari guru semua Ratu Pantai Selatan yang ada di pulau Jawa. 
  • Dewi Nawang Wulan Nawang Sari. Beliau berdua putri dari Prabu Siliwang,dari Ratu Palaga Iggris (bangsa Ahmar Seleman) yang pada akhirnya ngahyang dan menjadi penguasa Laut Selatan, bagian Jawa Barat dan Cilacap Dewi Nawang Wulan, istri dari Joko Tarub,menguasai bagian laut Selatan Jawa Tengah dan Solo. 
  • Siti Fathimah Demak Bintoro, beliau salah satu putri Prabu Siliwangi dari keluarga Demak Bintoro,yang akhirnya ngahyang dan menjadi penguasa laut Selatan bagian Yogyakarta. 
  • Dewi Kencono Wungu, istri dari Joko Tingkir,penguasa laut Selatan bagian Wonosobo dan Magelang. 
  • Dewi Andini, Putra dari Ibu Ratu Kidul Nawang Wulan bin Prabu Siliwangi,yang menguasai bagian Tasik dan sekitarnya. 
  • Nyi Blorong,putri Prabu Siliwangi, dari ratu Seleman,yang menguasai bagian Cilacap dan pulau Penyu (nusa kambangan) 
  • Ratu Sejagat Alam dan putrinya,menguasai dari 7 generasi dan paling lama menduduki ratu pantai Selatan,terhitung dari zaman Togog,Adli,Seleman, Lelembut dan baru ngahyang pada zaman Wali Songo. 
Sedangkan Dewi Lanjar atau Siti Hj.Khodijah binti pangeran Demak Raja Pulasaren,beliau adalah ratu tunggal yang menguasai laut Utara. Dewi lanjar ini pernah menjadi istri dari Mbah Kuwu Cakra Buana, Cirebon, yang menempati pulau Selamaran Pekalongan. Dari semua Ibu Ratu diatas,kita hanya paham satu ibu Ratu kidul,yaitu,era WaliSongo,Dewi Nawang Wulan dan Nyi Blorong. Nah, sekedar ulasan kecil, kami akan ceritakan kronologi perjalanan Ibu Dewi nawang Wulan dan Dewi Lanjar, di era yang sama.
Dalam nasab atau sifat keturunan, Allah telah menjadikan dua arah yang saling bersebrangan tapi satu ikatan, yaitu dari Anwas dan Anfus,dari keduanya melahirkan dua jalur yang berbeda : Turun ke para Nabi - Turun ke Sanghyang. Dari nasab Nabi menghadirkan keturunan para Waliyulloh dan dari nasab Sanghyang,menurunkan Para Ahlul Bathin atau kesaktian.

Dari perjalanan Ahlul Bathin,Allah menempatkan keturunan Sanghyang ini ke sifat penjaga alam atau disebut Abdul Jumud (bangsa lelembut) Sedangkan dari nasab sampai ke Nabi Allah menciptakan sifat kholifah atau pemimpin umat. Secara ilmu Tauhid,seluruh Bangsa Abdul Jumud,diciptakan sebagai pendamping kekuatan Walisongo,sebab mereka tercipta sebagai hamba Abdul Jumud, dan hanya tunduk terhadap Bangsa Athob. Adapun Abdul jumud disini,terbagi menjadi 2 kelompok, 1. Kelompok Abyad (putih) 2. Kelompok Aswad (hitam) Sama seperti manusia, Baik (lembut) anarkis (jahat)

Kisah Ibu Ratu Dewi Nawang Wulan, dalam hidupnya beliau pernah di nikahi oleh beberapa Waliyulloh, diantaranya : Syeikh Abdurrahman atau Pangeran Panjunan, Ki.Gede Plered, Arya Panangsang, Raja Samudra, pangeran Bulakamba, Arya Bengah dan yang terakhir kanjeng Sunan Kali Jaga.

Adapun Dewi lanjar,pernah dinikah oleh Raja Mataram, Kiyai Tubagus Ampel, pangeran Samudra, Arya sabakingking dan terakhir Mbah Kuwu Cakra Buanakedua penguasa laut ini masih golongan sanghyang atau abdul jumud (lelembut) lalu bagaimana dengan pandangan orang umum dalam menyikapi mereka yang konon sebagi lambang pesugihan ?????

Dalam ilmu tauhid dijelaskan : Bahwa Allah SWT, akan membagi rejekinya di tiga golongan : Para nabi seturunannya/ Manusia.Bangsa Jin dan Lelembut. Dari perjalanan rejeki ini yang diberikan oelh Allah, hanya para lelembutlah yang mampu mengendalikan keuangan. Sebab mereka tercipta sebagi hamba yang selalu memakai aturan.

Sedangkan bangsa Nabi, Wali atau Manusia serta bangsa Jin, semuanya lebih memasrahkan hartanya demi agama (perjalanan secara hukum agama) Jadi masuk akal secara pandangan Hukum, bila para abdul jumud, lebih memperkaya dalam hal materi dari pada sifat manusia atau jinsehingga dengan sifat anarkis dan nafsu sahwatnya para mansuia dan jin, mereka yang kurang iman, memohon kepada para abdul jumud.Nah...disini proses terjadinya PESUGIHAN.manusia dan jin, memaksa kehendak, seperti secara lahiriyyah.mereka masuk dalam sifat RENTENIR semakin kita masuk semakin hidup kita hancur.

Adapun bangsa Abdul Jumud, tinggal menerima segala apa yang dijanjikan manusia bejat dan tak bermoral. Sudah jelas bahwa Allah SWT, telah membagi rejekinya dengan cara kasbi, tapi ada saja manusia dan jin memakai caranya sedniri dengan wasilah bangsa lainnya, maka secara hukum. SAH para abdul jumud menunutut kita sekian dulu. Inilah susunan Alam,menurut kitab : Bumi,tercipta bagi manusia dan jin,juga lelembut dan ahmar serta bangsa Abdul jumud lainnya.

Bumi tercipta 7 lapis astral/hijab dan mempunyai 70 alam yang berbeda sampai ke tingkat alam Kubur. Dan dalam beribadah, hanya manusia,jin,serta bangsa Malaikat yang ibadahnya sama (mengikuti Al-Hadi/Rosululloh SAW) Adapun alam kedua paling atas, disibut bangsa Togog/Siluman Seleman, yang dipimpin oleh Ratu Sejagat atau zaman ini di sebut sebagai era kegelapan.

Alam atas ke Tiga disebut Adlun atau Masa akhir, dihuni oleh Naga, dan dipimpin oleh Raja Naga Biru. Alam ini akan menyatu bersama kita / manusia di hari akhir (akan kiamat) Sebab sudah diFirmankan oleh Allah SWT : "Semua mahkluk Qun/naga besar, akan bermunculan seiring zaman akhir mulai terbuka. Alam ke Empat disebut Azrak. alam ini dikepalai oleh istri Nabi Sulaiman AS, yaitu Ratu Bilqist.Alam ke lima disebut Syayatin atau setan.alam ini disebut alam penghancur jin dan manusia.

Adapun alam seterusnya di huni oleh bangsa Wali yang sudah wafat maupun belum yaitu, Alam Barry dan alam Thuroby.Alam di atasnya lagi di huni para nabi dan malaikat serta seterusnya". Jadi salah bila kita berfikir, apapun bangsa halus disebut bangsa Jin, sebab masih banyak alam lain yang kita tidak paham.

Seperti ucapannya Imam Ibnu Salam : "Sesungguhnya alam yang ada diseluruh alam jagat ini mempunyai 600 alam yang berbeda dan semua terpenghuni dengan mahkluknya dengan sifat berbeda pula.Namun alam yang paling mulia dihadapan Allah,adalah alam manusia/dunia.Sebab alam dunia tempatnya derajat dan alam mulia pula terlahir adanya para Nabi dan Rosululloh SAW".



AWAL MULA BERDIRINYA KERAJAAN JIN LAUT SELATAN

BABAD TANAH JAWA RIWAYAT DEWI NAGA HIJAU LAUT SELATAN,, PENGUASA LAUT SELATAN 

 Pada zaman Rasulullah (nabi Muhamad) diutus oleh Allah bangsa Jin (bangsa dewa-dewi) tidak boleh lagi menemui manusia di alam gaib,tidak bermain lagi di kancah dunia luar. Di Tanah Jawa setelah era para wali songo mereka mundur dan mengizinkan Islam disebarkan di Tanah Jawa. Demikian Syekh Mafudin menjelaskan kepada kami pada pagi hari setelah berjamaah shalat subuh. Pada suasana masih gelap saya dapat melihat nenek Dewi naga selatan berada disekitar kami namun dalam bentuk bayangan. Sang Dewi hanya tersenyum dan memanggut tanda setuju kepada Syekh untuk menceritakan Babat Tanah Jawa.

Sejak zaman dulu 50.000 tahun yang lalu, Dewi naga selatan ditempatkan bersemayam di tanah Jawa di Indonesia. Atas perintah Bapaknya Malaikat JAAN untuk menetap dan tinggal di daerah gunung selok.Yang dimana Letak persisnya di gunung Selok daerah Cilacap perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dimana di daerah Cilacap ini tempat letaknya Pusatnya Puser Bumi dan Bersemayam Para Dewa-Dewi seluruh Dunia dan juga tempat tinggalnya Sanghiyang Wenang dan Sanghiyang Wening begitu juga Eyang Semar ( Sanghiyang Ismaya ),yaitu salah satu Dewa yang bermain di tanah Jawa.Yang dimana Eyang Semar ini adalah utusan dari Sanghiyang Sys untuk mengajarkan orang Jawa tentang tata krama yaitu tentang sopan santun bijaksana dalam segala hal harus legowo dalam hidup tapi bukan berarti tidak berusaha pasrah bukan berarti diam diri ya harus bisa berpikir mana yang baik dan mana yang tidak baik buat kita jangan terima mentah-mentah.Yang mana Sanghiyang Sys ini adalah Kakak pertama dari Dewi Naga Selatan.


Dewi naga selatan mempuyai beberapa orang anak diantaranya yaitu: Dewi Blorong, Dewi Rara Panas atau Dewi Kidul dan Dewi Ningrum.

1. Dewi Blorong
menguasai sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah di Indonesia.

2. Dewi Rara Panasmenguasai daerah Jawa barat dan sebagian Jawa Tengah di Indonesia.

3. Dewi Ningrum
hanya menguasai Jawa Timur saja.

Ketiga putrinya ini masing-masing memiliki sukma sejati Ular Kobra, Naga Hijau dan Ular Sanca . Ketiga putri bangsa jin itu memiliki sifat dan perwatakan yang berbeda-beda .

Dewi Rara Panas adalah Dewi yang berparas cantik dan memiliki kemiripan dengan ibunya Dewi Naga Selatan yang bersifat welas asih dan bijaksana. Sedangkan saudara tuanya yakni Dewi Blorong berwatak panas, digjaya dan menjadi ratu penguasa ilmu kegelapan. Beliaulah Dewi dari segala lelembut yang menyebarkan ilmu kekebalan, ilmu kesaktian, ilmu santet dan sebagainya.
 
Oleh karena itu kekacauan yang disebabkan oleh ilmu-ilmu tersebut sebenarnya berasal dari Dewi Blorong dan bukan lah dari Dewi Rara Panas(Dewi Rara kidul). Dewi ningrum adalah Ratu yang berwatak dingin dan lemah lembut, tokoh yang terakhir ini jarang muncul di dunia spiritual ketimbang kedua tokoh sebelumnya yakni Dewi Blorong dan Dewi Rara Panas.
Dewi Blorong mengangkat 2 orang anak, yang pertama adalah Dewi Kaditha. Dewi Kaditha adalah putri raja dari ratu di zaman kerajaan Sunda Kuno yaitu Prabu Munding Wangi mendapat cercaan dan hinaan akibat adanya fitnah yang disebarkan kerabat istana. Putri raja tersebut akhirnya diasingkan ke hutan karena selain tidak disukai dikalangan istana,ia memiliki penyakit kulit yang sangat aneh.Walaupun seorang putri raja namun dengan penyakit kulit seperti ini tubuhnya menjadi amis dan berbau busuk.Diduga putri tersebut terkena ilmu teluh dari para punggawa istana karena disuruh oleh beberapa kerabat istana yang terkena “bisikan jahat” tersebut.

Akhirnya sang putri berputus asa dan terus berjalan tanpa arah sehingga sampailah ia disuatu tebing samudra yang bergelombang lautnya sangat dahsyat.Lalu ia mendengar ada bisikan yang dimana yang membisikan itu adalah Dewi Blorong penguasa laut selatan dari Bangsa Jin.Kemudian ia berjanji kepada penguasa laut untuk menerimanya menjadi pengikutnya. 
 
Namun sang penguasa laut yaitu Dewi Blorong memberkati ia sebagai ratu di alam goib dengan satu syarat.Syarat tersebut adalah sang putri harus terjun ke laut supaya dapat menjelma menjadi bangsa lelembut atau ruh halus.Dan akhirnya sang putri lalu dijadikan Ratu penguasa pantai selatan di pelabuhan Ratu, Sukabumi,Jawa Barat mengenai adanya petilasan Roro kidul dan makamnya yang berukuran besar disana.Ini adalah kisah nyata bukan legenda.

Salah satu pemimpin Republik Indonesia Presiden Pertama yaitu Bapak Soekarno dibantu oleh Ratu Kaditha penguasa Laut Selatan yang berada didaerah Jawa Barat Letak persisnya di daerah sukabumi karanghawu.
Anak ke dua dari Dewi Blorong adalah anak dari Ratu Atas Angin yaitu Putri NawangWulan.Untuk menjadi penguasa pantai selatan karena telah teruji sebagai pelaku di bumi dengan ketabahan dan kasih sayang layaknya seorang wanita manusia.Pada waktu itu Putri Nawangwulan yang turun mandi bersama saudara-saudaranya mereka bertujuh tapi diantara semuanya dialah yang paling cantik dan baik hati yang dimana mereka mandi disebuah telaga di bumi (Tanah Jawa).
 
mereka bersenang- senang tertawa bersama bersuka ria tapi tanpa disadari mereka ada yang melihat sesosok manusia yang berjenis lelaki,betapa kagetnya dia sambil mengintip di semak – semak belukar melihat bidadari cantik-cantik sedang mandi dan kebetulan laki-laki tersebut adalah orang sakti yang bernama Joko Tarub lalu dia ambil salah satu selendang dari bidadari yang sedang mandi di telaga tersebut.Kemudian dia simpan dibalik bajunya.Tibalah saatnya para bidadari tersebut untuk kembali terbang ke angkasa meniti pelangi.Enam bidadari telah siap dengan membentangkan selendangnya.Namun seorang putri masih sibuk mencari-cari dimanakah gerangan selendang yang ia letakkan dibalik semak.
Alangkah gundah gulananya sang putri mana kala para bidadari telah terbang menuju angkasa.Akhirnya ia mengadu dan menangis sejadi-jadinya disebuah akar pohon besar ditepi telaga.Joko Tarub mengambil kesempatan ini untuk merayu sang putri agar jangan terlalu bersedih dan berduka,karena ia bersedia menolong dan memberinya tempat tinggal sampai selendang yang dicari ditemukan.Ini juga bukanlah legenda tetapi kisah nyata yang terjadi di dunia.

Dan pada suatu masa sang putri berhasil menemukan selendang miliknya disebuah guci yang selalu dirahasikan oleh suaminya Joko Tarub.Akhirnya sang putri mempersiapkan diri kembali ke telaga untuk terbang menuju angkasa di keratonnya Ratu Atas Angin.Yang dimana mempunyai anak satu laki-laki berusia masih berumur 1 thn. Sebenarnya sang putri berat meninggalkan anaknya semata wayang tapi dia kangen juga dengan keluarganya yang di Angkasa. Joko tarub sangat terkejut dan sedih harus kehilangan Sang putri Nawangwulan dan dia memohon untuk tinggal beberapa masa lagi sambil berlari dan menggendong anaknya yang masih kecil.Setelah sekian lama Putri Nawangwulan pulang ke asalnya. 
 
Mulailah sang putri mikirin suami dan anaknya yang di Bumi lalu dia minta ijin sama ibundanya untuk menemuinya sebentar. Lalu ibundanya mengatakannya sekalinya turun anakku,turunlah untuk selamanya karena bunda sudah tahu apa yang akan terjadi dengan dirimu. Dan nanti anakku akan diangkat anak oleh turunan Bangsa Jin yang menguasai wilayah jawa tengah yaitu Dewi Blorong. Tapi anakku akan hidup didunia hanya 35 tahun dan anakmu sendiri tidak lama hidup di dunia hanya sampai remaja nanti meninggalnya karena sakit. 
 
Dan akan ikut dirimu anakku di alam sana,kalau anakku sudah siap bunda antarkan sekarang atau mau dipikirkan lagi lalu dengan tegas Putri Nawangwulan mengatakan dengan berat hati saya siap apapun yang akan terjadi saya didunia akan saya jalani dan tidak akan meninggalkan ajaran dari leluhur sendiri.Baik kalau begitu dengan air mata berlinang dia mencium tangan ibundanya mohon restunya kuatkan hatimu bunda akan tetap memberikan ilmu tapi dipakai saat yang darurat anakku.Lalu Bunda Ratu Atas Angin memanggil pengawal pribadinya dan beberapa punggawanya yang dipercaya untuk mengawal turun ke Bumi.
Yang dimana dengan diiringi 50.000 bala tentara dengan kereta kencana yang ditunggangi dan ditarik 4 ekor kuda terbang menuju Telaga yang dimana tempat pertama bertemu dengan Joko Tarub. Setelah sampai di tempat tersebut,betapa senangnya Putri Nawangwulan karena bisa dapat bertemu dengan suami dan anaknya,lalu dia buru-buru mendatangi rumah Joko Tarub, sesampainya disana,dia hanya melihat anaknya sedang bermain sendiri. 
 
Lalu dia bertanya kepada anaknya kemana bapakmu nak dijawab dengan mata memandang dan tertegun sejenak,bapak ada di sawah terkadang mengajarkan orang bela diri lalu Putri Nawangwulan menangis hatinya ingin rasanya memeluk tapi takut anak itu ketakutan. Ya sudah saya tunggu disini bapakmu pulang kenalkan nana saya Ibu Nawangwulan lalu anak itu berkata; oh ini yang diceritakan bapak bahwa saya mempunyai ibu berasal dari langit,yang bukan asli Manusia dari alam lain.Putri Nawangwulan kaget tidak disangka bahwa bapaknya bercerita tentang siapa dirinya langsung dipeluk anaknya dengan menahan tangis.
 
Yang dimana anak itu sudah berusia 6 tahun, tapi batín Putri Nawangwulan mengatakan,padahal baru beberapa bulan sudah sebesar ini.Lalu mereka bermain bersama tertawa bercanda tanpa disadari ibunda Putri Nawangwulan melihat dari kejauhan dimana anaknya bahagia.
 
Dan tak lama kemudian datanglah Joko Tarub pulang ke rumah melihat istrinya Nawangwulan kembali.Apa yang dipikirkan selama ini Bahwa istrinya tidak akan datang lagi dan tidak mau memaafkan dirinya dan tidak akan mau bertemu lagi anaknya yang di Bumi.Akhirnya mereka saling berpelukan dan saling tangis-tangisan dan saling maaf-maafan.Suatu saat kemudian Putri Nawangwulan bermain ke pantai di Jawa Tengah bersama anaknya pada saat suaminya pergi ke ladang,dia ingin mengajak anaknya melihat pantai laut yang luas supaya anaknya mengerti alam di Bumi ini. Tapi tanpa disadari dari kejauhan di pantau oleh Dewi Blorong dan Panglimanya yang dimana Dewi Blorong Tahu suatu saat anak ini akan menjadi penguasa Laut Selatan.
 
Dan Pada saat itu juga Dewi Blorong mau pulang ke istananya.Dan Dewi Blorong bilang kepada Panglimanya sekarang belum saatnya untuk diambil.Setelah puas bermain pulanglah Putri Nawangwulan dengan anaknya yang sudah tak terasa sudah sore takut suaminya mencari-cari.Seiring sejalan anaknya sudah mulai besar meningkat remaja usia 20 tahun mulailah anaknya sakit-sakitan karena tidak ada obat yang membuat anaknya sehat lagi,maka jadilah ibundanya terpikiran terus dan akhirnya tidak mau makan,tidak mau tidur,akhirnya ikut sakit juga karena dia ingat cerita ibundanya usianya tidak lama di Bumi. 
 
Putri Nawangwulan sempat sebentar berbicara dengan ibundanya lewat Bathinnya,Salam Sejahtera Ibunda Nawangwulan,apakah tidak bisa di kasih waktu sudah sembilan tahun lamanya anaknya sakit tidak sembuh-sembuh apa ini sudah menjadi takdirnya anakku Ibunda sambil menangis Putri Nawangwulan karena tanpa anak saya,Putri Nawangwulan tidak bisa hidup karena belahan hati Putri Ibunda.Lalu ibundanya berkata dari awal bunda sudah bicara memang itu jalan hidupmu anakku karena mengikuti alam manusia yang dimana harus mati,tapi nanti ada yang menjemputmu dari Bangsa Jin Yaitu Dewi Blorong yang akan menjadi Ibu angkatmu di Laut Selatan.
 
Ya sudah kalau begitu Putri Nawangwulan akan mengikuti peraturan yang ada kalau memang itu takdir Putri dan anak Putri terima kasih Ibunda salam sejahtera selalu.Ya ibunda hanya bisa mendoakan dari jauh. Tak lama kemudian ada yang datang yang ternyata utusan Dewi Blorong untuk membawa anaknya dan Putri Nawangwulan,lalu putri Nawangwulan berkata silahkan apabila mau dibawa anak saya, Saya siap dan tak lama kemudian dibawa oleh utusannya.
 
Tidak berapa lama kemudian Putri Nawangwulan dibawa juga,tapi sebelum dibawa dia menitip pesan kepada suaminya Mas Joko Tarub jagalah dirimu baik-baik dan harus hati-hati dengan siapa saja.Lalu Putri Nawangwulan berkata saya sudah dijemput waktuku sudah tiba selamat jalan.Dengan berteriak Nawangwulan jangan tinggalkan saya sama siapa nanti saya akan hidup tanpa kalian saya tidak akan berdaya sebelum nafas terakhir pergi saya akan membantu Mas Joko di alam sana. Lalu pergilah Putri Nawangwulan dibawalah oleh utusan Dewi Blorong untuk dibawa ke Istana Dewi Blorong yang dimana sudah di tunggu di singgasananya untuk menerima Putri Nawangwulan yang nantinya untuk diajarkan ilmu kesaktian dan kejayaan dan akan bersatu dengan anaknya yang dimana anaknya akan membantu nantinya.
 
Setelah sampai di Istana lalu dibawa menghadap ke Dewi Blorong dengan rasa hormat Putri Nawangwulan memberi salam lalu dibalas kembali salammu Saya terima,berdirilah anakku,kini dirimu panggil Saya Bunda pengganti ibumu yang di angkasa sebagai ibu angkatmu yang di Laut Selatan dan dimana bunda akan mengajarkan Nawangwulan ilmu politik kerajaan dan kesaktian dan juga kejayaan dan dimana diajarkan apabila ada manusia yang gampang dan goyah keimanannya Nawangwulan ajak untuk membuat suatu perjanjian tertulis dan lisan tanpa disadari telah ditipu oleh bangsa lelembut.Setelah diajarkan selama 2 tahun barulah dinobatkan menjadi penguasa Laut Selatan yang menguasai dari parangteritis sampai dengan parangkusumo yang dimana Istananya bersebelahan dengan Dewi Blorong, dia diberi pasukan banyak Panglima dan ada Mahapatih,Patih,Punggawa pengawal pribadi dan lain-lain.

Dan setelah mahir dan pintar mengatur tatanegara di Istana,disinilah mulai Ratu Nawangwulan bermain selain membantu suaminya di dunia dan Ratu Nawangwulan mencari manusia untuk membantu mereka tetapi minta syaratnya yaitu minta nantinya mau jadi pengikut saya terserah berapa yang mau dikasih dan dimana pantangannya tidak boleh menantang saya dengan memakai baju Merah atau Hijau tapi kalau tidak tidak akan diapa-apakan atau tidak disakiti.Seiring dengan waktu tiba-tiba Lautnya merasa terguncang ada apa gerangan diatas sana siapa yang membuat goncangan dengan dasyatnya lalu dibukanya kaca Benggalanya.


Setelah melihat itu semua, lalu Ratu Nawangwulan keluarlah dari Istananya dan menghampiri laki-laki muda yang sedang bertapa di atas Batu dipinggiran tebing,wahai Senopati ada apa engkau mengganggu dan mengguncangkan Istanaku apa yang kamu inginkan Senopati lalu ia berkata wahai Ratu Penguasa Laut Selatan saya ingin jadi Raja bisakah Ratu membantu saya untuk mewujudkan keinginan saya,baik Ratu Nawangwulan berkata saya akan membantu Senopati menjadi Raja besar di Tanah Jawa dan begitu juga sampai keturunanmu kesananya,tapi ada syaratnya harus mau menikah dulu dengan saya maukah Senopati ikut dengan saya ke Istana saya lalu dijawab oleh Senopati baik Kanjeng Ratu lalu dibawalah Senopati ke Istananya disana dipersiapkan acara untuk persiapkan pesta pernikahan tapi sebelum itu,Ratu Nawangwulan melapor kepada Dewi Blorong bahwa saya mau menikah dengan manusia yang dimana minta tolong saya untuk membantu membuat Istana di Tanah Jawa ini lalu direstui oleh Dewi Blorong.

Kemudian pernikahan dilangsungkan dengan meriah dan setelah itu Ratu Nawangwulan mengingatkan perjanjiannya jangan lupa istana itu buatkan khusus untuk Saya dan saya juga minta anakmu yang lahir dari istri-istrimu dan akan Saya juga majukan anak-anakmu untuk meneruskan generasi Senopati dan nanti akan kasih gelar bukan Raja tapi Panembahan Senopati karena bukan turun dari keturunan asli Raja,karena kanda adalah seorang Panglima yang berambisi ingin jadi Raja,dengan Panembahan Senopati mempunyai anak satu Laki-laki yang berbadan sukma dengan Ratu Nawangwulan.Akhirnya Terbentuklah suatu Istana Besar di Jogyakarta hingga sekarang yang dimana tidak pernah lepas adanya sesaji-sesaji di setiap tiang-tiangnya.Dan lilitin kain kuning dan hijau itu semua permintaan Ratu Nawangwulan.

Saya akan menceritakan sedikit tentang siapa Ratu Atas Angin Ibunda yang sekarang anaknya sudah menjadi Ratu Penguasa Laut Selatan yaitu Ratu Nawangwulan.Ibunda Ratu Atas Angin itu adalah Ratu Ciptaan dari Dewi Bulqis.Yang bersemayam di Atas Awan.

Yang sekarang ciptakan Ratu-Ratu dan yang dimana orang-orang temui itu di Laut Selatan adalah Ciptaan dari kedua Ratu tersebut yaitu Ratu Kaditha dan Ratu Nawangwulan atas sepengetahuan Dewi Blorong.

Cerita ini disampaikan untuk mengetahui bahwa belajar ilmu gaib akan ada dampaknya dalam diri sendiri dan turunannya memang ada yang berhasil dan ada juga yang tidak berhasil,tapi banyak yang tidak berhasil,dan itu dapat merubah takdir yang sudah ditentukan oleh ALLAH SWT.Dan untuk merubah takdir itu harus dikeluarkan siluman-siluman dari badan manusia,yang dimana harus dilawan dari Hatinya.


Karena ada turunan yang asli menjaga di dalam badannya apabila tidak dikeluarkan pasangan yang liar liar tidak akan keluar turunan aslinya yang jaga tidak bisa bermain karena turunannya menginginkan keberhasilan dan kejayaan dan kekayaan,tapi terkadang manusia tidak menyadari pergi kemana-mana malah menutup diri sendiri tanpa disadari rejekinya terambil oleh orang lain. Dan kalau ingin menjadi sejatinya manusia harus dikeluarkan siluman-siluman dari dalam badan manusia supaya hilang apes dan terbuka kembali rejekinya.Tapi itu tidak mudah kalau tidak dilawan dari Hati yang paling dalam dengan kekuatan diri dengan izin ALLAH SWT.

Wassalam.

 

Sumber : 
http://alifbraja.blogspot.com/2012/06/misteri-ratu-pantai-selatan.html
http://kisahdanbabad.blogspot.com/2013/02/hikayat-dewi-naga-hijau-penguasa-laut.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar