Halaman

Selasa, 25 Juni 2013

Katakan Kebenaran walau pahit, Islam Itu Tegas bukan keras

Semenjak maraknya kasus terorisme banyak istilah tentang Islam yang bermunculan, ada yang mengatakan Islam Fundamentalis, Islam Radikal, Islam garis keras dan lain sebagainya. Semuanya itu istilah yang memang sengaja digembar-gemborkan oleh kaum sekuler untuk memojokkan Islam, namun anehnya banyak orang Islam yang ikut-ikutan mengatakan seperti itu. Sebenarnya sejak dulu hingga sekarang dan sampai kiamat Islam itu ya hanya satu, tidak ada Islam garis keras ataupu garis lunak, tetapi yang ada Islam itu memang sangat tegas dalam hal kekafiran, karena itulah Allah menurunkan surat Al-Kafirun untuk menunjukkan ketegasan Islam terhadap kekafiran.

Bahkan ketegasan Islam itu tidak kenal kompromi walaupun terhadap orang tua atau keluarganya sekalipun, seperti disebutkan dalam Al-qur’an Surat At-Taubah ayat 23 :
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim[QS.9:23]
Itulah ketegasan Islam terhadap kekafiran,  namun itu bukan berarti Islam itu agama yang keras, bahkan Islam datang dengan membawa kasih sayang. Sampai sampai Rasul mengatakan bahwa seseorang tidak beriman jika belum mempunyai rasa kasih sayang. Juga tidak termasuk beriman jika orang Islam masih mengganggu atau berbuat buruk terhadap orang lain sebagaimana sabda Rasul berikut :
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Nabi SAW telah bersabda, “Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman”, Ditanyakan (kepada beliau), “Siapa dia, ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Orang yang tetangganya tidak aman dari keburukan-keburukannya”. [HR. Muttafaq 'alaih]. Dalam riwayat Muslim, “Tidaklah masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari keburukan-keburukannya”.
Karena itu jelaslah bahwa antara Islam dan Terorisme itu tidak ada kaitanya sama sekali, Terorisme bukan Islam dan Islam bukan Terorisme. Sangtalah bodoh dalam memahami agama jika ada tindakan teror yang dilakukan oelah orang yang mengaku Islam lantas dikatakan bahwa Islam identik dengan terorisme. Tetapi yang melakukan terorisme itu adalah hanya manusianya, bukan agamanya. Karena itu hari Jum’at yang lalau ribuan umat Islam di Surakarta memberitahukan kepada dunia bahwa Islam bukan terorisme dan terorisme bukan Islam.
 
Ajaran Islam menganjurkan kepada kita agar tegas mengamalkannya, tegas mengeluarkan hukum.Tegas menyampaikannya atau memperkatakan dan gigih memperjuangkannya dimana saja dan di dalam keadaan apa sekali pun.Islam adalah agama kasih sayang dan lemah lembut, bukan agama keras tapi disuruh tegas.
Kebanyakkan umat Islam terutama orang politik, para pejuang dan pendakwah pendakwah melakukan kekerasan di dalam perjuangan atau di dalam dakwahnya tapi dia sendiri tidak tegas mengamalkannya, sama saja dengan orang lain.Di dalam menyampaikan, suaranya lantang dan keras memperkatakan hukum hukumnya.Tegas kalau untuk orang lain tapi untuk diri sendiri longgar dan cuai.

Di dalam menyampaikan Islam dia mengata, mengumpat dan menuduh kepada golongan golongan yang tertentu,Ada kalanya hingga sampai maki hamun, mengutuk dan menempelak orang yang tertentu, tapi dia sendiri syariatnya cuai, akhlaknya rosak, maruahnya tidak di jaga,Mereka menyangka cara itu dikatakan tegas.

Sebenarnya sikap mereka bukan tegas tapi keras.Tegas ertinya memperkatakan hukuman yang sesuai dengan kehendak Islam.Disampaikan dengan penuh berhikmah dan kasih sayang, tidak ditujukan kepada mana mana golongan tapi untuk semua, terutama diri sendiri.Dan orang yang berkata dan memperjuangkan itu mempunyai peribadi yang baik dan mempunyai akhlak yang mulia kerana dia tegas mengamalkan Islam itu lebih dahulu di dalam diri mereka dan tegas berpegang dengan hukum. Begitu juga tegas mendidik anak dan isteri serta Keluarga.Agar mereka mengamalkan ajaran Islam itu serta sangat menghormati hukum hakam.Begitulah orang yang tegas dengan prinsip.

Oleh kerana tidak tegas mengamalkan Islam tapi keras memperkatakan dan memperjuangkannya, maka orang ramai jadi benci dengan Islam. 
 
Lebih lebih lagi orang kafir, mereka takut dengan Islam.Melihat peribadi para pejuang dan para da’i serta Keluarga mereka, Islam itu tidak ada didalam diri mereka.Yang mereka lihat ialah kekerasan dan kekasaran.Keindahan Islam tidak dapat dilihat kerana bersikap keras bukan tegas.

“Kalau kita hendak menasihati orang.Tanya hati kita dahulu.Tujuan kita hendak beri nasihat atau hendak memberi malu pada orang.

Apabila kita hendak menyampaikan ilmu kepada orang.Apakah tujuan kita? Hendak berkongsi ilmu atau hendak menunjuk yang kita lebih tahu.

Kalau kita hendak bercakap tentang sesuatu, kita tentu tahu niat kita, hendak menunjuk kita pandai atau rasa berkewajiban menyampaikan ilmu”.

Ingatlah pahala sesuatu amal ditentukan oleh keikhlasan kita.Kalau tujuan bukan kerana Allah, amalan itu akan menjadi macam debu.Bukan pahala kita dapat tapi bala.

Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata: “Agama dan kebaikan apalagi yg ada pada seseorang yg melihat larangan-larangan Allah dilanggar, batas-batas-Nya diabaikan, agama-Nya ditinggalkan, dan sunnah Rasul-Nya dibenci. Orang yg hatinya dingin, lisannya diam (dari menyampaikan kebenaran n mengingkari kemungkaran, pent), dia adalah Syaithon Akhros (Setan yg bisu dr jenis manusia), sebagaimana orang yg berbicara dengan kebatilan dinamakan Syaithon Naathiq (Setan yg berbicara dr jenis manusia).
(*) Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata ketika ditanya tentang ungkapan tsb di atas: “Perkataan tsb diucapkan oleh sebagian ulama Sunnah dari generasi as-salafus sholih. Dan itu bukan hadits dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Mereka berkata: “Orang yang diam dari (menyampaikan) kebenaran adalah Syaithon Akhros (setan yang bisu), dan orang yang berbicara dengan kebatilan adalah Syaithon Naathiq (setan dr manusia yg berbicara dengan kebatilan).”
Oleh karenanya, siapa saja yg mengatakan kebatilan dan menyeru kpd kebatilan, maka ia termasuk golongan Syaithon Nathiq (setan dr manusia yg berbicara). Sedangkan siapa saja yg diam dari mengatakan kebenaran padahal ia mampu menyampaikannya, dan siapa saja yg tidak memerintahkan kpd yg ma’ruf dan tidak mencegah dr kemungkaran, serta tidak merubah apa yg wajib dirubah, tetapi ia diam sj padahal ia mampu berbicara dengan kebenaran, maka ia disebut setan yg bisu dari jenis manusia. Karena kewajiban seorang mukmin adalah mengingkari kebatilan, dan menyeru kpd yg ma’ruf (kebaikan) jika ia mampu menjalankannya. Hal ini sebagimana fimn Allah Ta’ala:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imron: 104)
Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان
Artinya: “Barangsiapa diantara kamu yang melihat kemungkaran, hendaklah ia merubah/mencegah dengan tangannya (kekuasaannya). Jika ia tidak mampu, maka hendaklah ia merubah/mencegahnya dengan lisahnya (nasehat n peringatan, pent). Dan jika tidak mampu, maka hendaklah ia merubah/mencegahnya dengan hatinya (yakni merasakan tidak senang dan tidak rela). Dan yg demikian itu adalah selemah-lemah Iman”. (Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dan Ahmad).

sumber :
 http://mtafm.com/v1/archives/1317
http://bagindaery.blogspot.com/2011/04/islam-itu-tegas-bukan-keras.html
http://abufawaz.wordpress.com/tag/katakan-kebenaran-meskipun-pahit/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar