'Wah, gaji saya sih, lima koma sekian. Maksudnya, sudah tanggal
lima, langsung koma...'' Atau, ''Duh, gaji itu seperti siklus menstruasi
ya. Datangnya sebulan sekali, tujuh hari sudah selesai.''
Mungkin, Anda sering mendengar kalimat-kalimat ini. Reaksi Anda?
Tertawa keras, tersenyum saja, atau berwajah kecut? Semuanya tergantung
pada bagaimana Anda mengatur keuangan. Ketika tidak ada masalah dalam
urusan finansial, tentu saja, Anda tidak perlu khawatir dengan kondisi
keuangan Anda. Namun, kalau ternyata Anda juga cukup kalang kabut ketika
harus menangani keuangan keluarga atau pribadi, ada baiknya ikuti tips
berikut dari seorang perencana keuangan AS.
Bukan tidak boleh, tapi kurang tepat. Orang yang “kaya” belum tentu
bebas secara finansial, sedangkan orang yang bebas finansial sudah pasti
kaya. Seringkali, orang disebut “kaya” bila hartanya banyak (punya
rumah bagus, mobil berkelas, perhiasan berendeng di badan, baju bermerk,
dll) atau pendapatannya besar (eksekutif papan atas, pengusaha sukses).
Padahal, itu adalah definisi yang kurang tepat. Kekayaan (
net worth) adalah harta –
utang.
Jadi meskipun hartanya banyak, pendapatannya besar, bila utangnya juga
banyak, boleh jadi kekayaan bersihnya rendah. Dia masih harus bekerja
dan berpikir siang malam untuk menutupi kebutuhan hidupnya, yang
mencakup juga cicilan untuk melunasi pinjaman-pinjamannya.
Daripada berpikir untuk memiliki kekayaan sebesar-besarnya –menjadi
kaya– sebaiknya berpikir untuk menjadi bebas finansial. Menjadi kaya
mungkin tidak dapat dicapai, namun menjadi bebas finansial selalu bisa
diraih oleh siapa pun yang mau disiplin dan bekerja keras.
Pernahkan anda membayangkan hidup tanpa harus bekerja namun tetap
mendapatkan uang secara rutin ? Enak sekali bukan ? Hmm…sampai disini
saya mendengar beberapa dari pembaca berdecak tidak percaya. Masa sih
ada orang bisa gak kerja tapi tetap dapat duit. Kayak di dunia fantasi
aja…
Jutaan orang berharap bisa hidup dengan kebebasan finansial. Ya,
kebebasan finansial adalah hal yang tentu diidamkan oleh semua orang.
Eitsss…jangan skeptis duluu.. Bebas finansial itu adalah mungkin dan
banyak orang telah sukses mencapainya. Sekarang mari kita luruskan
terlebih dahulu apa itu yang dinamakan “Bebas Finansial”. Bebas
finansial adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak perlu bekerja
secara fisik untuk dapat melangsungkan hidupnya karena penghasilannya
diperoleh dari penghasilan pasif.
Bebas secara finansial dapat diartikan seumur hidup kita, kita tidak
perlu khawatir dan susah payah untuk menghasilkan uang karena kita sudah
mendapatkan kepastian bahwa segala sesuatunya sudah terpenuhi. Enak
bukan?
Apa pula itu “Penghasilan Pasif”, sebagian dari anda mungkin bertanya.
Penghasilan pasif adalah penghasilan yang mengalir ke kantong kita tanpa
kita harus secara fisik bekerja. Contoh penghasilan pasif adalah
penghasilan dari aset seperti bisnis, properti, deposito, obligasi, dll.
Jika penghasilan pasif anda lebih besar dari pengeluaran anda maka
tidak perlu lagi anda bekerja secara fisik untuk melangsungkan hidup
anda. Ingat disini kata kuncinya adalah “tidak perlu”. Artinya bisa saja
jika seseorang yang secara teknis telah bebas finansial memilih ingin
tetap bekerja baik sebagai karyawan atau pekerja professional lainnya.
Bebas finansial bukan sesuatu yang mustahil dan dapat kita capai

idak perlu repot bekerja mencari uang, biarkan uang yang bekerja untuk
kita. Bila kondisi ini yang terjadi boleh dibilang kita sudah mencapai
tahap bebas secara finansial. Perencana keuangan, Ahmad Gozali,
menyebutkan, mengutip dari buku Anthony Robbins, kebebasan finansial
adalah suatu kondisi keuangan dengan pencapaian investasi yang cukup
banyak, relatif aman, dan hasilnya mencukupi kebutuhan kita untuk hidup
dengan gaya hidup yang kita inginkan. Tentunya, hal ini membutuhkan
kerja keras, cerdas, dan harus dilakukan berkesinambungan.
Mau
seperti ini? Ada kiatnya. Menurut Gozali, kebebasan finansial dapat Anda
capai bila Anda disiplin menabung dan melakukan penghematan, lalu
tabungan Anda diputar agar bisa memberi hasil yang besar pada periode
tertentu dan menghasilkan passive income sehingga Anda tidak perlu
bekerja lagi. ''Menabung memang menunda kesenangan di masa sekarang,
tetapi hasilnya sangat efektif untuk mencapai tujuan yang lebih besar di
masa datang,'' kata Gozali.
Lalu, berapa yang Anda sisihkan
untuk tabungan dan investasi? Gozali menyarankan agar mengalokasikan
penghasilan Anda menjadi pos-pos berdasarkan prioritas. Pertama adalah
cicilan utang (bila ada) yang sebaiknya tidak melebihi dari 30 persen
dari penghasilan bulanan, kemudian usahakan menyisihkan 10 persen dari
gaji secara rutin tiap bulannya untuk tabungan.
Bila Anda tidak
mempunyai utang, jumlah yang disisihkan bisa diperbesar lagi, misalnya,
30 persen yang dapat digunakan untuk investasi dan proteksi (asuransi).
Dengan demikian, 70 persen sisanya dapat digunakan untuk membiayai
kebutuhan hidup sehari-hari.
Ada beberapa jenis kendaraan untuk
investasi, antara lain, tabungan, deposito, emas, saham, reksa dana,
properti, ataupun unit bisnis.
Untuk memilihnya, perlu
dipertimbangkan biaya yang diperlukan, pendapatan yang didapat, profil
risiko, apakah Anda takut terhadap risiko kehilangan uang atau tergolong
berani, keterampilan yang diperlukan untuk memilih produk investasi,
dan banyaknya waktu keterlibatan Anda untuk melakukan investasi.
Usahakan
tidak menaruh semua uang Anda pada satu produk investasi untuk
meminimal kan risiko. Karena kondisi Anda sekarang ini masih bekerja,
saya lebih sarankan agar kira-kira sekitar 70-80 persen dari alokasi
uang keperluan investasi tadi bisa diinvestasikan ke dalam aset seperti
deposito dan reksa dana. Deposito digunakan untuk berjaga-jaga,
sedangkan reksa dana digunakan untuk mendapatkan pengembangan.
Sementara, sisanya yang 20-30 persen, bisa mulai digunakan untuk
investasi ke dalam usaha dengan cara berpatungan dengan teman atau
saudara yang bisa mengelola usaha.
Derajat Kebebasan Finansial
Mengukur derajat kebebasan finansial Anda sebenarnya sangat mudah
sekali. Anda hanya perlu mengetahui 3 hal untuk menghitung apakah Anda
sudah bebas secara finansial atau belum,
1.
Aset Lancar, yaitu segala aset yang Anda miliki
dalam bentuk uang yang bisa dibelanjakan atau aset pendek yang bisa
diuangkan dalam jangka waktu satu bulan. Mobil dan rumah tidak termasuk
dalam kategori ini karena dua hal tersebut (menurut saya) termasuk asek
tetap.
2.
Pengeluaran bulanan, yaitu segala uang yang Anda
keluarkan untuk memenuhi kebutuhan Anda setiap bulannya. Termasuk
makan-minum, menyekolahkan anak-anak jika sudah berkeluarga, intinya
adalah pengeluaran yang membuat Anda dan keluarga bisa hidup
berkecukupan di bulan tersebut.
3.
Pendapatan pasif, adalah pendapatan yang Anda
hasilkan tanpa harus bekerja langsung di dalamnya. Pendapatan pasif ini
dalam bentuknya yang paling sederhana bisa berupa dividen, laba bisnis,
atau royalti.
Baik, setelah Anda mengetahui 3 hal tersebut, maka inilah cara mengukur kebebasan finansial Anda,
Jumlah Kekayaan =
Aset Lancar / (Pengeluaran bulanan – Pendapatan Pasif)
Jadi, percuma jika Anda saat ini memiliki aset lancar banyak, namun
pengeluaran Anda juga gila-gilaan dan tidak memiliki sumber pendapatan
pasif. Dari formula ini, saya rasa Anda sudah bisa menebak bagaimana
meraih jumlah kekayaan tidak terbatas:
pastikan pendapatan pasif Anda lebih besar dari pengeluaran bulanan Anda. Selamat, Anda sudah bisa meraih kebebasan finansial. Pendapatan pasif tersebut nilainya adalah
kurang dari sama dengan pengeluaran bulanan. Jadi jika di bagian penyebut sudah nol, maka kebebasan finansial itu sudah bisa Anda capai.
Adakah
sebuah rumusan untuk menciptakan kebebasan finansial? Apakah semua jutawan
mengambil langkah yang sama untuk mengumpulkan keberuntungan mereka?
Berikut ini ada beberapa langkah untuk menuju kebebasan finansial.
1. Gunakanlah Pola Pikir Miliuner
Pertama, pelajari dan gunakanlah pola pikir seorang miliuner. Cara berpikir
miliuner berbeda karena itu tindakan yang dilakukan tidak sama sehingga hasil
yang diperoleh jauh berbeda pula. Sebagai contoh, ketiga gagal para miliuner
memandangnya sebagai pengalaman belajar sedangkan orang biasa hanya
merasakannya sebagai kegagalan. Pada saat mengadopsi paham dan
kebiasaan-kebiasaan seorang miliuner, persepsi terhadap dunia akan berubah sama
sekali dan Anda akan menyadari ada begitu banyak kesempatan untuk menghasilkan
uang.
2. Menetapkan Tujuan-Tujuan Finansial yang Jelas
Kesehjateraan tak akan terwujud secara kebetulan. Kesejahteraan selalu dimulai
dengan tujuan yang jelas dalam pikiran kita. Banyak orang ketika ditanya berapa
target pendapatan mereka atau berapa nilai kekayaan yang mereka inginkan,
jawaban standar yang biasa keluar dari mulut mereka adalah "sebanyak
mungkin yang bisa saya dapatkan". Ini adalah penyebab utama yang membuat
mereka tak akan pernah dapat mencapai tingkat kekayaan itu. Tanpa adanya angka
spesifik sebagai fokus, Anda tak akan pernah dapat mengembangkan sebuah
strategi untuk mencapainya. Anda harus secara spesifik menyebutkan berapa
jumlah uang yang ingin Anda capai. Misalnya saya ingin mempunyai kekayaan
sebesar 1 miliar atau misalnya saya ingin mempunyai pendapatan per bulan 100
juta. Dengan begitu, Anda dapat tampil dengan rencana yang realistis untuk
dilaksanakan.
3. Menciptakan Sebuah Rencana Finansial
Sekali telah menetapkan target finansial yang spesifik tentang berapa banyak
uang yang ingin dikumpulkan, Anda dapat mengembangkan rencana efektif untuk
mencapainya. Sebagai contoh, apabila tujuan Anda adalah mengumpulkan harta
senilai 1 miliar pada tanggal tertentu, Anda harus membuat rencana tentang
berapa banyak dana yang ditabung dan diinvestasikan setiap bulannya, berapa
tingkat keuntungan yang harus diperoleh dari investasi tersebut, dan perkiraan
waktu yang akan dibutuhkan untuk itu. Sebagian besar orang tak pernah berhasil
mencapai mimpi finansial mereka hanya karena mereka tak memiliki rencana
finansial untuk mewujudkannya.
4. Meningkatkan Pendapatan Anda secara Drastis
Setelah membangun rencanan finansial, sebagian besar orang cenderung kecil hati
pada awalnya. Mereka melihat rencana tersebut dan menyadari dengan jumlah
pendapatan yang mereka terima dan tabungan saat ini, akan perlu waktu puluhan
sebelum kekayaan terwujud. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi Anda untuk
belajar cara mempercepat dan memberi tenaga kuat pada rencana finansial dengan
mengambil langkah untuk meningkatkan pendapatan Anda secara besar-besaran.
Saran saya, coba ikuti seminar-seminar cara menjadi kaya, cara mengatur
keuangan, trik-trik bisnis, membeli properti, dll. Itu semua bisa meningkatkan
pendapatan Anda secara drastis. Jangan pelit untuk mengeluarkan uang untuk
pengetahuan bisnis. Lebih baik Anda berinvestasi mengeluarkan uang untuk
mengikuti seminar-seminar bisnis daripada Anda hanya mengeluarkan uang untuk
mengganti Gadget Anda setiap tahun.
5. Kelola Uang Anda & Kurangi Pengeluaran
Banyak orang yang berpikir bahwa dengan meningkatkan pendapatan, kekayaan
mereka akan bertambah secara otomatis. Sayangnya, peningkatan pendapatan
hanyalah satu sisi dari persamaan kekayaan. Ada orang-orang yang memiliki
pendapatan 10 juta dan merugi setiap bulannya, tetapi ada juga orang-orang yang
menerima 50 juta dan masih tetap merugi setiap bulannya. Apabila kita tidak
mengelola pendapatan, pengeluaran kita akan ikut naik seiring dengan kenaikan
pendapatan dan menghapus seluruh surplus dana yang kita miliki.
6. Kembangkan Uang Anda dengan Tingkat Keuntungan Para Miliuner
Dengan meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengeluaran, Anda akan temukan
bahwa Anda mampu mengakumulasikan surplus dana yang dapat digunakan untuk
membangun kesejahteraan. Hal ini perlu dilakukan karena tak peduli betapapun
kerasnya upaya untuk bekerja dan menabung, kekayaan yang luar biasa tak akan
mampu diraih kecuali Anda belajar bagaimana membuat uang bekerja untuk Anda.
Semua miliuner meyakini sebagian besar kekayaannya berasal dari investasi yang
mereka lakukan karena mereka tahu bahwa sekedar bekerja untuk uang tak akan
membuat mereka kaya. Maka mulailah belajar untuk berinvestasi.
7. Lindungi Kekayaan Anda
Tak ada gunanya bekerja keras mengumpulkan kekayaan hanya untuk menyaksikan
semuanya terengut dari genggaman Anda. Banyak orang bekerja selama puluhan
tahun mengumpulkan harta kekayaan hanya untuk melihat hasil jerih payahnya
lenyap oleh kecelakaan, penyakit yang tak terdeteksi, atau melalui tuntutan
hukum yang tak terduga. Para miliuner bekerja sama dengan para profesional
seperti penasihat asuransi, pengacara dan akuntan untuk membantu mereka
membangun benteng finansial sehingga kekayaan mereka terlindung dari pada
kreditur, calon penggugat, dsb.
Mengelola Penghasilan
Berikut trik untuk menangani
gaji atau penghasilan agar tidak keburu habis sebelum waktunya:
Waspadai pengeluaran dalam jumlah kecil
Pengeluaran dalam jumlah besar biasanya selalu kelihatan. Namun, lain
halnya dengan pengeluaran kecil yang terasa. Bayangkan, bila
dikumpulkan pengeluaran kecil seperti dana untuk gaya hidup, ngopi di
kafe, atau nonton film ternyata bisa besar juga. Anda dapat mulai
membenahi keuangan dengan mewaspadai pengeluaran kecil ini. Bila Anda
memasukkan dana untuk makan malam di resto atau ngopi di kafe dalam
tabungan, siap-siap saja terkejut. Ternyata, jumlahnya lumayan
signifikan.
Singkirkan 'kesenangan' yang tidak penting
Berlangganan televisi kabel, jadi anggota klub fitnes terkenal,
atau ikut dalam klub golf bergengsi? Asyik memang. Pertanyaannya, apakah
Anda sanggup membayar semua keanggotaan itu? Bila jawabannya tidak,
siap-siap menghilangkan semuanya dalam daftar pengeluaran bulanan. Anda
harus mengecek lagi seluruh pengeluaran agar sesuai dengan kantong.
Bayar lunas utang kartu kredit
Satu hal yang perlu diingat ketika memiliki kartu kredit. Dana di
dalamnya bukanlah pemasukan untuk Anda. Punya kartu kredit adalah
pengeluaran yang harus segera dibayarkan. Jadi, ketika menggunakan kartu
kredit, kalau memungkinkan bayar lunas ketika tagihan datang. Maklum
saja, bunga kartu kredit sangat mencekik. Anda boleh jadi akan terlilit
utang seumur hidup bila tak pandai-pandai berstrategi menggunakan kartu
kredit. Bila Anda memang sudah masuk dalam jeratannya, konsultasilah
dengan pihak penerbit kartu kredit agar dapat bernegosiasi soal
pembayaran.
Mulai berinvestasi
Beres mengatur pengeluaran plus berhasil 'menjinakkan' utang kartu
kredit, inilah saatnya untuk mulai berinvestasi. Seperti yang diungkap
Warren Buffet, investor dan pengusaha besar AS, investasi seperti diet.
Mudah dipahami, tapi sulit dilakukan.
Untuk Anda yang mulai bisa menyisihkan gaji dalam jumlah tertentu
atau katakanlah menyiapkan dana 'menganggur', mulai pikirkan untuk
berinvestasi. Dengan begitu, uang yang akan bekerja untuk Anda, bukan
Anda bekerja untuk uang. Jadilah, investor yang cerdas.
Selamat mengelola gaji...
Hutang = Perahu,
Hutang adalah Aset menjadi Bebas Finansial
Bagi sebagian orang hutang itu sangat
mengerikan, tapi bagi sebagian orang lagi hutang itu menyenangkan. Bagi
sebagian orang hutang itu harus dihindari, tapi bagi sebagian orang
hutang itu dicari cari. Bagi sebagian orang lagi hutang itu bagaikan
aib dan sesuatu yang memalukan, tapi bagi sebagian orang lagi hutang itu
mulia. Bagi sebagian orang hutang itu dianggap membuat tidak berwibawa,
tetapi sebagian orang lagi malah bangga dengan semakin besarnya jumlah
hutang yang dimiliki……nah lho….. pendapat mana yang benar sih?
Ada juga yang bertanya demikian, apakah
hutang itu sesuatu hal negatif yang harus dihindari, dijauhi, dan
pemiliknya dihujat hujat, ataukah hutang itu sesuatu hal positif yang
dicari cari, dan justru harus dimiliki, serta pemiliknya di puji puji
sebagai penggerak perekonomian?.
Teman teman, sebenarnya sebagaimana apapun didunia ini, hutang
itu sifatnya netral, hutang itu bisa menjadi negatif atau positif
tergantung sudut pandang dan cara pemanfaatan serta penggunaannya.
Jika seseorang itu tidak tahu cara memanfaatkan hutang dan cara
mengelolanya dengan baik, otomatis hutang itu cepat atau lambat akan
menjadi hal negative dalam kehidupannya, akan tetapi ketika seseorang
tahu cara memanfaatkan dan mengelola hutang dengan baik, otomatis hutang
itu bisa menjadi suatu hal positif bagi dirinya.
Tetapi yang pasti hutang itu bukan
tujuan, hutang itu hanya sebagai alat bantu, sebagai pengungkit. Saya
secara pribadi tidak pernah menganggap hutang sebagai tujuan hidup saya,
hutang dalam bisnis dan investasi yang saya lakukan hanyalah sebagai
alat bantu, alat pengungkit saja untuk mencapai tujuan lebih tinggi yang
sudah saya tetapkan sebelumnya.
Jika diibaratkan seseorang yang
memiliki tujuan untuk menyeberangi sebuah sungai, menuju ke tepi sungai
di seberang yang tanahnya sangat subur, hijau dan dipenuhi oleh berbagai
macam pohon buah buahan. Kemudian dia berhasil menyeberangi sungai
tersebut dengan bantuan sebuah perahu, dan setelah mencapai tepi sungai
seberang, perahu itupun kemudian di tinggalkan di tepi sungai saja,
walaupun sebenarnya tentu saja perahu tersebut amat berjasa
menyeberangkan orang tersebut.
Nah demikian pula halnya dengan hutang, bagi
saya hutang hanyalah sebagai alat bantu seperti perahu dalam
perumpamaan diatas, untuk mempercepat pencapaian tujuan hidup saya.
Jadi ingatlah teman teman, hutang
bukanlah sebuah tujuan, hutang hanyalah sebagai alat bantu seperti
halnya perahu untuk menyeberangkan seseorang ke tepi sungai seberang.
Dan perahu itu sifatnya netral.
Tapi jika kita lanjutkan cerita
perumpamaan perahu diatas, banyak orang yang ironisnya, ketika mendengar
ada anak kecil yang tenggelam di sungai karena tidak bisa menjaga
keseimbangan dan perahunya terbalik, yang disalahkan adalah perahunya,
dianggap naik perahu itu adalah hal yang amat berbahaya. Dan yang lebih
konyol lagi, terkadang banyak orang yang mau saja ditakut takuti oleh
orang lain yang tidak pernah naik perahu, tapi pernah mendengar kisah
anak kecil yang tenggelam karena perahunya terbalik, tanpa tahu apa
penyebabnya…hahaha.
Jika kita kembalikan ke masalah hutang,
demikian pula yang terjadi di masyarakat. Banyak orang menilai hutang
itu jelek, negatif, harus dijauhi, tanpa dia sendiri tahu persis
alasannya, karena yang dia tahu, hal itulah yang diajarkan oleh
orangtuanya sejak kecil, atau temannya, bahwa hutang itu jelek, jangan
pernah berhutang, dll.
Jadi kesimpulannya, ketahui dan
pelajarilah dengan baik, termasuk apa sebenarnya hutang itu, barulah
memberikan sebuah penilaian. Jadilah orang yang bijak yang selalu
mencari tahu terlebih dahulu sebelum mengambil kesimpulan atau menilai
hal apapun didunia ini.
Bagaimana menurut Anda?
Pertimbangan penting yaitu masa
produktif atau menghasilkan pendapatan umumnya berkisar antara 25 sampai
30 tahun. Anggapan mulai bekerja umur 20 tahun dan pensiun umur 55
atau 60 tahun. Dengan pola yang biasa yaitu pendapatan diperolah dari
bekerja plus usaha sampingan. Harapannya tips ini tentunya masih tetap
bekerja atau secara realistis bisa dijalankan. Startnya makin cepat
makin baik, selain itu selalu dikembangkan pengetahuan dan ditingkatkan
kisaran persentasenga jika memungkinkan.
5 tips sederhana yang bisa dilakukan, yaitu :
1. pendidikan adalah investasi utama
Salah satu pengungkit yang paling
powefull (berdaya guna) sampai kapanpun adalah pendidikan. Selain
pendidikan usia dini, SD, SMP, SMA, sarjana strata satu sampai 3,
pendidikan non formal seperti kursus, diklat, seminar dan sejenisnya
sangat membantu dalam pengembangan pribadi dan karier. Semakin tinggi
dan dalam tingkat pendidikan, banyak hal yang bisa dilakukan dalam
memahami banyak hal dalam kehidupan termasuk dalam pencapaian kebebasan
finansial lebih cepat dan bijaksana.
2. tingkatkan karier dan kompetensi
Peningkatan karier dan kompetensi tidak
hanya pendidikan namun pengalaman dan sharing dengan yang lebih
berpengalaman atau istilahnya yang bisa dijadikan guru. Semakin banyak
berguru atau menimba ilmu dari berbagai kalangan dan pihak terutama yang
berkaitan dengan karier banyak hal yang bisa didapat dan tentunya akan
mempermudah dan meningkatkan kepercayaan diri dalam meniti karier menuju
tingkat lebih tinggi lagi. Cara paling mudah adalah mencontek orang
yagn telah berhasil dalam karier seperti akrier yang sedang dijalani.
3. 10% tabung
Menabung sejak awal sangat dianjurkan,
karena dengan menabung dan hidup sederhana, membuat hidup lebih nyaman.
Berdasarkan pengalaman banyak pihak tidak punya tabungan dan atau punya
tagihan hutang membuat hidup tidak nyaman. Kehidupan nyaman dan
terencana akan membuat pribadi lebih mudah berkembang dan nyaman dalam
meningkatkan karier, tentunya pencapaian kebebasan finansial akan lebih
mudah jika hidup nyaman bukan ?
4. 5 sd 10% disumbangkan
Berbagi adalah panggilan hidup,
memperoleh penghasilan dan berkah adalah berkat jalan dari Tuhan Yang
Maha Esa dan tentunya langsung atau tidak langsung atas peran serta
sesama baik yang diketahui maupun tidak. Berbagi dengan sesama yang
tidak beruntung adalah panggilan.
5. belajar terus berinvestasi
Tabungan 10% maupun kelebihan atas
penghasilan perlu diinvestasikan pada instrumen yang tepat, seperti
deposito, reksa dana, saham, emas, tanah, bangunan, waralaba, dan lain
sebagainya. Tentunya pengetahuan dan pengalaman berinvestasi yang tepat
diperlukan agar tabungan bisa berkembang untuk mendukung perencanaan di
masa depan, baik untuk beli rumah, kendaraan transprotasi, menikah,
menyekolahkan anak atau bahkan membantu pada saat mantu.
5 Tips sederhana di atas cukup sederhana
namun jika dilaksanakan dengan disiplin dan terus ditambah pengetahuan
dan pengalaman terus akan sangat berguna dalam mencapai pensiun dini
kaya, tua bahagia, mati masuk surga.
Jadi, Berapa pun usia Anda atau berapa pun
uang yang Anda miliki atau hasilkan, jika Anda menghasilkan
uang
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dari sumber selain bekerja,
maka Anda telah mencapai kebebasan finansial. Anda kaya secara esensi.
Bukan karena harta Anda banyak, namun karena Anda tidak bergantung pada
orang lain untuk bisa hidup. (Bekerja berarti Anda bergantung pada
majikan Anda)
Umur tidak ada hubungannya dengan kebebasan finansial. Jika Anda
berusia 20 tahun tetapi bisa hidup dengan pengeluaran Rp1 juta,
sementara aset Anda menghasilkan Rp1 juta atau lebih per bulan, Anda
bebas melakukan apa pun yang Anda sukai tanpa harus khawatir dengan
kebutuhan hidup. Di sisi lain, meskipun Anda sudah berusia 50 tahun dan
mendapatkan penghasilan Rp50 juta sebulan, namun bila Anda tidak
memiliki penghasilan lain di luar pekerjaan untuk menutupi pengeluaran
bulanan Anda (yang sebagian besar untuk membayar cicilan utang,
misalnya), maka Anda tidak bebas secara finansial.
Bisa diraih siapa pun
Anda bisa mencapai kebebasan finansial bahkan bila Anda hanya pegawai
rendahan dengan gaji UMR. Memang lebih sulit dibandingkan mereka yang
berpenghasilan besar, namun tidak mustahil. Masalahnya hanya prioritas.
Misalnya, Anda seorang bujangan umur 23 tahun yang tinggal di
Yogyakarta, di mana upah minimum propinsinya (UMP) saat ini adalah
Rp.1.065.247,- . Langkah pertama adalah menemukan tempat tinggal yang
murah, misalnya di pinggiran kota di mana biaya kos dan biaya makan
lebih murah. Jika Anda bisa menjaga pengeluaran cukup sebesar
Rp900.000,- sebulan dan
menabung Rp165 ribu sebulan, maka dalam setahun Anda bisa mengumpulkan
uang
Rp1,98 juta. Jika Anda terus menabung seperti itu, ketika usia 40 tahun
Anda sudah memiliki tabungan Rp33,6 juta yang bila diinvestasikan
dengan bijak dalam 17 tahun paling tidak sudah berlipat tiga atau empat
nilainya (menjadi di atas 100 juta).
Ini hanyalah sebuah contoh yang
menyederhanakan situasi, tanpa mempertimbangkan perubahan hidup seperti
menikah, punya anak, dll yang mengubah kebutuhan hidup, namun
penghasilan Anda pun juga tidak terus-menerus sebesar itu bukan?
Namun, intinya jelas: siapa pun dapat mencapai kebebasan finansial
jika mereka menempatkan prioritas untuk mencapainya. Jika Anda memilih
untuk tidak melakukannya, Anda harus menerima konsekuensinya dalam
jangka panjang. Setiap uang yang Anda hamburkan tanpa arah yang jelas
akan semakin menjauhkan Anda dari kebebasan finansial.
sumber :
http://www.updaterus.com/article/moneyandcareer/tips-untuk-bebas-finansial/
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/belanja/12/02/01/lyovyn-agar-gaji-tidak-gampang-habis-ini-dia-triknya
http://arryrahmawan.net/bagaimana-mengukur-kebebasan-finansial-anda/
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/12/02/08/lz2sgh-bebas-finansial-di-usia-muda-bagaimana-caranya
http://keuanganku.com/jangan-cari-kaya-carilah-kebebasan-finansial/
http://tipsorangsukses.blogspot.com/2013/02/kebebasan-finansial.html
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/05/26/5-tips-penting-meniti-kebebasan-finansial-sejak-kini-367767.html
http://www.joehartanto.com/hutang-perahu/