Duhai saudariku muslimah, kini aku bertanya padamu… bukankah indah rasanya jika seorang istri mematuhi suaminya, kemudian ia senantiasa menjadi penyejuk mata bagi suaminya, menjaga lisan dari menyebarkan rahasia suaminya, lalu menjaga harta & anak-anak suami ketika ia pergi?
Bahagia rasanya saat akad nikah terucap, saat semarak walimatul ‘urs menggema, saat tali pernikahan terikat. Saat itu telah halal cinta dua orang insan, saling mengisi & saling melengkapi setiap harinya. Saat itu pula masing-masing pasangan akan memiliki tugas & kewajiban baru dlm kehidupan mereka. Sang suami memiliki hak yang harus ditunaikan istrinya, & sang istripun mempunyai hak yang harus ditu naikan oleh suaminya. Alangkah bahagianya jika masing-masing secara seimbang senantiasa berupaya menunaikan kewajibannya.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak ada perkara yang lebih bagus bagi seorang mukmin setelah bertakwa kepada Allah daripada istri yang shalihah, bila ia menyuruhnya maka ia menaatinya, bila memandangnya membuat hati senang, bila bersumpah (agar istrinya melakukan sesuatu), maka ia melakukannya dgn baik, & bila ia pergi maka ia dgn tulus menjaga diri & hartanya.” (HR. Ibnu Majah)
Sehingga… kehidupan rumah tangga pun akan berjalan penuh dgn kemesraan & kebahagiaan. Yang satu menjadi tempat berbagi bagi yang lain, saling menasehati dlm ketakwaan, & saling menetapi dlm kesabaran.
Saudariku muslimah… tulisan tentang kewajiban istri dlm mematuhi perintah suami telah banyak dibahas. Maka kini penulis akan mencoba mengetengahkan hal-hal apa saja yang tak boleh dipatuhi oleh seorang istri di saat suaminya memerintah.
Mematuhi Perintah Suami
Diantara ciri seorang istri sholihah adalah mematuhi perintah suaminya. Yang dimaksud mematuhi perintah adalah mematuhi dlm hal yang mubah & disyari’atkan. Jika dlm perkara yang disyari’atkan, tentu hal ini tak perlu dipertanyakan lagi hukumnya, karena perkara yang demikian adalah hal-hal yang Allah perintahkan kepada para hamba-Nya, seperti kewajiban sholat, berpuasa di bulan Ramadhan, memakai jilbab, & lain-lain.
Maka utk hal ini, seorang hamba tak boleh meninggalkannya karena meninggalkan perintah Allah Ta’ala adalah sebuah dosa. Sedangkan dlm perkara yang mubah, jika suami memerintahkan kita utk melakukannya maka kita harus melaksanakannya sebagai bentuk ketaatan kepada suami. Contohnya suami menyuruh sang istri rajin membersihkan rumah, berusaha mengatur keuangan keluarga dgn baik, selalu bangun tidur awal waktu, membantu pekerjaan suami, & hal-hal lain yang diperbolehkan dlm syari’at Islam.
Ada Saatnya Menolak Perintah Suami
Jika dlm hal yang disyari’atkan & yang mubah kita wajib mematuhi suami, maka lain halnya jika suami menyuruh kepada istri utk melakukan kemaksiatan & menerjang aturan-aturan Allah. Untuk yang satu ini kita tak boleh mematuhinya meskipun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Kalau sekiranya aku (boleh) memerintahkan seseorang utk sujud kepada orang lain maka akan aku perintahkan seorang wanita utk sujud kepada suaminya.” (HR Tirmidzi & Ibnu Majah)
Kita tak boleh tunduk pada suami yang memerintah kepada kemaksiatan meskipun hati kita begitu cinta & sayangnya kepada suami. Jika kewajiban patuh pada suami sangatlah besar, maka apalagi kewajiban mematuhi Allah, tentu lebih besar lagi. Allahlah yang menciptakan kita & suami kita, kemudian mengikat tali cinta diantara sang istri & suaminya. Namun perlu diketahui, bukan berarti kita harus marah-marah & bersikap keras kepada suami jika ia memerintahkan suatu kemaksiatan kepada kita, tetapi cobalah utk menasehatinya & berbicara dgn lemah lembut, siapa tahu suami tak sadar akan kesalahannya atau sedang perlu dinasehati, karena perkataan yang baik adalah sedekah.
Saudariku, berikut ini beberapa contoh perintah suami yang tak boleh kita taati karena bertentangan dgn perintah Allah:
Menyuruh Kepada Kesyirikan
Tidak layak bagi kita utk menaati suami yang memerintah utk melakukan kesyirikan seperti menyuruh istri pergi ke dukun, menyuruh mengalungkan jimat pada anaknya, ngalap berkah di kuburan, bermain zodiak, & lain-lain. Ketahuilah saudariku, syirik adalah dosa yang paling besar. Syirik merupakan kezholiman yang paling besar (lihat QS Luqman: 13). Bagaimana bisa seorang hamba menyekutukan Allah sedang Allah-lah yang telah menciptakan & memberi berbagai nikmat kepadanya? Sungguh merupakan sebuah penghianatan yang sangat besar!
Menyuruh Melakukan Kebid’ahan
Nujuh bulan (mitoni – bahasa jawa) adalah acara yang banyak dilakukan oleh masyarakat ketika calon ibu genap tujuh bulan mengandung si bayi. Ini adalah salah satu dari sekian banyak amalan yang tak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Walaupun begitu banyak masyarakat yang mengiranya sebagai ibadah sehingga merekapun bersemangat mengerjakannya. Ketahuilah wahai saudariku muslimah, jika seseorang melakukan suatu amalan yang ditujukan utk ibadah padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tak pernah menyontohkannya, maka amalan ini adalah amalan yang akan mendatangkan dosa jika dikerjakan. Ketika sang suami menyuruh istrinya melakukan amalan semacam ini, maka istri harus menolak dgn halus serta menasehati suaminya.
Memerintah Melepas Jilbab
Menutup aurat adalah kewajiban setiap muslimah. Ketika suami memerintahkan istri utk melepas jilbabnya, maka hal ini tak boleh dipatuhi dgn alasan apapun. Misalnya sang suami menyuruh istri utk melepaskan jilbabnya agar mendapatkan pekerjaan dgn gaji yang lumayan, hal ini tentu tak boleh dipatuhi. Bekerja diperbolehkan bagi muslimah (jika dibutuhkan) dgn syarat lingkungan kerja yang aman dari ikhtilat (campur baur dgn laki-laki) & kemaksiatan, tak khawatir timbulnya fitnah, serta tak melalaikan dari kewajibannya sebagai istri yaitu melayani suami & mendidik anak-anak. Dan tetap berada di rumahnya adalah lebih utama bagi wanita (Lihat QS Al-Ahzab: 33). Allah telah memerintahkan muslimah berjilbab sebagaimana dlm QS Al-Ahzab: 59. Perintah Allah tidaklah pantas utk dilanggar, karena tak ada ketaatan kepada makhluk dlm bermaksiat kepada Sang Pencipta.
Mendatangi Istri Ketika Haidh atau dari Dubur
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “…dan persetubuhan salah seorang kalian (dengan istrinya) adalah sedekah.” (HR. Muslim)
Begitu luasnya rahmat Allah hingga menjadikan hubungan suami istri sebagai sebuah sedekah. Berhubungan suami istri boleh dilakukan dgn cara & bentuk apapun. Walaupun begitu, Islam pun memiliki rambu-rambu yang harus dipatuhi, yaitu suami tak boleh mendatangi istrinya dari arah dubur, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“(Boleh) dari arah depan atau arah belakang, asalkan di farji (kemaluan).” (HR. Bukhari & Muslim)
Maka ketika suami mengajak istri bersetubuh lewat dubur, hendaknya sang istri menolak & menasehatinya dgn cara yang hikmah. Termasuk hal yang juga tak diperbolehkan dlm berhubungan suami istri adalah bersetubuh ketika istri sedang haid. Maka perintah mengajak kepada hal ini pun harus kita langgar. Hal ini senada dgn sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang menjima’ istrinya yang sedang dlm keadaan haid atau menjima’ duburnya, maka sesungguhnya ia telah kufur kepada Muhammad.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, & Ad-Darimi dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
Muslimah Harus Terus Belajar
Demikianlah saudariku pembahasan singkat yang dapat penulis sampaikan. Sebagai penutup, mari kita ringkas pembahasan ini: Bahwa wajib bagi seorang istri utk mematuhi apa yang diperintahkan suaminya dlm perkara yang mubah apalagi yang disyari’atkan Allah, namun tak boleh patuh jika suami memerintahkan kemaksiatan & yang dilarang oleh Rabb Semesta Alam.
Perkara apa sajakah yang termasuk dlm larangan Allah? utk itu, setiap hamba wajib mencari tahu tentang syari’at Islam karena dengannya akan tercapai ketakwaan kepada Allah, yaitu melakukan yang Allah perintahkan & meninggalkan apa yang Allah larang. Wahai para wanita muslim! Pelajarilah agama Allah dgn menghadiri majelis-majelis yang mengajarkan ilmu syar’i atau dgn menelaah buku & tulisan para ‘ulama. Tidaklah mungkin seseorang akan mengenal agamanya tanpa berusaha mencari tahu. Dan tak mungkin pula ilmu akan sampai kepadanya jika ia hanya bermalas-malasan di rumah atau kos, atau hanya sibuk berjam-jam berdandan di depan cermin, serta bergosip ria sepanjang waktu. Sungguh yang seperti itu bukanlah ciri seorang muslimah yang sejati. Bersegeralah melakukan kebaikan wahai saudariku, karena Allah pasti akan membalas setiap kebaikan dgn kebaikan, & membalas keburukan dgn keburukan walaupun hanya sebesar biji sawi. Setiap anak Adam memiliki kesalahan, & sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah yang senantiasa berusaha utk memperbaiki dirinya.
Amalan yang dapat dilakukan Untuk Wanita Yang sedang Haid
Ada yang bertanya padaku, “ Apa yang harus dilakukan ketika si ‘Tamu’ datang ,apa kita tidak bisa melakukan amalan yg dpt mendekatkan diri pada Allah ?? “
Cup..cup..cup.. jangan sedih gitu donk !! Memang fitrah wanita untuk rehat sejenak dari Ibadah-ibadah yg fardhu ketika sedang haid .namun apa kita memang harus diam saja tidak melakukan amalan apapun ???
Oh,, No !!! Syaiton akan senang jika begitu Sharing sama-sama yuk … by al fakir Alhamdulillah banyak sekali amalan wanita ketika haid, selain hal-hal yang dilarang/diharamkan bagi wanita yang sedang haid maka insya Allah amalan tersebut adalah amal shalih yang mendatangkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentu jika amalan itu disertai dengan niat yang ikhlas dan ittiba’ (sesuai dengan petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam).
Hal-hal yang dilarang dilakukan oleh wanita haid, dan wanita nifas:
1. Shalat dan Puasa“Bukankah jika wanita itu haid, maka ia tidak shalat, dan tidak puasa?” [ Riwayat Bukhari]
2. Memasuki mesjid (terdapat ikhtilaf dikalangan ulama)“Aku tidak menghalalkan mesjid untuk wanita haid, dan orang-orang dalam keadaan junub”[ RiwayatAbu Daud]
3. Perceraian , wanita haid tidak boleh dicerai,namun harus menunggu hingga ia suci
4. Berhubungan suami istri “ oleh sebab itu, hendaklah kalian menjauhkan diri dari wanita di waktu haid, dan janganlah kalian mendekati mereka sebelum mereka suci “(Al-Baqoroh: 222)
5. Membaca Al-Qur’an (ada perbedaan pendapat)
6. Thawaf, “Lakukanlah apa yang dilakukan jemaah haji, hanya saja jangan melakukan tawaf di Ka’bah sebelum kamu suci”.[Riwayat Muslim]
Diantara hal-hal yang diperbolehkan bagi wanita haid: Dzikir kepada Allah Ta’ala, sebab tidak ada larangan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ihram, wukuf di Arafah. Makan dan minum bersama wanita haid” Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang makan bersama wanita haid, kemudian beliau bersabda:”makanlah bersamanya””.[Diriwayatkan Ahmad, At-Tirmidzi, hadits Hasan]
Berhubungan suami istri selain pada farjinya , “kerjakanlah apa saja oleh kalian kecuali nikah (hubungan suami istri) “ Tentunya masih banyak lagi amalan yang dapat dilakukan oleh wanita haid selain yang disebutkan di atas, seperti dzikir pagi-petang, amar ma’ruf nahyi munkar, dll. Wallahu ‘alam Maraji’: Minhajul Muslim, Abu Bakr Jabir Al-Jazairi
Sebagian wanita muslimah akan mengalami penurunan semangat beribadah atau bahkan penurunan iman di saat sedang haid. Padahal hal tersebut merupakan kesempatan emas bagi syaithan untuk menggoda mereka. Dijumpai beberapa kejadian wanita yang terkena gangguan jin terjadi di saat wanita tersebut sedang haid. Berikut ini adalah amalan-amalan bernilai ibadah yang bisa dilakukan di masa haid:
1. Memperbanyak dzikir kepada Allah.
2. Menghadiri majelis-majelis ta’lim.
3. Membaca buku-buku agama.
4. Bergaul dengan orang-orang shalihah yang dapat menjaga semangatnya.
5. Mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat bagi akhiratnya.
6. Mengulang hafalan Al-Qur’an.
7. Bersholawat pada Nabi
8. Membaca Al-Ma’tsurat (Pagi & Sore)
Nah,, dari penjelasan di atas kita dapat mengerti amalan apa saja yg di larang dan boleh dilakukan ketika haid.. Jangan biarkan Haid menjadi penghalang untuk ttp beribadah kepada Allah swt…
Yang Ini Bisa Dilakukan Meski Istri Sedang Haid
Sambil senyum senyum tanpa disimpul, saya sedang membayangkan Kompasioner pria yang sedang buru buru meng-click artikel ini karena judulnya memang mengundang rasa penasaran. Mumpung sudah dibuka, yuk mari dibaca saja sampai selesai.
Artikel ini tidak secara langsung menjurus kearah kegiatan “seks”, tapi lebih berakibat kepada efeknya yang membantu hubungan suami istri menjadi lebih baik dan mesra, yang pada akhirnya juga membawa keharmonisan dalam hubungan intim suami-istri. Toh ujung tujungnya juga kesitu…
Kalau ditanya kepada saya (sayangnya sampai saat ini belum ada yang bertanya), maka daripada kelamaan menunggu, saya tanya dan jawab sendiri satu pertanyaan penting ini :
……”satu hal apa yang dengan mudah dapat memperbaiki kualitas hubungan suami istri, termasuk seks ?”
Jika pembaca berpikir bahwa komitmen, loyalitas, saling menghargai, komunikasi yang baik, saling menerima kelebihan dan kekurangan (harus ada lebihnya tentu saja, masak sih tekor’ melulu ?), maka jawaban itu semua benar adanya. Silahkan membuka buka kembali artikel terdahulu saya yang banyak membahas soal ini. Ulasan lumayan berat yang memerlukan segenap konsentrasi dan melibatkan emosi jiwa.
Artikel ini khusus saya tulis mengenai satu hal yang bagi saya pribadi “sangat penting”. Sedihnya, banyak pasangan yang tidak menaruh perhatian bahkan menganggap remeh hal ini, sehingga lama kelamaan hubungan suami istri melayu dan kering dengan sendirinya, walaupun sehelai akta nikah masih menjadi pengikat status.
Menyedihkan jika rumah tangga bertahan hanya karena sehelai kertas, sementara dua insan yang terikat di dalamnya semakin hari menjadi semakin asing satu dengan yang lain.
Hal penting itu adalah “Tertawa”.
Eits…. jangan tertawa dulu… Coba anda pikirkan, kapan terakhir anda tertawa bersama dengan pasangan anda ?. Menjalani kehidupan sehari hari dalam rutinitas dengan segala permasalahan yang harus dihadapi, sering membuat kita lupa untuk melihat hal hal indah diluar segala keseriusan hidup, yang biasanya menyangkut pekerjaan dan berkaitan dengan urusan keuangan dan penghasilan.
Tertawa bersama adalah hal yang paling indah dan romantis yang bisa dilakukan oleh pasangan suami istri untuk merekatkan hubungan tanpa perlu membayar marriage counselor, dan menjalani marriage therapy yang menguras waktu dan uang. Secara ilmiah efek tertawa akan membuat tubuh lebih rileks, meningkatkan imunitas, dan merangsang dikeluarkannya hormon endorfin yang membuat perasaan bahagia. (Lebih bahagia lagi karena tidak harus membayar counseling fee…)
Efek Tertawa Dalam Hubungan Suami-Istri :
- Meningkatkan kemesraan. Paling tidak ketika anda sedang tertawa bersama, maka disitu komunikasi batin maupun verbal sudah terjalin. Kata kuncinya adalah : Tertawa bersama, dan bukan menertawakan. Tidak seorangpun senang ditertawakan kalau dia tidak memulainya dan ikut menertawakan dirinya.
Jangan coba coba menertawai istri ketika korset yang hendak dicobanya cuma berhasil masuk sampai daerah paha, dan AC di dalam kamar tidak mampu menghentikan keringat istri anda karena pergumulannya dengan korset yang memakan energi. Jika ini anda lakukan, maka kemungkinan besarnya anda di embargo dalam urusan guling gulingan sampai waktu yang tidak ditentukan. (Urusan ini ada pakarnya di Kompasiana yaitu Pakde Kartono dan Herry fk).
- Tertawa Membuat Pasangan Awet Muda. Masa pacaran yang indah dan kenangan manisnya ketika dulu anda berdua sering tertawa bersama, akan membantu anda awet muda karena mengingatkan anda tentang indahnya cinta yang mampu menutupi labil ekonomi mahasiswa di akhir bulan.
Itu sebabnya selalu dikatakan bahwa jatuh cinta membuat orang terlihat seperti anak muda, sering senyum dan mudah tertawa, mengakibatkan wajah merona sehat kemerahan dan pancaran mata berbinar binar.
Bagi para suami efek sampingnya tetap ada yaitu menghemat pengeluaran kosmetik istri dalam membeli blush on. Rona kemerahan di pipi secara alamiah akan timbul setiap kali istri anda tertawa.
- Tertawa Bersama Mengingatkan Anda Bahwa Hal Penting Dalam Hidup Tidak Harus Dibayar Mahal.
Tertawa bersama derngan pasangan mampu mengembalikan dan menuntun pikiran kita yang rumit kembali kepada perspektif yang seharusnya, kenyataan sederhana yang dicari oleh semua insan di dunia yaitu ingin meraih Kebahagiaan, dan bahwa bahagia itu bukan berasal dari materi maupun kemewahan.
Jarang sekali ada pasangan yang menghitung uang bersama dengan tertawa terbahak bahak bukan ?. Yang ada justru keseriusan dan dahi yang berkerut , karena takut salah hitung.
Maka berbahagialah pasangan yang masih bisa tertawa ketika sama sama menyadari bahwa anggaran bulan berjalan sudah hampir kandas, dan suami berbisik…” aku bersyukur menikahi wanita cantik yang suka makan kecap dan kerupuk.”
Dan inilah alasan terakhir namun tidak kalah penting, yang membuat saya ngekek sepanjang menulis artikel ini….
- Tertawa Bersama Dapat Dilakukan Bahkan ketika Istri Sedang Haid.
Tidak ada alasan menuduh saya melakukan “spinning” atau membuat judul bombastis (asli saya sementara ngekek….) karena sesungguhnya judul tersebut sejuta persen benar adanya.
Rekan Kompasioner pria yang tentu saja menganggap seks adalah bagian penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga, mudah mudahan dicerahkan lewat artikel ini.
Tidak selamanya pikiran yang menjurus itu membawa anda kepada apa yang anda pikirkan….. (tapi tidak kalah membahagiakan kok…)
Kesimpulan : tertawa itu lebih penting daripada seks karena tertawa dapat dilakukan bahkan ketika istri sedang haid, sementara seks harus menunggu sampai segala sesuatu beres dan landasan clear dari segala gangguan.
Happy week end everyone… Ngekek lagi ahhhh…..
Semoga bermanfaat kawand !
Minggu, 20 Oktober 2013
Selasa, 17 September 2013
Semakin Kau Mengejar Dunia, Maka Dia akan Menjauh
KITA KUASAI DUNIA
“Katakanlah, wahai Alloh Pemilik kerajaan, engkau memberika kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki...”
Tidak ada bangsa tertentu yang dikhususkan menjadi raja. Tidak ada keluarga tertentu, tidak ada orang tertentu. Semua orang, jika Alloh menghendaki, bisa tinggi kedudukannya menjadi seorang raja. Semua orang punya kesempatan menjadi raja, dan begitu pula kita, punya kesempatan menjadi raja.
Bukan menjadi raja yang perlu kita cita-citakan, namun menjadi pemimpin dunia. Kita menjadi pemimpin dunia di bidang keuangan, untuk kita salurkan ke jalan-jalan yang benar sesuai yang diridhai oleh Alloh.
Selama ini uang beredar di tangan orang-orang yang salah. Uang beredar di tangan orang-orang yang menyalurkannya untuk maksiat. Uang beredar di tangan orang-orang yang mencintai kemegahan, kemewahan, dan hanya untuk mengikuti hawa nafsu. Mereka menggunakannya untuk mempermegah pakaiannya, mempermegah kendaraannya, mempermegah rumahnya. Mereka membelanjakan uang untuk membeli obat-obatan terlarang, untuk hiburan-hiburan, untuk membeli rokok, jalan-jalan, wisata makan-makanan, nonton konser, nonton ke bioskop, dan segala pengeluaran kurang berguna lainnya.
Dengan sedekah, kita kuasai keuangan dunia. Bersedekah akan membuat kita mendapatkan balasan dari Alloh lebih banyak lagi, lalu kita memberi lebih banyak lagi, dan mendapatkan lebih banyak lagi, memberi lebih banyak lagi, dan kembali mendapatkan lebih banyak lagi—begitu seterusnya hingga uang yang ada dalam genggaman kita melimpah ruah, dan dengan begitu kita menguasai kekayaan dunia. Dan jika kekayaan sudah ada dalam genggaman kita, kita salurkan kekayaan itu untuk yang seharusnya, untuk memuliakan anak yatim, untuk memberi makan orang-orang miskin. Kita gunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan masyarakat, membina manusia-manusia supaya berjiwa pemurah, punya kasih-sayang dan baik kepada sesama.
Memang dengan sedekah ini kita menginginkan kekayaan dunia, namun tidak sampai di sana, cita-cita kita jauh lebih tinggi dari itu. Kita menginginkan kekayaan supaya kita bisa menguasai kekayaan itu, supaya nantinya kita gunakan untuk kemaslahatan ummat. Supaya kekayaan itu hanya tercurah untuk kebaikan-kebaikan. Supaya jika keuangan ada dalam genggaman kita, orang-orang yang suka menggunakan uang secara salah, tidak leluasa lagi menggunakannya, melainkan mereka tergantung kepada kita, dan jika sudah begitu, kita buat mereka tidak bisa berkutik lagi untuk menggunakan uangnya untuk maksiat. Kita memberi kepada mereka, namun jika ketahuan mereka menggunakannya untuk maksiat, kita hentikan pemberian kita kepada mereka.
KITA JELAJAHI DUNIA
Rasa pelitlah yang membuat kita terkungkung di kampung kita. Rasa pelit adalah rantai baja bergembok raksasa yang membuat kita tidak bisa ke mana-mana. Lepaskanlah rantai itu, bebaskan belenggumu dengan memberi. Tinggalkan dan jangan pernah kau lirik lagi. Tutuplah sifat pelit itu dalam sebuah peti besi tebal, kuncilah dan lemparkan anak kuncinya jauh-jauh. Kita pergi dan jelajahi dunia karunia Alloh ini, memasuki wilayah-wilayah baru, kehidupan baru, orang-orang baru, suasana baru, dan pengalaman-pengalaman baru.
Murah hati adalah sepasang sayap elang yang bisa mengembang dan mengepak, membawa si burung tinggi menjelajahi udara seluas-luasnya, sebebas-bebasnya. Menuju dunia luas, tempat dia bisa pergi kemana saja sesuka dia, menikmati alam baru, menyaksikan pemandangan baru.
Sifat memberi ini sebuah misi yang akan diterima oleh seluruh dunia. Selama ini dunia sesak dengan orang-orang yang inginnya hanya mendapatkan, maka banyak sekali copet, koruptor, penjajah, pencuri, perampok, tukang tipu, dan banyak lagi kejahatan lain. Dan selama ini dunia miskin dari orang yang senang memberi, senang berkorban. Dunia sangat butuh dengan orang-orang seperti itu, maka seluruh dunia sangat membutuhkan para penyeru yang mengajak manusia untuk cinta memberi. Jika kita tampil dengan penuh keberanian, maka kita akan menjadi manusia yang sangat dibutuhkan.
Aku telah menikmatinya sendiri. Tatkala rasa pelit itu kulepaskan, memang pada mulanya ada semacam kewaswasan, namun akhirnya, saya rasakan, saya bisa memasuki dunia baru, pengetahuan baru, orang-orang baru, dan kehidupan baru. Perjalanan menyenangkan, gemerlap kota dan kenikmatan makanan, orang-orang dari seluruh pulau nusantara, kutemui setelah aku mencoba nekad untuk memberi. Kalau Anda mau membaca, saya akan menceritakan kisah selengkapnya, hanya dalam cerita ini, saya mengganti panggilan diri dengan kata ‘aku’ supaya lebih pendek. Inilah kisahnya:
Orang berbadan besar itu sedang duduk di jalur suci. Jalur suci adalah semacam jalan yang mempunyai saung di tengah komplek asrama pesantren. Kursi yang tampak kekecilan dibanding demplon pantatnya. Dua orang sedang menemaninya ngobrol dan dia menghadapinya dengan serius. Namun melihat kedatanganku, dia antusias menyambut. “Ada apa Jang?” tanyanya.
Oh, gembiranya aku dipanggil ujang. Kayak bujangan lagi gitu. Padahal, sudah beristri beranak. Hehe.
Kukatakan kepadanya ingin melihat data santri. Dia tanya mau apa dengan data itu. Kujawab ingin melihat data anak yatim, aku ada rizki sedikit. Lalu dia katakan, anak yatim itu telah ada walinya masing-masing, telah ada yang menanggungnya.”Saran saya, supaya epektif, berikan saja pada santri yang jelas-jelas kurang mampu, itu di bagian kebersihan.”
Mendengar itu aku tertegun, sebab aku hanya ingin memberikan uangku kepada anak yatim. Itu pun anak yatim dari para santri perempuan. Bukannya tidak ingin memberi kepada santri laki-laki, namun sebagian mereka perokok dan aku khawatir mereka membelikan uang itu untuk rokok. Aku tak rela, sedang jika uang itu kuberikan kepada santri yatim perempuan, tidak munkin mereka membelikannya untuk rokok.
Kukatakan lagi pada Kang Ajid, orang berbadan besar itu, bahwa aku tetap ingin memberi anak yatim. Namun dia kembali mengulangi sarannya, supaya apektif, lebih baik uang diberikan kepada santri kurang mampu saja. Dan aku kalah ketika dia teriak memanggil seorang santri ketua kebersihan. Dan aku pasrah. Biarlah, mudah-mudahan memberi mereka pun besar pahalanya.
Dan ketika ketua kebersihan datang, kucium tangan Kang Ajid, mengikuti santri itu menuju pondok kayu sederhana di pinggir sawah. Ketika masuk, di dalamnya banyak sekali lemari. Itu lemari milik para penghuninya.
Si Ketua kebersihan mempersilahkanku duduk pada sebuah bangku kayu yang dialasi tikar. Langsung kutanyakan kepadanya, berapa orang semuanya di sini?. Dia katakan, dua belas orang.
“Tidak keberatan jika aku titip pesan?” tanyaku.
“Tidak sama sekali” jawabnya.
“Uang ini memang sedikit. Tapi, tolong sampaikan kepada teman-temanmu, jangan sampai membelikan uang ini pada rokok. Mereka suka merokok?”
“Ya.”
“Tolong sampaikan ya!”
“Iya”
“Anda sendiri suka merokok?” tanyaku
“Tidak.”
“Nah, kalau begitu, khusus untukmu aku beri lebih. Yang lain sepuluh ribu, Anda dua puluh ribu.”
“Terima kasih sebelumnya. Terima kasih sekali.”
Bereslah uang hari itu kuberikan. Total semuanya 170.000. Lega sekali dan rasanya begitu bahagia mendengar orang itu berterima kasih kepadaku. Seharusnya, bukan orang itu yang berterima kasih kepadaku, tapi akulah yang harus berterima kasih kepadanya. Mereka telah menerima pemberianku, dan karena itu, berarti mereka menyediakan dirinya untuk kujadikan jalan menggapai keridhaan Alloh.
Ingat segala karunia Alloh dan kemurahan-Nya rasanya aku ingin menangis. Dia memberikan rezeki kepadaku, dan setelah itu dia ilhamkan juga kepadaku kemauan untuk memberikannya. Uang itu kusedekahkan karena telah kurasakan kebenaran janji-Nya. Setelah aku memberi kepada orang-orang, pendapatkanku menjadi banyak, melimpah ruah, datang dari mana-mana. Betapa kasih sayangnya Alloh kepadaku dan kepada semua manusia. Lihatlah Dia telah memberi tahu, bahwa mendapatkan rizki sebanyak-banyaknya caranya mudah saja, yaitu tinggal memberi sebanyak-banyaknya. Motor yang kutunggangi ini, adalah bukti nyata kebenaran janji Alloh itu. Setelah aku memberi kepada anak-anak yatim, tiba-tiba kepala sekolah memberikanku sebuah motor. Vega R.
Sekarang, setelah uang itu kuberikan kepada mereka, tinggal kutunggu, apa yang akan Alloh kehendaki pada kehidupanku. Aku tinggal menunggu.
Dan hari Jum’at kuterima sebuah pesan dari wakil kepala sekolah, jika aku harus siap-siap, sebab hari Senin nanti, aku harus berangkat ke Jakarta untuk mengikuti seminar selama tiga hari.
Dalam hati aku menduga-duga, “Ya Alloh, benarkah jalan rizkiku akan datang dari sana, dari kota, dari Jakarta. Tapi bagaimana? Ya Alloh, aku berserah diri kepada-Mu, aku tidak mau berharap terlalu banyak kepada manusia. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Memberi.”
Tiba hari Senin, wakil kepala sekolah mengantarkanku ke kota dengan kijang coklat. Derat-derit suara onderdilnya menyedihkan sekali. Aku kasihan kijang ini dibawa lari kencang. Kami diburu waktu, jam sudah menunjukkan pukul delapan lebih, sedang aku, harus sampai di Jakarta sebelum pukul 4.00 sore. Jika terlambat, bisa gagal acaraku. Sebab salah satu syarat mengikuti acara itu aku harus mendapatkan kartu undangan dari loantai 8 Kementerian Agama. Tanpa kartu undangan itu aku takkan bisa memasuki hotel. Kartu undangan itu sebagai tanda bahwa aku sah bisa mengikuti seminar.
Tiba di terminal, sebelum naik bis, wakil kepala sekolah memberiku uang tiga ratus lima puluh ribu. Tak kusangka, padahal ke Jakarta, bolak balik, cukup dengan uang seratus ribu. Atau paling banyak seratus lima puluh ribu. Di dalam mobil aku menangis, ingat kemurahan Alloh kepadaku.
Alhamdulillah, aku tiba di lantai 8 Kementerian Agama sebelum pukul 4.00. surat undangan itu kudapatkan, dan aku menuju hotel.
Hotel? Aku menuju hotel? Kalau tidak salah, inilah kali pertamanya aku menginap di hotel.
Kukira, hotel Jakarta bukanlah hotel sembarangan. Paling tidak lima tingkat denan fasilitas turun naik pake lip. Dan ternyata, lebih dari yang kuduga. Hotel yang kudatangi itu sebuah hotel dengan tarip mahal. Seratus ribu per jam. Setidaknya aku akan dua hari tinggal di sana, maka berate aku akan tinggal 2 x 24 jam = 48 x 100.000 = 4.800.000.
Dan demikianlah yang terjadi. Aku tinggal di hotel itu dalam keadaan bahagia sekali. Makan enak, boleh milih sesuka hati, dengan menu-menu bergizi, buah-buahan, pudding, minuman-minuman enak, tidur dan mandi dengan nyaman sekali. Di kamar mandi ada cermin besar, yang setiap kali aku masuk ke sana, aku bisa melihat wajah tampanku. Hey, Anda jangan mencibir dong. Bukannya aku sombong ngaku-ngaku tampan! Kan diajarkan oleh agama juga, jika bercermin itu kita harus berdo’a. Ya Alloh, sebagaimana Engkau telah memperindah wajahku, perindah pula akhlaqku.” Berarti di sana ada pengakuan, bahwa wajah kita ini indah. Ya, begitulah alasannya mengapa aku ngaku-ngaku diriku tampan. Tampan sekedar jika dibandingkan dengan binatang.
Kita teruskan lagi, pokoknya aku tinggal di hotel itu dengan fasilitas serba menyenangkan. Kamar full AC, televisi, tempat tidur empuk, meja rias, telfon, internet bebas pulsa, kamar mandi dengan shower, yang jika diputar tombolnya, air seperti hujan menyiramku, yang jika aku mau, aku bisa memutarnya menjadi dingin, dan bisa pula memutarnya menjadi air hangat.
Satu jenis makanan paling tidak berharga tiga puluh ribu, belum jika ingin makan berbagai macam, belum lagi minuman, buah-buahan, entah harus berapa uang kukeluarkan jika harus dari saku sendiri. Tapi di sini, aku bisa bebas makan sesukanya, mengambil apapun yang kuinginkan, daging sapi, sayur, goreng ayam, cap-cay, rujak, dan berbagai macam makanan yang enak-enak, dan semua itu gratis. Kalau kuhitung, entah berapa juta yang harus kubayar untuk semua fasilitas ini.
Oh ya, hotel yang kutinggali ini namanya hotel Maharani. Kalau tidak salah, ada sembilan entah sepuluh tingkat, aku lupa lagi. Aku turun naik ke atas ke bawah, bisa memakai lif. Dan beres acara seminar, panitia menganti ongkosku sebesar 300.000, kemudian bekal harianku sebesar 690.000. Jadi semuanya 990.000. Uang di dompetku bertambah 990.000. Masya Alloh.
Ini semua, kehadiranku di sini, dan semua fasilitas yang kunikmati, semua ini atas kehendak Alloh. Ini sangat jarang kudapatkan, dan yakin kudapatkan, karena Alloh tidak pernah mengingkari janji-Nya…
Inilah balasan dari sedekahku beberapa hari lalu. Ya Alloh, terima kasih ya Alloh. Ini sebuah petualangan yang indah. Luas rasanya dunia, dan aku tiba di tempat yang tidak pernah kuinjak sebelumnya, bukan dengan kemampuanku melainkan dengan kekuasaan Alloh. Itu baru sedekah sedikit saja, maka pastilah terlebih lagi jika sedekah lebih banyak, aku akan menikmati petualangan ke seluruh dunia.
RISAU MENGHADAPI DUNIA MERUPAKAN KEGELAPAN DI DALAM HATI
Nabi bersabda: “Barangsiapa niatnya akhirat maka Alloh akan menyatukan urusannya, dan akan menjadikan kekayaan di dalam hatinya, dan dunia datang kepadanya dengan menghinakan diri, dan barangsiapa niatnya dunia, maka Alloh akan mencerai-beraikan hatinya, dan Alloh jadikan kefakiran membayang di depan matanya, dan dunia tidak datang kepadanya melainkan sebatas apa yang sudah ditetapkan untuknya.” (Al-Hadits).
Utsman bin Affan RA berkata: ”Risau menghadapi dunia merupakan kegelapan di dalam hati, sedangkan kepayahan menghadapi akhirat menjadikan sinar penerang hati.”
Yahya bin Muadz berkata: ”Seorang yang mulia tidak akan melanggar tuntunan Alloh, sedangkan seorang yang bijaksana tidak mengutamakan kehidupan dunia dengan mengesampingkan akhirat.”
Al-A’masy berkata: ”Barangsiapa hidupnya bermodalkan taqwa, maka lidahnya tidak sanggup menghitung besarnya keuntungan agama, dan barang siapa yang hidupnya bermodalkan dunia semata, maka lidahnya tidak akan sanggup menghitung besarnya kerugian agamanya.”
Nabi Saw bersabda: ”Pangkal segala kesalahan adalah terlalu mencintai dunia, sedangkan pangkal segala fitnah adalah keengganan membayar yang sepersepuluh dan zakat.”
Seorang penya’ir berkata:
Wahai orang yang sibuk dengan dunianya
Sungguh ia sudah tertipu oleh angan-angan yang panjang
Apakah ia tenggelam dalam kelalaian
Padahal ajal semakin dekat
Mati itu akan datang tiba-tiba
Sedangkan kubur itu merupakan kotak amal
Bersabarlah atas segala derita dunia
Sebab mati akan datang tepat pada waktunya
Diriwayatkan dari Nabi, beliau bersabda: ”Barangsiapa di pagi harinya terus mengeluh tentang kesulitan hidupnya, maka seakan-akan ia mengeluh kepada Tuhannya, barangsiapa yang pagiharinya sudah merasa sedih terhadap urusan dunia yang sudah menimpanya berarti sejak pagi ia sudah membenci Alloh, tidak sabar dengan takdir Alloh. Barangsiapa tunduk dan hormat kepada orang kaya disebabkan kekayaannya maka hilanglah dua pertiga agamanya.”
Utsman bin Affan ra berkata:”Barangsiapa menghindarkan diri dari dunia, maka Alloh akan mencintainya. Barang siapa selalu menjauhi perbuatan dosa, pasti ia akan dicintai malaikat. Barangsiapa tidak mempunyai keinginan mengambil untung dari umat Islam, maka ia akan dicintai orang-orang Islam.”
Ali bin Abi Thalib berkata:”Sesungguhnya di antara kenikmatan yang ada di dunia ini, maka cukup bagimu Islam sebagai suatu kenikmatan. Sesungguhnya diantara kesibukan-kesibukan yang ada, maka cukup bagimu kesibukan untuk berbuat taat. Sesungguhnya diantara kperingatan, maka cukup bagimu mati sebagai peringatan.”
Abdulloh bin Mas’ud berkata: Banyak orang terkecoh dengan kenikmatan yang diberikan kepadanya. Banyak pula orang yang terjebak oleh sanjungan dan pujaan yang ditujukan kepadanya. Banyak pula orang yang tertipu karena tutupan atas aibnya.”
Malaikat Jibril berkata:”Hai Muhammad, hiduplah sekehendakmu, tetapi sadarlah bahwa engkau akan mati. Cintailah siapa yang engkau cintai, tetapi ingatlah, engkau akan berpisah dengannya. Berbuatlah sekehendakmu, tetapi sadarlah engkau akan dibalas.”
Nabi Ibarahim Alaihissalam pernah ditanya, apakah yang menyebabkan engkau dijadikan kekasih oleh Alloh? beliau menjawab:” Karena tiga hal, yaitu: Aku labih mementingkan urusan Alloh dari pada yang lain. Aku tidak merasa risau kepada jaminan Alloh kepadaku, dan aku tidak pernah makan malam dan makan pagi kecuali bersama tamu.”
Diriwayatkan bahwa ada seorang lelaki Bani Israil mengumpulkan delapan puluh peti berisi buku-buku keagamaan, namun semua itu tidak bermanfaat baginya. Maka Alloh mewahyukan kepada Nabi mereka ketika itu, supaya berkata kepada pengumpul ilmu itu sebagai berikut: ”Andaikan engkau mengumpulkan ilmu tersebut lebih banyak lagi, tentu tidak akan bermanfaat bagimu, kecuali jika engkau bisa melakukan tiga hal:” Janganlah engkau mencintai dunia, karena dunia bukan tempat kesenangan orang mukmin. Janganlah engkau bergaul dengan syetan karena syetan bukanlah temannya orang mukmin. Janganlah engkau menyakiti seseorang, karena itu bukan perbuatan orang mukmin.
Yahya bin Mu’adz Arrazi berkata: ”Berbahagialah orang yang meninggalkan dunia(menginfakkan hartanya) sebelum dunia meninggalkannya; membangun kuburnya (memperbanyak amal) sebelum memasukinya. Ridha kepada Rabb-nya (melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya) sebelum bertemu dengan-Nya.”
Orang-orang dahulu sebelum kita saling berpesan dalam tiga hal:”Barangsiapa yang beramal semata-mata untuk bekal di akhirat, maka Alloh akan mencukupkan urusan agama dan dunianya. Barangsiapa yang niat hati nuraninya baik, maka Alloh akan membuat baik lahiriahnya. Barangsiapa memperbaiki hubungan dirinya dengan Alloh, maka Alloh akan memperbaiki hubungannya dengan sesama manusia.”
Nabi Saw bersabda: “Barangsiapa keluar dari hinanya kemaksiatan kepada mulianya ketaatan, maka Alloh akan menjadikan dia kaya bukan karena harta, memperkuatnya bukan karena tentara, dan memuliakannya tanpa butuh dukungan anak buah.”
Shaleh Al-Marqadi pernah lewat pada perkampungan sambil berkata:”Di mana keluargamu yang dahulu? Di mana penduduk-pendudukmu yang sudah lalu? Tiba-tiba terdengar suara di balik tabir yang menjawabnya:”Bekas-bekas mereka sudah sirna, tubuh-tubuh mereka sudah punah tertimbun tanah, yang tinggal adalah karya mereka tergantung di atas leher-leher mereka.”
Sebagian ahli hikmah sudah memilih empat butir hikmah dari empat kitab suci: dari kitab Taurot, barangsiapa puas dengan pemberian Alloh, maka dia akan merasa tenang dan hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Dari kitab injil: Barangsiapa bisa mengendalikan syahwatnya, maka ia akan mulia di dunia dan di akhirat. Dari Kitab jabur: barangsiapa berdikari terlepas dari orang lain, tentu ia akan selamat di dunia dan di akhirat. Dari Kitab Al-Qur'an: barangsiapa bisa menjaga lisannya, selamatlah ia di dunia dan di akhirat.”
Abdulloh bin Mubarok berkata: ”Sesungguhnya seorang ahli hikmah sudah menghimpun banyak hadis dan memilih di antaranya empat puluh ribu hadits, kemudian dipilih lagi hingga menjadi empat ribu hadits, kemudian dipilih lagi hingga menjadi empat ratus hadits, kemudian disaring lagi menjadi empat puluh hadits, akhirnya disaring lagi menjadi empat perkataan yang bunyinya:”Pertama, janganlah engkau terlalu mempercayai wanita dalam semua hal. Kedua, janganlah engkau tertipu dengan harta benda dalam semua keadaan. Ketiga, jangan membebani perut besarmu dengan apa yang tidak mampu diterimanya. Keempat, janganlah engkau mengumpulkan ilmu yang tidak ada manfaatnya.”
Hamid Al-Lafaf berkata:”Aku pernah mencari empat hal dengan empat hal, ternyata jalan itu salah, dan aku malah menemukannya dalam empat hal:”Aku mencari kekayaan dengan mengumpulkan harta benda, tetapi aku tidak menemukannya. Ternyata kekayaan tersebut kutemukan dalam sifat konaah (menerima apa adanya). Aku mendambakan hidup yang tenteram pada harta benda yang melimpah ruah, tetapi ternyata kutemukan ketenteraman itu pada sedikitnya harta benda. Aku mencari kelezatan dengan mengejar kenikmatan, ternyata kelezatan itu kutemukan pada badan yang sehat. Aku mencari rezeki di bumi, tetapi kutemukan rezeki itu di langit.”
JANGAN SAYANGI HARTAMU, JANGAN CINTAI DUNIA
Kita adalah manusia-manusia akhirat. Hidup melata di muka bumi ini bukan untuk mencari harta kekayaan dunia, melainkan untuk mencari kebahagiaan di akhirat. Dan yang akan menjadikan kita bahagia di akhirat hanyalah ridho Alloh. Maka ridho Alloh saja yang utama. Para ahli sufi mengatakan, dimasukkan ke neraka sekalipun, jika sambil mendapatkan ridho Alloh, maka api neraka tidak akan menjadi masalah.
Dunia Alloh berikan kepada kita bukan untuk dicintai, dipeluk disayang-sayang, namun untuk dibelanjakan di jalan Alloh—digunakan semaksimal mungkin untuk ibadah, untuk mencari keridhaan Alloh. Orang-orang yang mencintai dunia dan menjadikan dunia tujuan pencariannya adalah orang-orang yang tertipu.
Kebodohan telah membutakan mata lahir dan mata hatinya. Dia tidak mau mempelajari kehidupan, seringkali orang begitu menyeyangi hartanya dan kehidupannya sangat melarat, namun seringkali orang tidak sayang dengan hartanya, banyak memberi dan bersedekah, namun kekayaan seakan terus membanjir kepadanya, seperti tidak pernah ada habisnya. Dia tidak mengerti, bahwa semua kekayaan dunia di langit dan di bumi milik Alloh, dan Sang Pemilik memerintahkan manusia harus menginfakkanya.
Tujuan dia hanyalah dunia. Padahal akhiratlah tempat pulang dia sesungguhnya.
Dia tertipu oleh dunia.
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (Hud: 15-16)
“Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" Anda merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah Anda puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.” (Attubah: 38)
“Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”(Annisa: 134)
“Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (Arra’du 26)
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (Asy-Syuuro: 20)
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah Anda memahaminya?” (Al-An’am: 32)
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara Anda serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan Anda lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadiid: 20)
“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al-Kahfi: 45)
“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika Anda beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala keppadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” (Muhammad: 36)
“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka.” (Muhammad: 12)
“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).” (Al-Hijr: 3)
“...dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Az-Zukhruf: 35)
“Maka sesuatu yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal.” (Asy-Syuroo: 36)
“(yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari pada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.” (Ibrahim: 3)
“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (Al-Mukmin: 39)
“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan Anda tentang Allah.” (Faathir: 5)
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika Anda sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan Anda dengan cara yang baik.” (Al-Ahzab: 28)
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan Anda dalam (mentaati) Allah.” (Luqman: 33)
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (Arruum: 7)
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Al-Ankabuut: 64)
“Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar".” (Al-Qoshosh: 79-80)
“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika Anda menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika Anda membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (Al-A’rof: 175-176)
KENALILAH SIFAT DUNIA
Seorang pemancing, sebelum memancing ikan, dia harus lebih dahulu tahu bagaimana sifat ikan, apa kesukaan ikan, dan umpan apa yang bisa digunakan supaya mendapatkan ikan.
Demikian juga, siapapun yang ingin meraih kekayaan dunia, harus mengerti dulu sifat dunia, dan bagaimana sifat dunia sesuai yang Alloh terangkan dalam kitab suci?
Dunialah yang tercipta untuk manusia, bukan manusia yang tercipta untuk dunia. Manusia tercipta hanya untuk ibadah, itulah jalan lurus yang harus dilaluinya. Adapun dunia, jika manusia sungguh-sungguh menjalani hidupnya dalam bingkai ibadah, dunia akan mengabdi kepadanya.
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk Anda dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”(Al-Baqoroh: 29).
Seorang motivator mengatakan: Apa-apa yang datang pada diri Anda, jika Anda sudah masuk ke dalam zona Alloh, maka seluruhnya adalah urusan Alloh SWT. Sesungguhnya dia mengatakan, jika kita jalan hidup yang kita pilih adalah pengabdian kepada Alloh, maka dunia akan Alloh buat tunduk kepada kita. Kebutuhan apapun yang terlintas dalam pikiran kita, maka dunia akan datang dengan mudah kepada kita, layaknya kemudahan yang dirasakan Nabi Adam saat dia masih di surga.
Namun dalam kenyataanya, banyak sekali manusia yang malah menghambakan dirinya kepada dunia. Maka dialah yang mengejar dunia, berjuang untuknya, mengorbankan dirinya, hartanya, dan waktunya untuk mendapatkan dunia, dan resiko untuk orang seperti ini adalah kelelahan dan kehinaan. Dia terus mengejar dunia, dan karena itu dia harus rela, sebab dunia, bukannya mendekat, namun dunia itu malah menjauh.
DUNIA MENJAUH DARI ORANG YANG MENGEJARNYA
Cineam adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Meski lewat perkampungan, namun jalan raya menuju ke sana mulus sekali, nyaris tak ada lobang jalan atau jalan bergelombang. Sayang belokannya banyak dan saya harus hati-hati sekali membawa motor. Tak ada kenikmatan sempurna di dunia.
Perjalanan saya buat perlahan sambil menikmatinya. Saya berhati-hati,karena perjalanan ini saya lakukan malam hari bersama seorang teman.
Yang saya tuju adalah rumah salah seorag dosen saya. Di sana, kami disuguhi bermacam-macam kue lebaran. Namun bukan kue-kuenya yang istimewa, melainkan suguhan obrolan dari pak dosen yang bernuansa Ilahiyyah. Dia berbicara tentang betapa susahnya mengosongkan hati dari haliyyah duniawi, selalu saja dunia ini menjadi bahan kecemasan. Padahal, dengan mengosongkan pikiran dari kebingungan masalah duniawi, biasanya itu membuat dunia malah mendekat menghinakan diri.
Pernah suatu kali seorang melarat bertanya kepada seorang yang kaya raya, mengapa dia kaya sedangkan dirinya tetap miskin. Kata si orang kaya, ANDA MENJADI MISKIN KARENA DUNIA MASIH MEMBEBANI HATIMU, SEDANGKAN AKU MENJADI KAYA KARENA AKU TIDAK TERLALU SAYANG DENGAN KEKAYAANKU.
Mendengar itu saya hanya mengangguk-angguk, membenarkan ucapannya, dan mengait-ngaitkannya dengan pengalaman-pengalaman saya di hari-hari ke belakang, dan segala keterangan-keterangan yang saya baca dari buku-buku.Seringkali saya mengalami, ketika rasa cinta saya kepada seseorang berusaha saya hapus, berusaha melupakannya, memandanganya rendah dan berusaha hanya mengingat dan mencintai Alloh, tiba-tiba saja seseorang itu seperti kembali menyukai saya, dan seakan datang kepada saya dengan menghinakan diri. Namun sebaliknya, di saat saya kembali terlarut dalam rasa cinta kepadanya, dia seakan menjauh, meninggikan dirinya, dan membuat saya merasa terhina. Mungkin karena seseorang itu adalah dunia, yang mendekat jika pandangan saya merendahkannya, dan menjauh ketika saya meninggikannya.
Seringkali juga, ketika rasa sayang saya dengan uang berkurang, dan keyakinanku kepada Alloh bertambah, dan yakin hanya Alloh saja Yang Agung sedangkan harta kekayaan dunia ini hina, seringkali dunia itu datang kepada saya, dan uang saya menjadi banyak. Ini semua pertanda jelas, bahwa rumus hidup paling ampuh, hanyalah berasal dari agama. Kitab suci yang Alloh turunkan, adalah sebenar-benarnya kebenaran.
Kitab suci mengajarkan, yang harus diingat itu hanya Alloh, bukan yang lainnya. Seharusnya pikiran ini hanya digunakan untuk mengingat Alloh, dan biarkanlah hal lainnya tidak usah dipusingkan. Dunia dengan sendirinya akan datang jika Alloh berkehendak mendatangkannya. Belajarlan untuk mengingat Alloh, jangan terlalu membebani otak, ringan sajalah mengaji hanya untuk mengingat Alloh, dan biarlah nanti Alloh menurunkan ilmu-Nya kepadamu dengan kehendak-Nya. Tak usah pusingkan bagaimana caranya mencari uang, senangkan saja pikiranmu dengan mengingat Alloh dan bekerja karena Alloh, dan biarlah Alloh nanti mendatangkan uang kepadamu dengan cara-Nya.
Banyak orang terlalu memusingkan duniawi, sehingga niat dalam setiap langkahnya hanya melulu untuk meraih duniawi, padahal duniawi akan mengejar, manakala di hati orang hanya ada keinginan menggapai ridha Alloh.
JANGAN MERENDAH DI HADAPAN DUNIA
Salah satu bagian dari dunia adalah wanita. Tanpa bermaksud merendahkan wanita, Al-Qur'an menyebutkan wanita sebagai satu bagian yang sangat lelaki inginkan di samping kuda, kebun, emas dan perak. Ini sedikit menunjukkan pertanda bahwa, di hadapan seorang laki-laki, wanita banyak kesejajarannya dengan harta benda dunia.
Berdasarkan asumsi itu, saya ingin memaparkan sebuah pelajaran unik dari seorang playboy. Menurut si playboy, setelah dia melakukan penelitian sekian tahun, mengejar wanita dengan cara banyak berkorban, banyak memberi, banyak menyanjung, ternyata tidak pernah ada manfaatnya. Melayani wanita, memujinya dan menyanjung-nyanjungnya malah bisa membuat dia berbuat seenaknya kepada laki-laki, balik memandang rendah, dan bertingkah seenaknya.
Seringakali seorang lelaki rela menjadi jongosnya, menjadi pembantunya, supirnya dan menjadi malaikat yang memenuhi segala keinginannya, namun kemudian si wanita idamannya malah lari kepada lelaki lain, kemudian lelaki yang banyak berkorban ini menjadi prustasi dan dendam kepada si wanita. Ini terjadi, karena, kata si Playboy, mengabdi kepada si wanita dan banyak menyanjungnya tidak akan ada manfaatnya.
Kita mengira wanita akan terpikat dengan kita dengan banyak menyanjung dan banyak memberi kepadanya, karena kita berpikir dengan logika, sedang wanita lebih banyak berpikir dengan emosional, dan kebanyakan logika bertentangan dengan emosi.
Kata si Playboy, hal-hal yang kita pikir bisa menarik hati wanita, seperti memberikan segalanya, membiarkan wanita untuk memutusan, selalu mengalah walau wanita salah, wanita mendominasi pria, tidak pernah mentertawakan wanita, menunjukan “cinta” yang luar biasa, sangat setia dengan wanita, memuji dan memuja wanita, memberi tanpa meminta, menurut dan mengikuti mau wanita, selalu ingin berada disamping wanita, kadang justeru membuat mereka menjauh. bahkan kebalikan dari itu, seorang wanita akan tertarik justeru jika seorang laki-laki memberikan sedikit demi sedikit, pria yang selalu memutuskan, tidak pernah mengalah dan sedikit egois, wanita mengikuti pria, sering mentertawakan wanita, tidak peduli soal menunjukan “cinta”, membuat wanita takut kehilangan, memuji lalu sedikit mengejek, memberikan dan menuntut kembali, menantang dan menyuruh, selalu sibuk untuk bisa disamping wanita—pendeknya semua hal yang menurut logika kita bisa menarik wanita, ternyata kata si Playboy, justeru inilah yang bisa membuat para wanita tertarik.
Saya akan mengira ini hanyalah sebuah celotehan playboy yang jauh dari kebenaran seandainya aku tidak pernah membaca sebuah kalimat bijak dari kitab Imam Ghazali. Dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, ketika membahas nikah, Imam Ghazali mengutip sebuah perkataan ahli hikmah:”Dua orang yang jika kita merendah di hadapannya , justeru dia makan merendahkan kita, pertama orang awam, dan kedua, wanita.” Pertama kali membaca kata hikmah ini, saya tidak terlalu percaya, namun setelah membaca temuan playboy di atas, saya jadi sedikit menghargai pendapat itu.
Kesimpulannya, jika merendahkan diri kepada wanita takkan membuat mereka tertarik, dan sebaliknya, justeru sukap meninggikan dirilah yang banyak memberi manfaat—maka sepertinya, demikian halnya dalam memperlakukan harta benda dunia, karena, sebagaimana telah saya sebutkan di atas, status harta benda dunia bisa disejajarkan dengan wanita. Ialah bahwa merendahkan diri di hadapan dunia malah membuat dunia itu menjauh, namun sebaliknya meninggikan diri di hadapan dunia, malah menjadkan dunia itu mendekat.
Dalam kehidupan pun, kita bayak melihat, orang yang merendahkan diri di hadapan dunia, menjadi pelayannya dan menghamba kepadanya, kehidupannya tetap biasa-biasa saja bahkan dari waktu ke waktu, keadaannya tetap susah, namun sebaliknya, orang yang bersikap tidak peduli kepada dunia, memandang dunia rendah, berusaha meraihnya tanpa terlalu menginginkannya, justeru orang seperti inilah yang dunianya melimpah.
SEKALI LAGI, DUNIA TERCIPTA UNTUK MELAYANI MANUSIA
Pernyataan ini saya ulang-ulang karena saking pentingnya.
Manusia tercipta bukan untuk menjadi pelayan dunia, sebab dunialah yang tercipta untuk melayani manusia. Manusia hanya tercipta untuk mengabdi kepada Alloh, dan rizki dia sepanjang hidupnya telah Alloh jamin dengan terciptanya dunia ini. Manusia hanya diperintahkan untuk mengingat-Nya, shalat, berbuat baik kepada sesama karena Alloh, dan sebagainya, dan biarlah tentang kebutuhan-kebutuhannya Alloh telah menjaminnya.
Akan tetapi jika kenyataan yang terjadi adalah manusia yang malah menjadi pelayan dunia—waktu, harta, tenaga, dan pikirannya dikerahkan untuk mengejar dunia, maka yang akan terjadi, bukannya dunia itu melayani, justeru dunia itu akan menjauh, sebab tidak sesuai dengan tujuan diciptakannya.
Jika Anda belum yakin bahwa dunia tercipta untuk melayani manusia, baca, baca dan baca lagi ayat ini berulang-ulang, kemudian ambillah pengertian darinya: ”Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk Anda dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”(Al-Baqoroh: 29)
Perhatikan baik-baik kalimat:”Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk Anda...” artinya bukan kita yang tercipta untuk segala sesuatu di muka bumi, namun segala sesuatu dimuka bumi inilah yang tercipta untuk kita. Bukan kita yang tercipta untuk melayani dunia melainkan dunia yang tercipta untuk melayani kita. Maka, jika ingin mendapatkan kemudahan hidup, jangan pernah menjadi pelayan dunia.
Manusia hanya diperintahkan untuk mengabdi kepada Alloh. Itulah tujuan terciptanya dia. “Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki mereka memberikan rizki, tidak pula Aku menghendaki mereka memberi makan kepada-Ku.”
Semoga Bermanfaat
“Katakanlah, wahai Alloh Pemilik kerajaan, engkau memberika kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki...”
Tidak ada bangsa tertentu yang dikhususkan menjadi raja. Tidak ada keluarga tertentu, tidak ada orang tertentu. Semua orang, jika Alloh menghendaki, bisa tinggi kedudukannya menjadi seorang raja. Semua orang punya kesempatan menjadi raja, dan begitu pula kita, punya kesempatan menjadi raja.
Bukan menjadi raja yang perlu kita cita-citakan, namun menjadi pemimpin dunia. Kita menjadi pemimpin dunia di bidang keuangan, untuk kita salurkan ke jalan-jalan yang benar sesuai yang diridhai oleh Alloh.
Selama ini uang beredar di tangan orang-orang yang salah. Uang beredar di tangan orang-orang yang menyalurkannya untuk maksiat. Uang beredar di tangan orang-orang yang mencintai kemegahan, kemewahan, dan hanya untuk mengikuti hawa nafsu. Mereka menggunakannya untuk mempermegah pakaiannya, mempermegah kendaraannya, mempermegah rumahnya. Mereka membelanjakan uang untuk membeli obat-obatan terlarang, untuk hiburan-hiburan, untuk membeli rokok, jalan-jalan, wisata makan-makanan, nonton konser, nonton ke bioskop, dan segala pengeluaran kurang berguna lainnya.
Dengan sedekah, kita kuasai keuangan dunia. Bersedekah akan membuat kita mendapatkan balasan dari Alloh lebih banyak lagi, lalu kita memberi lebih banyak lagi, dan mendapatkan lebih banyak lagi, memberi lebih banyak lagi, dan kembali mendapatkan lebih banyak lagi—begitu seterusnya hingga uang yang ada dalam genggaman kita melimpah ruah, dan dengan begitu kita menguasai kekayaan dunia. Dan jika kekayaan sudah ada dalam genggaman kita, kita salurkan kekayaan itu untuk yang seharusnya, untuk memuliakan anak yatim, untuk memberi makan orang-orang miskin. Kita gunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan masyarakat, membina manusia-manusia supaya berjiwa pemurah, punya kasih-sayang dan baik kepada sesama.
Memang dengan sedekah ini kita menginginkan kekayaan dunia, namun tidak sampai di sana, cita-cita kita jauh lebih tinggi dari itu. Kita menginginkan kekayaan supaya kita bisa menguasai kekayaan itu, supaya nantinya kita gunakan untuk kemaslahatan ummat. Supaya kekayaan itu hanya tercurah untuk kebaikan-kebaikan. Supaya jika keuangan ada dalam genggaman kita, orang-orang yang suka menggunakan uang secara salah, tidak leluasa lagi menggunakannya, melainkan mereka tergantung kepada kita, dan jika sudah begitu, kita buat mereka tidak bisa berkutik lagi untuk menggunakan uangnya untuk maksiat. Kita memberi kepada mereka, namun jika ketahuan mereka menggunakannya untuk maksiat, kita hentikan pemberian kita kepada mereka.
KITA JELAJAHI DUNIA
Rasa pelitlah yang membuat kita terkungkung di kampung kita. Rasa pelit adalah rantai baja bergembok raksasa yang membuat kita tidak bisa ke mana-mana. Lepaskanlah rantai itu, bebaskan belenggumu dengan memberi. Tinggalkan dan jangan pernah kau lirik lagi. Tutuplah sifat pelit itu dalam sebuah peti besi tebal, kuncilah dan lemparkan anak kuncinya jauh-jauh. Kita pergi dan jelajahi dunia karunia Alloh ini, memasuki wilayah-wilayah baru, kehidupan baru, orang-orang baru, suasana baru, dan pengalaman-pengalaman baru.
Murah hati adalah sepasang sayap elang yang bisa mengembang dan mengepak, membawa si burung tinggi menjelajahi udara seluas-luasnya, sebebas-bebasnya. Menuju dunia luas, tempat dia bisa pergi kemana saja sesuka dia, menikmati alam baru, menyaksikan pemandangan baru.
Sifat memberi ini sebuah misi yang akan diterima oleh seluruh dunia. Selama ini dunia sesak dengan orang-orang yang inginnya hanya mendapatkan, maka banyak sekali copet, koruptor, penjajah, pencuri, perampok, tukang tipu, dan banyak lagi kejahatan lain. Dan selama ini dunia miskin dari orang yang senang memberi, senang berkorban. Dunia sangat butuh dengan orang-orang seperti itu, maka seluruh dunia sangat membutuhkan para penyeru yang mengajak manusia untuk cinta memberi. Jika kita tampil dengan penuh keberanian, maka kita akan menjadi manusia yang sangat dibutuhkan.
Aku telah menikmatinya sendiri. Tatkala rasa pelit itu kulepaskan, memang pada mulanya ada semacam kewaswasan, namun akhirnya, saya rasakan, saya bisa memasuki dunia baru, pengetahuan baru, orang-orang baru, dan kehidupan baru. Perjalanan menyenangkan, gemerlap kota dan kenikmatan makanan, orang-orang dari seluruh pulau nusantara, kutemui setelah aku mencoba nekad untuk memberi. Kalau Anda mau membaca, saya akan menceritakan kisah selengkapnya, hanya dalam cerita ini, saya mengganti panggilan diri dengan kata ‘aku’ supaya lebih pendek. Inilah kisahnya:
Orang berbadan besar itu sedang duduk di jalur suci. Jalur suci adalah semacam jalan yang mempunyai saung di tengah komplek asrama pesantren. Kursi yang tampak kekecilan dibanding demplon pantatnya. Dua orang sedang menemaninya ngobrol dan dia menghadapinya dengan serius. Namun melihat kedatanganku, dia antusias menyambut. “Ada apa Jang?” tanyanya.
Oh, gembiranya aku dipanggil ujang. Kayak bujangan lagi gitu. Padahal, sudah beristri beranak. Hehe.
Kukatakan kepadanya ingin melihat data santri. Dia tanya mau apa dengan data itu. Kujawab ingin melihat data anak yatim, aku ada rizki sedikit. Lalu dia katakan, anak yatim itu telah ada walinya masing-masing, telah ada yang menanggungnya.”Saran saya, supaya epektif, berikan saja pada santri yang jelas-jelas kurang mampu, itu di bagian kebersihan.”
Mendengar itu aku tertegun, sebab aku hanya ingin memberikan uangku kepada anak yatim. Itu pun anak yatim dari para santri perempuan. Bukannya tidak ingin memberi kepada santri laki-laki, namun sebagian mereka perokok dan aku khawatir mereka membelikan uang itu untuk rokok. Aku tak rela, sedang jika uang itu kuberikan kepada santri yatim perempuan, tidak munkin mereka membelikannya untuk rokok.
Kukatakan lagi pada Kang Ajid, orang berbadan besar itu, bahwa aku tetap ingin memberi anak yatim. Namun dia kembali mengulangi sarannya, supaya apektif, lebih baik uang diberikan kepada santri kurang mampu saja. Dan aku kalah ketika dia teriak memanggil seorang santri ketua kebersihan. Dan aku pasrah. Biarlah, mudah-mudahan memberi mereka pun besar pahalanya.
Dan ketika ketua kebersihan datang, kucium tangan Kang Ajid, mengikuti santri itu menuju pondok kayu sederhana di pinggir sawah. Ketika masuk, di dalamnya banyak sekali lemari. Itu lemari milik para penghuninya.
Si Ketua kebersihan mempersilahkanku duduk pada sebuah bangku kayu yang dialasi tikar. Langsung kutanyakan kepadanya, berapa orang semuanya di sini?. Dia katakan, dua belas orang.
“Tidak keberatan jika aku titip pesan?” tanyaku.
“Tidak sama sekali” jawabnya.
“Uang ini memang sedikit. Tapi, tolong sampaikan kepada teman-temanmu, jangan sampai membelikan uang ini pada rokok. Mereka suka merokok?”
“Ya.”
“Tolong sampaikan ya!”
“Iya”
“Anda sendiri suka merokok?” tanyaku
“Tidak.”
“Nah, kalau begitu, khusus untukmu aku beri lebih. Yang lain sepuluh ribu, Anda dua puluh ribu.”
“Terima kasih sebelumnya. Terima kasih sekali.”
Bereslah uang hari itu kuberikan. Total semuanya 170.000. Lega sekali dan rasanya begitu bahagia mendengar orang itu berterima kasih kepadaku. Seharusnya, bukan orang itu yang berterima kasih kepadaku, tapi akulah yang harus berterima kasih kepadanya. Mereka telah menerima pemberianku, dan karena itu, berarti mereka menyediakan dirinya untuk kujadikan jalan menggapai keridhaan Alloh.
Ingat segala karunia Alloh dan kemurahan-Nya rasanya aku ingin menangis. Dia memberikan rezeki kepadaku, dan setelah itu dia ilhamkan juga kepadaku kemauan untuk memberikannya. Uang itu kusedekahkan karena telah kurasakan kebenaran janji-Nya. Setelah aku memberi kepada orang-orang, pendapatkanku menjadi banyak, melimpah ruah, datang dari mana-mana. Betapa kasih sayangnya Alloh kepadaku dan kepada semua manusia. Lihatlah Dia telah memberi tahu, bahwa mendapatkan rizki sebanyak-banyaknya caranya mudah saja, yaitu tinggal memberi sebanyak-banyaknya. Motor yang kutunggangi ini, adalah bukti nyata kebenaran janji Alloh itu. Setelah aku memberi kepada anak-anak yatim, tiba-tiba kepala sekolah memberikanku sebuah motor. Vega R.
Sekarang, setelah uang itu kuberikan kepada mereka, tinggal kutunggu, apa yang akan Alloh kehendaki pada kehidupanku. Aku tinggal menunggu.
Dan hari Jum’at kuterima sebuah pesan dari wakil kepala sekolah, jika aku harus siap-siap, sebab hari Senin nanti, aku harus berangkat ke Jakarta untuk mengikuti seminar selama tiga hari.
Dalam hati aku menduga-duga, “Ya Alloh, benarkah jalan rizkiku akan datang dari sana, dari kota, dari Jakarta. Tapi bagaimana? Ya Alloh, aku berserah diri kepada-Mu, aku tidak mau berharap terlalu banyak kepada manusia. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Memberi.”
Tiba hari Senin, wakil kepala sekolah mengantarkanku ke kota dengan kijang coklat. Derat-derit suara onderdilnya menyedihkan sekali. Aku kasihan kijang ini dibawa lari kencang. Kami diburu waktu, jam sudah menunjukkan pukul delapan lebih, sedang aku, harus sampai di Jakarta sebelum pukul 4.00 sore. Jika terlambat, bisa gagal acaraku. Sebab salah satu syarat mengikuti acara itu aku harus mendapatkan kartu undangan dari loantai 8 Kementerian Agama. Tanpa kartu undangan itu aku takkan bisa memasuki hotel. Kartu undangan itu sebagai tanda bahwa aku sah bisa mengikuti seminar.
Tiba di terminal, sebelum naik bis, wakil kepala sekolah memberiku uang tiga ratus lima puluh ribu. Tak kusangka, padahal ke Jakarta, bolak balik, cukup dengan uang seratus ribu. Atau paling banyak seratus lima puluh ribu. Di dalam mobil aku menangis, ingat kemurahan Alloh kepadaku.
Alhamdulillah, aku tiba di lantai 8 Kementerian Agama sebelum pukul 4.00. surat undangan itu kudapatkan, dan aku menuju hotel.
Hotel? Aku menuju hotel? Kalau tidak salah, inilah kali pertamanya aku menginap di hotel.
Kukira, hotel Jakarta bukanlah hotel sembarangan. Paling tidak lima tingkat denan fasilitas turun naik pake lip. Dan ternyata, lebih dari yang kuduga. Hotel yang kudatangi itu sebuah hotel dengan tarip mahal. Seratus ribu per jam. Setidaknya aku akan dua hari tinggal di sana, maka berate aku akan tinggal 2 x 24 jam = 48 x 100.000 = 4.800.000.
Dan demikianlah yang terjadi. Aku tinggal di hotel itu dalam keadaan bahagia sekali. Makan enak, boleh milih sesuka hati, dengan menu-menu bergizi, buah-buahan, pudding, minuman-minuman enak, tidur dan mandi dengan nyaman sekali. Di kamar mandi ada cermin besar, yang setiap kali aku masuk ke sana, aku bisa melihat wajah tampanku. Hey, Anda jangan mencibir dong. Bukannya aku sombong ngaku-ngaku tampan! Kan diajarkan oleh agama juga, jika bercermin itu kita harus berdo’a. Ya Alloh, sebagaimana Engkau telah memperindah wajahku, perindah pula akhlaqku.” Berarti di sana ada pengakuan, bahwa wajah kita ini indah. Ya, begitulah alasannya mengapa aku ngaku-ngaku diriku tampan. Tampan sekedar jika dibandingkan dengan binatang.
Kita teruskan lagi, pokoknya aku tinggal di hotel itu dengan fasilitas serba menyenangkan. Kamar full AC, televisi, tempat tidur empuk, meja rias, telfon, internet bebas pulsa, kamar mandi dengan shower, yang jika diputar tombolnya, air seperti hujan menyiramku, yang jika aku mau, aku bisa memutarnya menjadi dingin, dan bisa pula memutarnya menjadi air hangat.
Satu jenis makanan paling tidak berharga tiga puluh ribu, belum jika ingin makan berbagai macam, belum lagi minuman, buah-buahan, entah harus berapa uang kukeluarkan jika harus dari saku sendiri. Tapi di sini, aku bisa bebas makan sesukanya, mengambil apapun yang kuinginkan, daging sapi, sayur, goreng ayam, cap-cay, rujak, dan berbagai macam makanan yang enak-enak, dan semua itu gratis. Kalau kuhitung, entah berapa juta yang harus kubayar untuk semua fasilitas ini.
Oh ya, hotel yang kutinggali ini namanya hotel Maharani. Kalau tidak salah, ada sembilan entah sepuluh tingkat, aku lupa lagi. Aku turun naik ke atas ke bawah, bisa memakai lif. Dan beres acara seminar, panitia menganti ongkosku sebesar 300.000, kemudian bekal harianku sebesar 690.000. Jadi semuanya 990.000. Uang di dompetku bertambah 990.000. Masya Alloh.
Ini semua, kehadiranku di sini, dan semua fasilitas yang kunikmati, semua ini atas kehendak Alloh. Ini sangat jarang kudapatkan, dan yakin kudapatkan, karena Alloh tidak pernah mengingkari janji-Nya…
Inilah balasan dari sedekahku beberapa hari lalu. Ya Alloh, terima kasih ya Alloh. Ini sebuah petualangan yang indah. Luas rasanya dunia, dan aku tiba di tempat yang tidak pernah kuinjak sebelumnya, bukan dengan kemampuanku melainkan dengan kekuasaan Alloh. Itu baru sedekah sedikit saja, maka pastilah terlebih lagi jika sedekah lebih banyak, aku akan menikmati petualangan ke seluruh dunia.
RISAU MENGHADAPI DUNIA MERUPAKAN KEGELAPAN DI DALAM HATI
Nabi bersabda: “Barangsiapa niatnya akhirat maka Alloh akan menyatukan urusannya, dan akan menjadikan kekayaan di dalam hatinya, dan dunia datang kepadanya dengan menghinakan diri, dan barangsiapa niatnya dunia, maka Alloh akan mencerai-beraikan hatinya, dan Alloh jadikan kefakiran membayang di depan matanya, dan dunia tidak datang kepadanya melainkan sebatas apa yang sudah ditetapkan untuknya.” (Al-Hadits).
Utsman bin Affan RA berkata: ”Risau menghadapi dunia merupakan kegelapan di dalam hati, sedangkan kepayahan menghadapi akhirat menjadikan sinar penerang hati.”
Yahya bin Muadz berkata: ”Seorang yang mulia tidak akan melanggar tuntunan Alloh, sedangkan seorang yang bijaksana tidak mengutamakan kehidupan dunia dengan mengesampingkan akhirat.”
Al-A’masy berkata: ”Barangsiapa hidupnya bermodalkan taqwa, maka lidahnya tidak sanggup menghitung besarnya keuntungan agama, dan barang siapa yang hidupnya bermodalkan dunia semata, maka lidahnya tidak akan sanggup menghitung besarnya kerugian agamanya.”
Nabi Saw bersabda: ”Pangkal segala kesalahan adalah terlalu mencintai dunia, sedangkan pangkal segala fitnah adalah keengganan membayar yang sepersepuluh dan zakat.”
Seorang penya’ir berkata:
Wahai orang yang sibuk dengan dunianya
Sungguh ia sudah tertipu oleh angan-angan yang panjang
Apakah ia tenggelam dalam kelalaian
Padahal ajal semakin dekat
Mati itu akan datang tiba-tiba
Sedangkan kubur itu merupakan kotak amal
Bersabarlah atas segala derita dunia
Sebab mati akan datang tepat pada waktunya
Diriwayatkan dari Nabi, beliau bersabda: ”Barangsiapa di pagi harinya terus mengeluh tentang kesulitan hidupnya, maka seakan-akan ia mengeluh kepada Tuhannya, barangsiapa yang pagiharinya sudah merasa sedih terhadap urusan dunia yang sudah menimpanya berarti sejak pagi ia sudah membenci Alloh, tidak sabar dengan takdir Alloh. Barangsiapa tunduk dan hormat kepada orang kaya disebabkan kekayaannya maka hilanglah dua pertiga agamanya.”
Utsman bin Affan ra berkata:”Barangsiapa menghindarkan diri dari dunia, maka Alloh akan mencintainya. Barang siapa selalu menjauhi perbuatan dosa, pasti ia akan dicintai malaikat. Barangsiapa tidak mempunyai keinginan mengambil untung dari umat Islam, maka ia akan dicintai orang-orang Islam.”
Ali bin Abi Thalib berkata:”Sesungguhnya di antara kenikmatan yang ada di dunia ini, maka cukup bagimu Islam sebagai suatu kenikmatan. Sesungguhnya diantara kesibukan-kesibukan yang ada, maka cukup bagimu kesibukan untuk berbuat taat. Sesungguhnya diantara kperingatan, maka cukup bagimu mati sebagai peringatan.”
Abdulloh bin Mas’ud berkata: Banyak orang terkecoh dengan kenikmatan yang diberikan kepadanya. Banyak pula orang yang terjebak oleh sanjungan dan pujaan yang ditujukan kepadanya. Banyak pula orang yang tertipu karena tutupan atas aibnya.”
Malaikat Jibril berkata:”Hai Muhammad, hiduplah sekehendakmu, tetapi sadarlah bahwa engkau akan mati. Cintailah siapa yang engkau cintai, tetapi ingatlah, engkau akan berpisah dengannya. Berbuatlah sekehendakmu, tetapi sadarlah engkau akan dibalas.”
Nabi Ibarahim Alaihissalam pernah ditanya, apakah yang menyebabkan engkau dijadikan kekasih oleh Alloh? beliau menjawab:” Karena tiga hal, yaitu: Aku labih mementingkan urusan Alloh dari pada yang lain. Aku tidak merasa risau kepada jaminan Alloh kepadaku, dan aku tidak pernah makan malam dan makan pagi kecuali bersama tamu.”
Diriwayatkan bahwa ada seorang lelaki Bani Israil mengumpulkan delapan puluh peti berisi buku-buku keagamaan, namun semua itu tidak bermanfaat baginya. Maka Alloh mewahyukan kepada Nabi mereka ketika itu, supaya berkata kepada pengumpul ilmu itu sebagai berikut: ”Andaikan engkau mengumpulkan ilmu tersebut lebih banyak lagi, tentu tidak akan bermanfaat bagimu, kecuali jika engkau bisa melakukan tiga hal:” Janganlah engkau mencintai dunia, karena dunia bukan tempat kesenangan orang mukmin. Janganlah engkau bergaul dengan syetan karena syetan bukanlah temannya orang mukmin. Janganlah engkau menyakiti seseorang, karena itu bukan perbuatan orang mukmin.
Yahya bin Mu’adz Arrazi berkata: ”Berbahagialah orang yang meninggalkan dunia(menginfakkan hartanya) sebelum dunia meninggalkannya; membangun kuburnya (memperbanyak amal) sebelum memasukinya. Ridha kepada Rabb-nya (melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya) sebelum bertemu dengan-Nya.”
Orang-orang dahulu sebelum kita saling berpesan dalam tiga hal:”Barangsiapa yang beramal semata-mata untuk bekal di akhirat, maka Alloh akan mencukupkan urusan agama dan dunianya. Barangsiapa yang niat hati nuraninya baik, maka Alloh akan membuat baik lahiriahnya. Barangsiapa memperbaiki hubungan dirinya dengan Alloh, maka Alloh akan memperbaiki hubungannya dengan sesama manusia.”
Nabi Saw bersabda: “Barangsiapa keluar dari hinanya kemaksiatan kepada mulianya ketaatan, maka Alloh akan menjadikan dia kaya bukan karena harta, memperkuatnya bukan karena tentara, dan memuliakannya tanpa butuh dukungan anak buah.”
Shaleh Al-Marqadi pernah lewat pada perkampungan sambil berkata:”Di mana keluargamu yang dahulu? Di mana penduduk-pendudukmu yang sudah lalu? Tiba-tiba terdengar suara di balik tabir yang menjawabnya:”Bekas-bekas mereka sudah sirna, tubuh-tubuh mereka sudah punah tertimbun tanah, yang tinggal adalah karya mereka tergantung di atas leher-leher mereka.”
Sebagian ahli hikmah sudah memilih empat butir hikmah dari empat kitab suci: dari kitab Taurot, barangsiapa puas dengan pemberian Alloh, maka dia akan merasa tenang dan hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Dari kitab injil: Barangsiapa bisa mengendalikan syahwatnya, maka ia akan mulia di dunia dan di akhirat. Dari Kitab jabur: barangsiapa berdikari terlepas dari orang lain, tentu ia akan selamat di dunia dan di akhirat. Dari Kitab Al-Qur'an: barangsiapa bisa menjaga lisannya, selamatlah ia di dunia dan di akhirat.”
Abdulloh bin Mubarok berkata: ”Sesungguhnya seorang ahli hikmah sudah menghimpun banyak hadis dan memilih di antaranya empat puluh ribu hadits, kemudian dipilih lagi hingga menjadi empat ribu hadits, kemudian dipilih lagi hingga menjadi empat ratus hadits, kemudian disaring lagi menjadi empat puluh hadits, akhirnya disaring lagi menjadi empat perkataan yang bunyinya:”Pertama, janganlah engkau terlalu mempercayai wanita dalam semua hal. Kedua, janganlah engkau tertipu dengan harta benda dalam semua keadaan. Ketiga, jangan membebani perut besarmu dengan apa yang tidak mampu diterimanya. Keempat, janganlah engkau mengumpulkan ilmu yang tidak ada manfaatnya.”
Hamid Al-Lafaf berkata:”Aku pernah mencari empat hal dengan empat hal, ternyata jalan itu salah, dan aku malah menemukannya dalam empat hal:”Aku mencari kekayaan dengan mengumpulkan harta benda, tetapi aku tidak menemukannya. Ternyata kekayaan tersebut kutemukan dalam sifat konaah (menerima apa adanya). Aku mendambakan hidup yang tenteram pada harta benda yang melimpah ruah, tetapi ternyata kutemukan ketenteraman itu pada sedikitnya harta benda. Aku mencari kelezatan dengan mengejar kenikmatan, ternyata kelezatan itu kutemukan pada badan yang sehat. Aku mencari rezeki di bumi, tetapi kutemukan rezeki itu di langit.”
JANGAN SAYANGI HARTAMU, JANGAN CINTAI DUNIA
Kita adalah manusia-manusia akhirat. Hidup melata di muka bumi ini bukan untuk mencari harta kekayaan dunia, melainkan untuk mencari kebahagiaan di akhirat. Dan yang akan menjadikan kita bahagia di akhirat hanyalah ridho Alloh. Maka ridho Alloh saja yang utama. Para ahli sufi mengatakan, dimasukkan ke neraka sekalipun, jika sambil mendapatkan ridho Alloh, maka api neraka tidak akan menjadi masalah.
Dunia Alloh berikan kepada kita bukan untuk dicintai, dipeluk disayang-sayang, namun untuk dibelanjakan di jalan Alloh—digunakan semaksimal mungkin untuk ibadah, untuk mencari keridhaan Alloh. Orang-orang yang mencintai dunia dan menjadikan dunia tujuan pencariannya adalah orang-orang yang tertipu.
Kebodohan telah membutakan mata lahir dan mata hatinya. Dia tidak mau mempelajari kehidupan, seringkali orang begitu menyeyangi hartanya dan kehidupannya sangat melarat, namun seringkali orang tidak sayang dengan hartanya, banyak memberi dan bersedekah, namun kekayaan seakan terus membanjir kepadanya, seperti tidak pernah ada habisnya. Dia tidak mengerti, bahwa semua kekayaan dunia di langit dan di bumi milik Alloh, dan Sang Pemilik memerintahkan manusia harus menginfakkanya.
Tujuan dia hanyalah dunia. Padahal akhiratlah tempat pulang dia sesungguhnya.
Dia tertipu oleh dunia.
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (Hud: 15-16)
“Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" Anda merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah Anda puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.” (Attubah: 38)
“Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”(Annisa: 134)
“Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (Arra’du 26)
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (Asy-Syuuro: 20)
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah Anda memahaminya?” (Al-An’am: 32)
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara Anda serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan Anda lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadiid: 20)
“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al-Kahfi: 45)
“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika Anda beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala keppadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” (Muhammad: 36)
“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka.” (Muhammad: 12)
“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).” (Al-Hijr: 3)
“...dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Az-Zukhruf: 35)
“Maka sesuatu yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal.” (Asy-Syuroo: 36)
“(yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari pada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.” (Ibrahim: 3)
“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (Al-Mukmin: 39)
“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan Anda tentang Allah.” (Faathir: 5)
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika Anda sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan Anda dengan cara yang baik.” (Al-Ahzab: 28)
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan Anda dalam (mentaati) Allah.” (Luqman: 33)
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (Arruum: 7)
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Al-Ankabuut: 64)
“Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar".” (Al-Qoshosh: 79-80)
“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika Anda menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika Anda membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (Al-A’rof: 175-176)
KENALILAH SIFAT DUNIA
Seorang pemancing, sebelum memancing ikan, dia harus lebih dahulu tahu bagaimana sifat ikan, apa kesukaan ikan, dan umpan apa yang bisa digunakan supaya mendapatkan ikan.
Demikian juga, siapapun yang ingin meraih kekayaan dunia, harus mengerti dulu sifat dunia, dan bagaimana sifat dunia sesuai yang Alloh terangkan dalam kitab suci?
Dunialah yang tercipta untuk manusia, bukan manusia yang tercipta untuk dunia. Manusia tercipta hanya untuk ibadah, itulah jalan lurus yang harus dilaluinya. Adapun dunia, jika manusia sungguh-sungguh menjalani hidupnya dalam bingkai ibadah, dunia akan mengabdi kepadanya.
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk Anda dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”(Al-Baqoroh: 29).
Seorang motivator mengatakan: Apa-apa yang datang pada diri Anda, jika Anda sudah masuk ke dalam zona Alloh, maka seluruhnya adalah urusan Alloh SWT. Sesungguhnya dia mengatakan, jika kita jalan hidup yang kita pilih adalah pengabdian kepada Alloh, maka dunia akan Alloh buat tunduk kepada kita. Kebutuhan apapun yang terlintas dalam pikiran kita, maka dunia akan datang dengan mudah kepada kita, layaknya kemudahan yang dirasakan Nabi Adam saat dia masih di surga.
Namun dalam kenyataanya, banyak sekali manusia yang malah menghambakan dirinya kepada dunia. Maka dialah yang mengejar dunia, berjuang untuknya, mengorbankan dirinya, hartanya, dan waktunya untuk mendapatkan dunia, dan resiko untuk orang seperti ini adalah kelelahan dan kehinaan. Dia terus mengejar dunia, dan karena itu dia harus rela, sebab dunia, bukannya mendekat, namun dunia itu malah menjauh.
DUNIA MENJAUH DARI ORANG YANG MENGEJARNYA
Cineam adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Meski lewat perkampungan, namun jalan raya menuju ke sana mulus sekali, nyaris tak ada lobang jalan atau jalan bergelombang. Sayang belokannya banyak dan saya harus hati-hati sekali membawa motor. Tak ada kenikmatan sempurna di dunia.
Perjalanan saya buat perlahan sambil menikmatinya. Saya berhati-hati,karena perjalanan ini saya lakukan malam hari bersama seorang teman.
Yang saya tuju adalah rumah salah seorag dosen saya. Di sana, kami disuguhi bermacam-macam kue lebaran. Namun bukan kue-kuenya yang istimewa, melainkan suguhan obrolan dari pak dosen yang bernuansa Ilahiyyah. Dia berbicara tentang betapa susahnya mengosongkan hati dari haliyyah duniawi, selalu saja dunia ini menjadi bahan kecemasan. Padahal, dengan mengosongkan pikiran dari kebingungan masalah duniawi, biasanya itu membuat dunia malah mendekat menghinakan diri.
Pernah suatu kali seorang melarat bertanya kepada seorang yang kaya raya, mengapa dia kaya sedangkan dirinya tetap miskin. Kata si orang kaya, ANDA MENJADI MISKIN KARENA DUNIA MASIH MEMBEBANI HATIMU, SEDANGKAN AKU MENJADI KAYA KARENA AKU TIDAK TERLALU SAYANG DENGAN KEKAYAANKU.
Mendengar itu saya hanya mengangguk-angguk, membenarkan ucapannya, dan mengait-ngaitkannya dengan pengalaman-pengalaman saya di hari-hari ke belakang, dan segala keterangan-keterangan yang saya baca dari buku-buku.Seringkali saya mengalami, ketika rasa cinta saya kepada seseorang berusaha saya hapus, berusaha melupakannya, memandanganya rendah dan berusaha hanya mengingat dan mencintai Alloh, tiba-tiba saja seseorang itu seperti kembali menyukai saya, dan seakan datang kepada saya dengan menghinakan diri. Namun sebaliknya, di saat saya kembali terlarut dalam rasa cinta kepadanya, dia seakan menjauh, meninggikan dirinya, dan membuat saya merasa terhina. Mungkin karena seseorang itu adalah dunia, yang mendekat jika pandangan saya merendahkannya, dan menjauh ketika saya meninggikannya.
Seringkali juga, ketika rasa sayang saya dengan uang berkurang, dan keyakinanku kepada Alloh bertambah, dan yakin hanya Alloh saja Yang Agung sedangkan harta kekayaan dunia ini hina, seringkali dunia itu datang kepada saya, dan uang saya menjadi banyak. Ini semua pertanda jelas, bahwa rumus hidup paling ampuh, hanyalah berasal dari agama. Kitab suci yang Alloh turunkan, adalah sebenar-benarnya kebenaran.
Kitab suci mengajarkan, yang harus diingat itu hanya Alloh, bukan yang lainnya. Seharusnya pikiran ini hanya digunakan untuk mengingat Alloh, dan biarkanlah hal lainnya tidak usah dipusingkan. Dunia dengan sendirinya akan datang jika Alloh berkehendak mendatangkannya. Belajarlan untuk mengingat Alloh, jangan terlalu membebani otak, ringan sajalah mengaji hanya untuk mengingat Alloh, dan biarlah nanti Alloh menurunkan ilmu-Nya kepadamu dengan kehendak-Nya. Tak usah pusingkan bagaimana caranya mencari uang, senangkan saja pikiranmu dengan mengingat Alloh dan bekerja karena Alloh, dan biarlah Alloh nanti mendatangkan uang kepadamu dengan cara-Nya.
Banyak orang terlalu memusingkan duniawi, sehingga niat dalam setiap langkahnya hanya melulu untuk meraih duniawi, padahal duniawi akan mengejar, manakala di hati orang hanya ada keinginan menggapai ridha Alloh.
JANGAN MERENDAH DI HADAPAN DUNIA
Salah satu bagian dari dunia adalah wanita. Tanpa bermaksud merendahkan wanita, Al-Qur'an menyebutkan wanita sebagai satu bagian yang sangat lelaki inginkan di samping kuda, kebun, emas dan perak. Ini sedikit menunjukkan pertanda bahwa, di hadapan seorang laki-laki, wanita banyak kesejajarannya dengan harta benda dunia.
Berdasarkan asumsi itu, saya ingin memaparkan sebuah pelajaran unik dari seorang playboy. Menurut si playboy, setelah dia melakukan penelitian sekian tahun, mengejar wanita dengan cara banyak berkorban, banyak memberi, banyak menyanjung, ternyata tidak pernah ada manfaatnya. Melayani wanita, memujinya dan menyanjung-nyanjungnya malah bisa membuat dia berbuat seenaknya kepada laki-laki, balik memandang rendah, dan bertingkah seenaknya.
Seringakali seorang lelaki rela menjadi jongosnya, menjadi pembantunya, supirnya dan menjadi malaikat yang memenuhi segala keinginannya, namun kemudian si wanita idamannya malah lari kepada lelaki lain, kemudian lelaki yang banyak berkorban ini menjadi prustasi dan dendam kepada si wanita. Ini terjadi, karena, kata si Playboy, mengabdi kepada si wanita dan banyak menyanjungnya tidak akan ada manfaatnya.
Kita mengira wanita akan terpikat dengan kita dengan banyak menyanjung dan banyak memberi kepadanya, karena kita berpikir dengan logika, sedang wanita lebih banyak berpikir dengan emosional, dan kebanyakan logika bertentangan dengan emosi.
Kata si Playboy, hal-hal yang kita pikir bisa menarik hati wanita, seperti memberikan segalanya, membiarkan wanita untuk memutusan, selalu mengalah walau wanita salah, wanita mendominasi pria, tidak pernah mentertawakan wanita, menunjukan “cinta” yang luar biasa, sangat setia dengan wanita, memuji dan memuja wanita, memberi tanpa meminta, menurut dan mengikuti mau wanita, selalu ingin berada disamping wanita, kadang justeru membuat mereka menjauh. bahkan kebalikan dari itu, seorang wanita akan tertarik justeru jika seorang laki-laki memberikan sedikit demi sedikit, pria yang selalu memutuskan, tidak pernah mengalah dan sedikit egois, wanita mengikuti pria, sering mentertawakan wanita, tidak peduli soal menunjukan “cinta”, membuat wanita takut kehilangan, memuji lalu sedikit mengejek, memberikan dan menuntut kembali, menantang dan menyuruh, selalu sibuk untuk bisa disamping wanita—pendeknya semua hal yang menurut logika kita bisa menarik wanita, ternyata kata si Playboy, justeru inilah yang bisa membuat para wanita tertarik.
Saya akan mengira ini hanyalah sebuah celotehan playboy yang jauh dari kebenaran seandainya aku tidak pernah membaca sebuah kalimat bijak dari kitab Imam Ghazali. Dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, ketika membahas nikah, Imam Ghazali mengutip sebuah perkataan ahli hikmah:”Dua orang yang jika kita merendah di hadapannya , justeru dia makan merendahkan kita, pertama orang awam, dan kedua, wanita.” Pertama kali membaca kata hikmah ini, saya tidak terlalu percaya, namun setelah membaca temuan playboy di atas, saya jadi sedikit menghargai pendapat itu.
Kesimpulannya, jika merendahkan diri kepada wanita takkan membuat mereka tertarik, dan sebaliknya, justeru sukap meninggikan dirilah yang banyak memberi manfaat—maka sepertinya, demikian halnya dalam memperlakukan harta benda dunia, karena, sebagaimana telah saya sebutkan di atas, status harta benda dunia bisa disejajarkan dengan wanita. Ialah bahwa merendahkan diri di hadapan dunia malah membuat dunia itu menjauh, namun sebaliknya meninggikan diri di hadapan dunia, malah menjadkan dunia itu mendekat.
Dalam kehidupan pun, kita bayak melihat, orang yang merendahkan diri di hadapan dunia, menjadi pelayannya dan menghamba kepadanya, kehidupannya tetap biasa-biasa saja bahkan dari waktu ke waktu, keadaannya tetap susah, namun sebaliknya, orang yang bersikap tidak peduli kepada dunia, memandang dunia rendah, berusaha meraihnya tanpa terlalu menginginkannya, justeru orang seperti inilah yang dunianya melimpah.
SEKALI LAGI, DUNIA TERCIPTA UNTUK MELAYANI MANUSIA
Pernyataan ini saya ulang-ulang karena saking pentingnya.
Manusia tercipta bukan untuk menjadi pelayan dunia, sebab dunialah yang tercipta untuk melayani manusia. Manusia hanya tercipta untuk mengabdi kepada Alloh, dan rizki dia sepanjang hidupnya telah Alloh jamin dengan terciptanya dunia ini. Manusia hanya diperintahkan untuk mengingat-Nya, shalat, berbuat baik kepada sesama karena Alloh, dan sebagainya, dan biarlah tentang kebutuhan-kebutuhannya Alloh telah menjaminnya.
Akan tetapi jika kenyataan yang terjadi adalah manusia yang malah menjadi pelayan dunia—waktu, harta, tenaga, dan pikirannya dikerahkan untuk mengejar dunia, maka yang akan terjadi, bukannya dunia itu melayani, justeru dunia itu akan menjauh, sebab tidak sesuai dengan tujuan diciptakannya.
Jika Anda belum yakin bahwa dunia tercipta untuk melayani manusia, baca, baca dan baca lagi ayat ini berulang-ulang, kemudian ambillah pengertian darinya: ”Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk Anda dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”(Al-Baqoroh: 29)
Perhatikan baik-baik kalimat:”Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk Anda...” artinya bukan kita yang tercipta untuk segala sesuatu di muka bumi, namun segala sesuatu dimuka bumi inilah yang tercipta untuk kita. Bukan kita yang tercipta untuk melayani dunia melainkan dunia yang tercipta untuk melayani kita. Maka, jika ingin mendapatkan kemudahan hidup, jangan pernah menjadi pelayan dunia.
Manusia hanya diperintahkan untuk mengabdi kepada Alloh. Itulah tujuan terciptanya dia. “Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki mereka memberikan rizki, tidak pula Aku menghendaki mereka memberi makan kepada-Ku.”
Semoga Bermanfaat
Langganan:
Postingan (Atom)